Hubungan Antara Kebisingan dengan Kelelahan Kerja

13.4. Hubungan Antara Kebisingan dengan Kelelahan Kerja

Setiap tenaga kerja memiliki kepekaan sendiri-sendiri terhadap kebisingan, terutama nada yang tinggi, karena dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres, kelelahan kerja, hilang efisiensi dan ketidaktenangan (Sutaryono, 2002). Pengukuran kebisingan biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh data kebisingan di

Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kelelahan kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumya yang menyatakan adanya hubungan antara tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja ( Muftia, 2005 ). Menurut Sutaryono ( 2002 ) setiap tenaga kerja memiliki kepekaan sendiri-sendiri terhadap kebisingan, terutama nada yang tinggi, karena dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres, kelelahan kerja, hilang efisiensi dan ketidaktenangan. Orang yang melakukan pekerjaan disertai dengan adanya gangguan dapat menjadikan pekerja merasa tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menghindari terjadinya kelelahan kerja akibat kebisingan yang diterima pekerja salah satunya dengan cara;

1. A dministrative control ; pelatihan pada pekerja dan menyediakan ruang kontrol sehingga pekerja bisa beristirahat dan tidak terus menerus terpapar kebisingan.

Contoh : Dari kesemua titik pengukuran didapatkan tingkat kebisingan tertinggi ada di area mesin tubing , yakni 87,9 dBA. Lama waktu yang diizinkan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

T= 8/{2 (88-85/3) } = 8/2 (3/3)

= 4 jam

Jadi, waktu yang di izinkan untuk bekerja di dalam ruangan yang memiliki nilai kebisingan 88dB adalah 4 jam.

2. Personal Protective Equipment ; menggunakan Alat Pelindung Diri berupa safety ear plug atau ear muff . Alat pelindung telinga wajib digunakan jika pekerja memasuki area dengan intensitas kebisingan diatas 85 dBA. Adapun cara perhitungan NRR ( noise redustion rating ) dalam menentukan alat pelindung telinga yang tepat sesuai dengan nilai kebisingan yang lebih dari NAB dapat digunakan rumus.

Contoh : untuk menentukan NRR yang memiliki TWA 96 dBA, maka dapat dimasukkan ke dalam rumus perhitungan NRR sebagai berikut :

dBA = TWA – (NRR – 7)

85 = 88 – (NRR – 7) NRR = 10

Berdasarkan perhitungan di atas, nilai paparan bising terhadap pekerja telah melebihi

Perbedaan waktu kerja di pagi, siang dan malam hari dapat memberikan dampak yang berbeda kepada tenaga kerja. Tingkat kelelahan kerja tenaga kerja yang bekerja di malam hari akan lebih besar jika dibanding kerja di pagi atau siang hari. (Suma’mur, 1996). Karena tingkat kelelahan kerja tenaga kerja yang bekerja di malam hari akan lebih besar jika dibanding kerja di pagi atau siang hari. Hal itu dikarenakan jumlah jam kerja yang dipakai tidur bagi pekerja malam pada siang harinya relatif jauh lebih kecil dari seharusnya.

Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan kelelahan kerja . Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Febriana, ( 2009 ) menunujukan adanya hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja.

Dalam penelitian ini kelelahan kerja berat banyak terjadi pada pekerja shift 1, hal ini kemungkinan karena pekerja pada shift 1 memiliki beban kerja lebih berat khususnya pada bagian sewing kantong semen. Pekerja pada bagian sewing melakukan pekerjaan lebih lama, karena semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh pekerja maka pembayaran upah atau gaji akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu terkadang pekerja melakukan pekerjaannya lebih dari 8 jam sehingga berpotensi terjadinya kelelahan kerja lebih banyak di antara pekerja pada shift 2 dan 3. selain hal itu, terjadinya kelelahan kerja Dalam penelitian ini kelelahan kerja berat banyak terjadi pada pekerja shift 1, hal ini kemungkinan karena pekerja pada shift 1 memiliki beban kerja lebih berat khususnya pada bagian sewing kantong semen. Pekerja pada bagian sewing melakukan pekerjaan lebih lama, karena semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh pekerja maka pembayaran upah atau gaji akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu terkadang pekerja melakukan pekerjaannya lebih dari 8 jam sehingga berpotensi terjadinya kelelahan kerja lebih banyak di antara pekerja pada shift 2 dan 3. selain hal itu, terjadinya kelelahan kerja

4. Shift 1 (pagi)

a. Senin-kamis : pukul 06.00 – 14.00

b. Jumat

: pukul 06.00 – 15.00

5. Shift 2 (sore)

a. Senin – kamis : pukul 14.00 – 22.00

b. Jumat

: pukul 15.00 - 23.00

6. Shift 3 (malam) :

a. Senin – kamis : pukul 22.00 – 06.00

b. Jumat

: pukul 23.00 – 07.00