13
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan merupakan keputusan tentang struktur modal perusahaan yang menjelaskan tentang pemilihan perusahaan terhadap sumber
dana hutang dan atau modal sendiri. Teori struktur modal modern mulai berkembang sejak disampaikannya makalah dalam sebuah seminar oleh
Modigliani dan Miller 1958, selanjutnya disebut MM, yang mengemukakan berbagai proposisi. Proposisi yang menyatakan tidak relevannya keputusan
struktur modal memberikan implikasi penting, yaitu pada kondisi bagaimana keputusan tersebut menjadi tidak relevan; dan secara implisit juga
menimbulkan pertanyaan pada kondisi bagaimana keputusan tersebut menjadi relevan Harris dan Raviv, 1991; Myers, 2001.
Teori
Trade-off
muncul karena perdebatan dengan dalil yang disampaikan MM. Ketika pajak penghasilan perusahaan telah ditambahkan
ke ketidakrelevanan proposisi asli MM, hal ini menciptakan manfaat bagi utang dimana berfungsi untuk melindungi pendapatan dari pajak. Karena
fungsi dan tujuan perusahaan adalah linier dan tidak ada biaya penerbitan utang, sehingga tersirat pembiayaan yang digunakan 100 utang Frank dan
Goyal, 2008. Beberapa riset telah memperkaya proposisi MM, antara lain dengan menghadirkan faktor pajak,
costs of financial distress
,
bankruptcy costs
sehingga melahirkan
Trade-off Theory
Myers, 1984. Riset-riset tersebut
mendukung bahwa perusahaan mempunyai struktur modal yang unik yang menyeimbangkan antara manfaat pajak dari pendanaan hutang dan
biaya kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Teori
pecking order
adalah salah satu implikasi dari bagaimana informasi asimetri mempengaruhi investasi dan pilihan pendanaan Myers,
14
1984. Dalam informasi asimetri, struktur modal perusahaan dirancang untuk mengurangi inefisiensi dalam keputusan investasi perusahaan yang
disebabkan oleh asimetri informasi. Karena investor kurang memiliki informasi dibanding manajer mengenai nilai perusahaan, berarti nilai ekuitas
yang diterbitkan akan berada di bawah harga pasar. Salah satu cara untuk menghindari situasi ini adalah melalui pembiayaan dengan sekuritas yang
tidak dinilai rendah oleh pasar, seperti dana internal atau utang tanpa risiko Myers dan Majluf, 1984. Berdasarkan argumen ini, Myers 1984
mengusulkan
pecking order
teori pembiayaan, yang mengklaim bahwa perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan investasi baru, pertama dari
dana internal melalui laba ditahan, kedua oleh hutang berisiko rendah, dan akhirnya dengan menerbitkan ekuitas.
Haris dan Raviv 1991 mereview survei yang dilakukan beberapa peneliti dan menunjukkan ada empat faktor yang menentukan struktur modal
perusahaan, yaitu masalah keagenan, informasi asimetri, karakteristik produk dan pasar produk, dan pertimbangan kendali perusahaan.
Pertama
, model dalam masalah keagenan memprediksi bahwa perubahan leverage dalam
struktur modal dipengaruhi oleh salah satu dari faktor berikut: nilai perusahaan,
free cash flow
, nilai likuidasi, reputasi manajerial, yang disertai dengan perubahan harga saham.
Kedua
, prediksi utama dari teori informasi asimetri menyangkut reaksi harga saham terhadap penjualan dan pertukaran
sekuritas, jumlah leverage, dan apakah perusahaan mengamati “
pecking order
“ untuk penerbitan sekuritas.
Ketiga
, struktur modal yang berdasarkan pada karakteristik produk dan pasar produk terbilang masih baru. Teori ini
mengeksplorasi hubungan antara struktur modal dengan strategi pasar produk dan atau karakteristik produkinput.
Keempat
, faktor pertimbangan kendali perusahaan melihat bahwa struktur modal dapat dijadikan alat untuk bagi
manajer untuk menolak
takeover
. Meskipun berbagai penelitian dilakukan
15
berdasarkan faktor-faktor tersebut, namun struktur modal yang optimal masih belum dapat ditemukan atau masih “
still searching
” Myers, 1993. Swanson et al.
2003 dalam bukunya yang berjudul “
The Capital
Structure Paradigm: Evolution of DebtEquity Choices” menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah:
corporate tax, personal tax, bankruptcy, agency costs, corporate governance, signaling,
ownership structure, macro economic variable, floatation and other direct cost, government and other regulation
. Lebih lanjut penulis yang sama juga mengatakan bahwa tidak ada rumus yang unik dalam menghitung struktur
modal perusahaan. Namun keputusan manajemen tentang struktur modal merupakan faktor penting dalam kegagalan dan kesuksesan perusahaan.
Struktur modal pada usaha mikro, kecil dan menengah UMKM pada dasarnya sama dengan usaha lainnya yaitu terdiri dari modal ekuitas dan
modal hutang, namun berbeda sumber-sumber yang tersedia untuk mendapatkan modal tersebut Holmes et al., 2003. Zimmerer et al. 2009
dan Scarborough 2013 menjelaskan sumber modal ekuitas
equity capital
bagi UMKM berasal dari tabungan pribadi, teman dan anggota keluarga, “malaikat penolong”
angel investor
, mitra, dan perusahaan modal ventura. Sumber modal sendiri yang berasal dari
angel investor
, mitra dan modal ventura sering disebut
private equity
. Sedangkan sumber modal hutang
debt capital
berasal dari bank umum hutang jangka pendek, hutang jangka menengah dan panjang dan hutang non bank antara lain pinjaman berbasis
asset, factoring, koperasi simpan pinjam. Selain dari sumber pemberi pinjaman komersial, UMKM dapat juga memperoleh pinjaman dari
pemerintah.
2.2. Keputusan Hutang Pada Usaha Mikro