Monitoring Adverse Instrumen Pengumpulan Data

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini jenis validitas yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen ada dua jenis yaitu face validity dan content validity. Untuk mengukur instrumen dengan variabel Monitoring Control, Adverse Selection dan Eskalasi Komitmen yang instrumennya berupa simulasi kasus dalam pengambilan keputusan investasi proyek, peneliti menggunakan teknik face validity dimana instrumen dikatakan valid dan dapat diukur dengan melihat tampang dan tampilan sepintas instrumen tersebut. Alasan peneliti menggunakan teknik face validity untuk mengukur instrumen penelitian karena untuk instrumen kasus yang digunakan dalam penelitiana ini mengadopsi dan sedikit memodifikasi dari instrumen yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu yang sudah diuji validitasnya. Cara peneliti mengukur instrumen dengan validitas face validity adalah dengan meminta beberapa orang mahasiswa dan dosen pembimbing untuk mengisi atau membaca instrumen kasus tersebut dan meminta pendapat mereka untuk keperluan revisi. Hasil dari pengukuran face validity instrumen yang dilakukan ada beberapa perbaikan yang berhubungan dengan penggunaan kata dan penjelasan informasi pengisisian dalam instrumen kasus agar lebih mudah dipahami oleh partisipan. Sedangkan untuk teknik content validity dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur instrumen dengan variabel Locus of Control. Menurut Jogiyanto 2011: 29 content validity menunjukkan tingkat seberapa besar item-item instrumen mewakili konsep yang diukur. Content validity dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi bivariate pearson, dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total total item. Pegujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel maka item-item pertanyaan yang terdapat dalam instrumen berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel maka item-item pertanyaan yang terdapat dalam instrumen tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Setelah validitas instrumen diketahui, tahap selanjutnya mengukur reliabilitas instrumen dengan menghilangkan item–item yang tidak valid. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pernyataan Pearson correlation Keterangan 1 0,631 Valid 2 0,014 Tidak Valid 3 0,722 Valid 4 0,672 Valid 5 0,631 Valid 6 0,722 Valid 7 0,547 Valid 8 0,672 Valid 9 0,613 Valid 10 0,246 Tidak Valid 11 0,345 Valid 12 0,547 Valid 13 0,556 Valid 14 -0,171 Tidak Valid 15 0,345 Valid Pernyataan Pearson correlation Keterangan 16 0,555 Valid Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat tiga item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, masing-masing adalah item nomer 2, 10, dan 14 dengan nilai pearson correlation atau nilai r hitung dibawah nilai r tabel 0,254. Setelah instrumen diketahui validitasnya, selanjutnya dari item-item yang tidak valid tersebut dihilangkan untuk mengkur reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tigkat-tingkat kepercayaan suatu instrumen. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2006. Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha Item Pertanyaan Keterangan Locus of Control 0,851 13 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah. Uma Sekaran 2006: 182 menyatakan bahwa, pada umumnya reliabilitas yang kurang dari 0,6 dikatakan kurang reliabel, antara 0,6 s.d. 0,8 adalah cukup reliabel dan lebih dari 0,8 suatu instrumen dikatakan baik. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai alpha dari 13 item adalah sebesar 0,851, maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan reliabel.