Peran Pemerintah Kabupaten Kudus

1. Peran Pemerintah Kabupaten Kudus

Untuk pengelolaan Situs dan kawasannya, Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Bappeda Kabupaten Kudus pada tahun 2007 pernah membuat perencanaan pengelolaan kawasan Situs Patiayam. Kegiatan tersebut tertuang dalam dokumen masterplan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Patiayam. Maksud penyusunan tersebut adalah untuk pengembangan Situs Patiayam sebagai pusat pengembangan

8 Berdasarkan catatan penulis melalui data buku pengunjung, jumlah pengunjung antara bulan Januari – Juni 2010 tercatat lebih dari 1.800 orang pengunjung. Jumlah tersebut menurut penuturan petugas jaga (Juru Pelihara) dipastikan lebih dari sejumlah itu karena diantara mereka ada yang datang dengan rombongan tetapi tidak menyebutkan jumlah orang dalam rombongannya. Ditambah lagi diantara pengunjung ada yang terlewatkan tidak mengisi buku tamu, dan ada memang yang enggan mengisi buku tamu.

Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 153 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 153

Adapun tujuan penyusunan materplan RTBL Patiayam tersebut antara lain untuk acuan bagi Pemerintah Kabupaten Kudus dan stakeholders lainnya dalam membangun, melestarikan dan mengembangkan Situs Patiayam sebagai kawasan Benda Cagar Budaya yang berkelajutan. Untuk pencapaian tujuan tesebut diterapkan filosofis “Pengembangan Berbasis Kelestarian dan Kearifan Lokal” (Bappeda Kudus, 2007. I.2). Nilai filosofis yang dimaksud adalah untuk pengembangan Kawasan Situs Patiayam akan lebih diarahkan pada upaya- upaya bagaimana mengembangkan kawasan tersebut menjadi

kawasan wisata berkelanjutan (sustainable tourism) 9 . Oleh karena itu capaian konkrit pengembangan Situs

Patiayam menjadi sebuah objek wisata andalan (wisata arkeologi - wisata alam - wisata budaya) dengan memperhatikan pada aspek kelestarian situs, pengembangan yang telah ada, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Jawaban responden mengenai aspek kelestarian situs yakni merekan menjaga kelestarian kandungan fosil dan artefak budaya yang masih tersebar dan belum ditemukan secara tuntas di situs. Kemudian Bappeda Kabupaten Kudus menyatakan bahwa dalam pengembangan situs harus arif terhadap apa

9 Catatan: pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) merupakan sebuah proses dan sistem pengembangan pariwisata yang bisa menjamin keber- langsungan (kelestarian) atau keberadaan sumberdaya alam, kehidupan sosial dan ekonomi, dan budaya ke generasi yang akan datang (Ardika, 2003 dalam Subadra.2007:2)

154 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 154 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam

Peran yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus terhadap pengelolaan dan pelestarian Situs Patiayam yaitu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (sebelumnya bernama Dinas Pariwista dan Kebudayaan). Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain berupa kegiatan fisik dengan membuat ”Gardu Atraksi” di lereng barat Gunung Nangka, membuat toilet untuk pengunjung (wisatawan) fosil, dan mem buat pengerasan jalan setapak menuju Gardu Atraksi. Gardu Atraksi yang sebenarnya merupakan sebuah gardu yang untuk melindungi temuan fosil-fosil yang terakumulasi dan menunjukkan satu individu dari jenis Stegodon trigonocephalus hasil penelitian (ekskavasi) Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 2007. Temuan hasil ekskavasi tersebut sengaja dipertahankan di tempat atau tidak diambil karena bertujuan untuk mendisplay temuan fosil fauna yang berada dalam konteks lapisan pengendapannya yaitu pada Formasi Slumprit.

Menyajikan benda cagar budaya di tempat terbuka seperti di Situs Patiayam ini memang rawan terhadap kerusakan benda maupun keamanan benda terhadap pencurian, namun Pemerintah Kabupaten Kudus bekerjasama dengan Paguyuban Pelestari Situs Patiayam (P2SP) dan menyatakan bertanggung-

Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 155 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 155

Gambar VI. 2. “Gardu Atraksi “, merupakan ruang display temuan fosil

Stegodon trigonocephalus. (Dok. Balai Arkeologi Yogyakata, 2010).

Peran lain yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus yaitu beberapa kegiatan yang bermaksud menata atau mengelola kawasan situs untu mendukung eksistensi situ. Bentuk kegiatan antara lain dengan pembentukan Forum Pelestari Situs Patiayam (FPSP). Kelompok ini berbeda dengan Paguyuban Pelestari Situs Patiayam karena tugasnya sebagai penghubung, dan kelompokini juga di

156 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam 156 Peran Masyarakat dan Pihak Terkait dalam Pengelolaan Situs Patiayam

Di samping itu terbentuk pula Kelompok Masyarakat Peduli Wisata (Pokmasduta) 10 dan dibentuk lagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) 11 di Desa Terban yang dilegalkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut menjalankan kegiatan masing-masing yang positif untuk mendukung Situs Patiayam.