Negara Republik Indonesia memiliki satu lembar saham seri A

Negara Republik Indonesia memiliki satu lembar saham seri A

Dwiwarna, yang memiliki hak suara istimewa. Saham Dwiwarna memiliki hak dan batasan yang sama dengan Saham Biasa kecuali bahwa saham Dwiwarna tidak dapat dipindahtangankan, memiliki hak-hak istimewa dalam hal perubahan modal, pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan

Komisaris, Anggaran Dasar, penggabungan, peleburan dan pengembilalihan serta pembubaran dan likuidasi Perusahaan. ( annual report PGN hal. 84)

Pada tanggal 31 Desember 2009, Negara Republik Indonesia memiliki 56,97% Saham Biasa dan satu Saham Dwiwarna yang memiliki hak suara khusus. ( annual report PGN hal. 84)

Dengan kata lain, pemegang saham mayoritas dan pemerintah adalah pihak yang sama. Dengan menampilkan perannya bagi pemerintah dalam Laporan Kepada Pemegang Saham, PGN berusaha menjembatani kepentingan pihak yang memiliki power melalui steering media yang digunakan yaitu annual report.

Pada halaman 79 annual report PGN, dimuat sembilan perubahan peraturan perundang – undangan. Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2009 tentang Kegiatan usaha Gas Bumi Melalui Pipa membuat PGN harus melakukan hal berikut:

Mulai 2011, PGN diwajibkan untuk melakukan pemisahan antara unit yang melakukan kegiatan niaga gas bumi dan unit yang melakukan kegiatan transportasi gas bumi. Pemisahan dilakukan melalui pembentukan badan usaha baru. ( annual report PGN hal. 79)

Pengungkapan sembilan perubahan peraturan beserta dampaknya bagi perusahaan yang diungkapkan dalam annual report PGN tersebut mengindikasikan dengan jelas adanya power yang dimiliki oleh suatu entitas, dalam hal ini aturan Pemerintah Indonesia, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan Bapepam-LK. Aturan – aturan tersebut memaksa entitas lain untuk melakukan apa yang diinginkan entitas entitas yang memiliki power lebih tinggi.

Sedikit berbeda dengan PGN, Antam dalam halaman Sertifikasi dan Penghargaan menampilkan 12 sertifikasi dari badan independen dan 11 kegiatan penghargaan yang diperoleh. Salah satu sertifikasi yang diperoleh (halaman 14) menyebutkan:

Pra registrasi REACH (Registration, Evaluation, Authorisation, and Restriction of Chemicals) dilakukan tanggal 23 November 2008 untuk memenuhi regulasi Pasar Uni Eropa mengenai penggunaan bahan kimia yang amandalam siklus pengolahan feronikel.

( annual report Antam hal. 14) Terlihat bahwa apa yang dilakukan Antam dalam pencapaian sertifikasi

adalah untuk memenuhi persyaratan regulasi tertentu. Hal senada juga diungkapkan di halaman 16 seperti tertera di bawah ini:

Sertifikasi dari Dubai Metal and Commodities Centre untuk produk emas jenis small bar Logam Mulia di pasar Timur Tengah sejak Agustus 2005. Tujuannya supaya emas balok produksi Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia dapat diperjualbelikan secara bebas di pasar Timur Tengah tanpa mengubah identitas LM ( annual report Antam hal. 16)

Ketaatan akan suatu regulasi tertentu sangat tendensius bagi Antam. Seperti diungkapkan pada halaman 23, salah satu bentuk tendensi ketaatan pelaksanaan program tanggung jawab sosial Antam adalah dalam rangka menaati peraturan tertentu dan demi kelancaran usaha Antam.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas khususnya pasal 74 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Dewan Komisaris meminta agar Antam lebih proaktif dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai

dengan rambu – rambu yang diatur dalam peraturan perundang –

undangan yang berlaku ( annual report Antam hal. 23)

… dengan lebih terjalinnya hubungan komunikasi dengan pemangku kepentingan sampai ke daerah kegiatan usaha Antam. Hal ini membawa dampak lebih lancarnya kegiatan usaha Antam.

( annual report Antam hal. 23)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa peraturan dari regulator menjadi motif utama perusahaan untuk melakukan sesuatu yang diatur, dalam hal ini adalah pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Namun selain tunduk pada power tersebut, Antam juga memperhatikan faktor lain dengan mengatakan “demi kelancaran usaha Antam“. Artinya, Antam memandang pelaksanaan tanggung jawab sosial adalah demi mencapai tujuan usahanya dan memenuhi peraturan yang berlaku. Motif ketaatan pada regulasi tersebut kembali ditunjukkan secara implisit di halaman 194 berikut:

Antam menyediakan maksimal 2% bagian dari laba bersih untuk dana

bantuan yang bersifat bergulir (revolving), sesuai dengan Peraturan

Menteri (PERMEN) BUMN No. 05/MBU/2007. ( annual report Antam hal. 194)

Dengan menyebut frasa “menyediakan maksimal“ dan “sesuai dengan peraturan“ dalam satu kalimat, Antam terlihat dipaksa oleh suatu power dalam melaksanakan kegiatan pemberian dana bantuannya. Power tersebut dalam hal ini adalah Kementerian BUMN melalui Peraturan Menteri (PERMEN) BUMN No. 05/MBU/2007. Hal senada sebelumnya telah diungkapkan dalam Laporan Dewan Komisaris di halaman 18 berikut:

Laporan Dewan Komisaris ini adalah merupakan bagian dari pertanggungjawaban Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sesuai aturan pada Undang- Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang No. 19 thn. 2003 tentang BUMN serta peraturan perundangan lainnya seperti yang diatur oleh otoritas pasar modal yakni Bapepam-LK dan Australian Securities Exchange (ASX). ( annual report ( annual report Antam hal. 18)

Fakta – fakta tersebut menunjukkan adanya power yang menyetir Antam dalam setiap tindakannya. Power tersebut dalam hal ini adalah regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini sangat terkait dengan fakta bahwa mayoritas saham Antam dikuasai oleh pemerintah. Seperti diungkapkan pada halaman 178 berikut:

Pemerintah Republik Indonesia memiliki 65% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh atau sebesar 6.200.000.000 saham sementara publik memiliki 35% atau 3.338.459.750 saham melalui perdagangan di bursa. ( annual report Antam hal. 178)

Dengan berorientasi pada kepentingan pemegang saham, maka Antam harus mengakomodasi kepentingan pemerintah pula sebagai pemegang saham dominan. Lebih lanjut, dengan posisinya yang juga sebagai regulator, pemegang saham mayoritas semakin memiliki power yang kuat.

Apa yang dipraktikkan oleh kedua perusahaan pada dasarnya sesuai dengan pandangan berbagai pihak tentang power. Vail (2004) memberikan definisi power sebagai: “ The ability of one entity to influence the action of another Apa yang dipraktikkan oleh kedua perusahaan pada dasarnya sesuai dengan pandangan berbagai pihak tentang power. Vail (2004) memberikan definisi power sebagai: “ The ability of one entity to influence the action of another