21
terhadap perilaku lebih kuat memprediksi suatu perilaku dibanding sikap terhadap obyek Jogiyanto, 2007. Dalam kaitannya dengan
Theory of Planned Behavior
, sikap yang dimaksud adalah sikap terhadap perilaku Ajzen, 1991.
Menurut
Theory of Planned Behavior
, sikap terhadap suatu perilaku merupakan salah satu anteseden dari faktor niat dalam memprediksi perilaku
masa depan. Sikap terhadap perilaku
atittude toward the behavior
didefinisikan sejauh mana seseorang memiliki evaluasi mendukung atau tidak mendukung atau penilaian dari perilaku tersebut Ajzen, 1991; 2005. Sikap
terhadap perilaku dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang apakah menerima atau menolak suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku ditentukan
oleh keyakinan perilaku
behavioral beliefs
. Keyakinan perilaku merupakan keyakinan individu akan konsekuensi perilaku yang dapat diterima, dimana
keyakinan tersebut yang akan mendorong terbentuknya sikap. Dalam model TRA dan TPB, sikap terhadap perilaku merupakan fungsi
dari
behavioral beliefs
. Model ini mengkuantifikasi sikap terhadap perilaku dengan mengalikan keyakinan perilaku kemungkinan subyektif dengan
evaluasi outcome evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya. Kuantifikasi
tersebut secara umum menunjukkan, orang yang percaya bahwa melakukan perilaku tertentu dapat menyebabkan hasil sebagian besar positif, akan
mempunyai sikap yang mendukung terhadap kinerja perilaku. Sebaliknya orang yang percaya bahwa melakukan perilaku akan mengakibatkan hasil
sebagian besar negatif, akan mempunyai sikap yang tidak mendukung terhadap perilaku tersebut.
2.3.3. Norma Subyektif
Theory of Planned Behavior
menyatakan bahwa niat untuk melakukan suatu perilaku dipengaruhi juga oleh faktor-faktor di luar faktor sikap. Salah
22
satunya faktor sosial, yang dikenal dengan istilah norma subyektif Ajzen, 1991. Norma subyektif
subjective norm
merupakan persepsi atau pandangan seseorang mengenai kepercayaan orang lain apakah suatu perilaku
dapat dilakukan atau tidak Fishbein dan Ajzen, 1975. Lebih lanjut Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa norma subyektif secara umum ditentukan oleh
dua komponen yaitu keyakinan norma
normative beliefs
dan motivasi untuk memenuhi
motivation to comply
. Keyakinan norma merupakan persepsi atau keyakinan mengenai
harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk melakukan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh
atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subyek harus melakukan atau tidak suatu perilaku
tertentu.
Motivation to comply
merupakan motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subyektif dapat dilihat sebagai dinamika antara
dorongan-dorongan yang
dipersepsikan individu
dari orang-orang
disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka
motivation to comply
dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.
Dalam model TPB, norma subyektif adalah pengaruh dari tekanan sosial yang dipersepsikan oleh individu untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku. norma subyektif adalah fungsi dari
normative beliefs
keyakinan normatif. Model ini mengkuantifikasi norma subyektif dengan dengan mengalikan keyakinan normatif
normative belief
yang menggambarkan keyakinan seseorang terhadap individu atau grup referensi
yang dapat mempengaruhi perilakunya dengan motivasi seseorang untuk mengikuti
motivation to comply
apa yang diinginkan oleh referensi tersebut Ajzen, 2005.
Dalam beberapa perilaku, referensi yang penting adalah orangtua, pasangan hidup, teman-teman dekat, teman-teman kerja, atau mungkin para
23
pakar sesuai dengan konteks perilaku. Secara umum, orang yang percaya pada banyak referent yang mempengaruhi mereka untuk melakukan suatu
perilaku, akan menerima tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya jika banyak referent mempengaruhi untuk tidak melakukan suatu
perilaku, maka orang akan menerima tekanan sosial untuk tidak melakukan perilaku tersebut.
2.3.4. Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan