Penilaian Unjuk Kerja Keterampilan Berbicara

2) Penilaian Unjuk Kerja Keterampilan Berbicara

Nurgiyantoro (2001:276) mengemukakan bahwa untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosa kata yang bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara. Dalam situasi yang normal seseorang berbicara dengan motivasi ingin menyampaikan suatu informasi pada orang lain, atau ingin memberikan reaksi terhadap beberapa hal yang didengarnya. Kegiatan demikian kejelasan penuturan tidak semata-mata ditentukan oleh ketepatan bahasa(verbal), melainkan amat dibantu oleh unsure-unsur nonverbal seperti gerak-gerakan tertentu, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya, suatu hal yang tidak ditemui dalam kegiatan menulis.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam menilai kegiatan berbicara siswa. Cara penilain tentunya melihat kondisi, situasi tertentu dan keperluan masing- Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam menilai kegiatan berbicara siswa. Cara penilain tentunya melihat kondisi, situasi tertentu dan keperluan masing-

Berkaitan dengan komponen lain sebagai alat penilaian dan deskripsi kefasihan untuk menentukan tingkat kemampuan berbicara siswa, Nurgiyantoro, (2001: 284) memaparkan komponen tersebut terdiri dari komponen tekanan, tata bahasa, kosa kata, kefasihan, dan pemahaman. Penilaian tiap komponen tersebut disusun secara berskala: 1 sampai dengan 6, skor 1 berarti sangat kurang, 2 berarti kurang, 3 berarti cukup, 4 berarti sangat cukup, 5 berarti baik, sedangkan 6 berarti sangat baik. Adapun deskripsi kefasihan untuk masing- masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tekanan

a) Ucapan sering tidak dapat dipahami.

b) Sering terjadi kesalahan yang menyulitkan pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.

c) Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

d) Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak menyebabkan kesalahpahaman.

e) Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan standar.

f) Ucapan sudah standard.

2) Tata Bahasa

a) Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat.

b) Adanya kesalahan dalam penggunaan pola- pola atau susunan kata atau

susunan kata pokok dan mengganggu komunikasi.

c) Sering terjadi kesalahan dalam pola atau susunan kata tertentu karena kurang cermat yang dapat mengganggu komunikasi.

d) Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola atau susunan

kata tertentu, tetapi tidak mengganggu komunikasi.

e) Sedikit terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola atau susunan kata.

f) Tidak lebih dari dua kesalahan penggunaan tata bahasa selama berlangsungnya kegiatan berbicara.

3) Kosa Kata

a) Penggunaan kosa kata tidak tepat dalam berbicara.

b) Penggunaan kosa kata sangat terbatas pada keperluan dasar personal.

c) Pemilihan kosa kata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya dan menghambat kelancaran komunikasi.

d) Penggunaan kosa kata teknis tepat dalam pembicaraan.

e) Penggunaan kosa kata teknis lebih luas dan cermat, sesuai situasi.

f) Penggunaan kosa kata teknis luas dan tepat sekali.

4) Kelancaran

a) Pembicaraan selalu berhenti dan terputus-putus, sehingga menyebebkan pembicaraannya benar-benar tidak berlangsung.

b) Pembicaraan sangat lambat, ragu-ragu dalam berbicara.

c) Pembicaraan sering tampak ragu, kalimat tidak lengkap.

d) Pembicaraan kadang-kadang masih ragu, dan penggunaan kata kadang- kadang tidak tepat.

e) Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang lancar.

f) Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

5) Pemahaman

a) Tidak mampu memahami permasalahan yang disampaikan, sehingga tidak mampu berbicara di muka kelas.

b) Sulit berbicara karena kurang memahami permasalahan.

c) Mampu memahami sebagian besar permasalahan dalam kecepatan kurang normal, dengan banyak pengulangan.

d) Mampu memahami permasalahan yang disampaikan walaupun sering diulang.

e) Mampu memahami permasalahan yang disampaikan walaupun kadang- kadang diulang.

f) Mampu memahami permasalahan yang disampaikan tanpa kesulitan. Pembobotan penilaian keterampilan berbicara sesuai dengan kriteria di

atas, dapat dilihat pada lampiran.