sehingga responden memiliki hambatan dalam bentuk biaya pencarian pengobatan untuk kesehatan mereka yang membuat responden cenderung akan memiliki
pengobatan yang lebih murah. Hal ini sesuai dengan pendapat Koos dalam Foster 2005 mengatakan bahwa
masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi lebih cepat menginterpretasikan gejala khusus sebagai indikasi sakit dibandingkan dengan
masyarakat sosial bawah, karena masyarakat kelas tinggi cenderung untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan pengobatan baik modern maupun tradisional.
Menurut Zulkifli 2005 bahwa masyarakat memilih pengobatan alternatif karena biayanya lebih murah dari rumah sakit. Cara pembayarannya juga tidak
memberatkan karena pasien tidak dibebani dengan uang muka. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa responden yang
memiliki penghasilan lebih kecil akan membuat responden semakin rendah pengeluarannya untuk kesehatan, sehingga responden memiliki hambatan dalam
bentuk biaya pencarian pengobatan untuk kesehatan mereka yang membuat responden cenderung akan memiliki pengobatan yang lebih murah dimana responden
cenderung untuk memilih pengobatan tradisional atau mengobati penyakitnya sendiri dengan obat-obat dari warung.
5.2. Faktor Eksternal Responden Terhadap Pencarian Pelayanan Pengobatan
5.2.1. Faktor Eksternal Petugas Kesehatan
Berdasarkan tabel 4.2 didapat didapatkan 59 orang 72,8 diaktegorikan rendah, yaitu responden tidak puas dengan pelayanan pengobatan yang ada di Dusun
VI Desa Patumbak Kampung. Dari hal ini dapat diketahui bahwa kebanyakan
Universitas Sumatera Utara
responden mengatakan sikap petugas kesehatan dalam menangani pasien tidak bersikap ramah, memberikan informasi yang tidak lengkap kepada pasien sehingga
pasien merasa tidak begitu nyaman, selain itu juga petugas kesehatan tidak cepat dan tanggap dalam melayani dan mendengarkan keluhan-keluhan pasien.
Hal ini sesuai dengan pendapat Green yaitu sikap petugas dalam melayani, memperhatikan responden, menanggapi keluhan-keluhan responden dan pemahaman
mengenai cara penyembuhan merupakan faktor pendorong reinforcing factor yang diberikan oleh pengobat kepada pasien. Hal inilah yang membuat responden
merasakan kurang nyaman dengan pengobatan modern yang terdapat di Desa Patumbak Kampung.
Menurut Suchman yang dijabarkan oleh Sarwono 2004, menganalisa pola pencarian pengobatan dari segi individu maupun petugas kesehatan, menurut
pendapatnya terdapat lima macam reaksi dalam proses pencarian pelayanan pengobatan:
1. Shopping adalah proses mencari alternatif sumber pengobatan guna
menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan yang sesuai dengan harapan si sakit.
2. Fragmentation, proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi
yang sama. Contoh : berobat ke dokter sekaligus ke sinshe dan dukun. 3.
Procastinatinaion, proses penundaan pencarian pelayanan pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan
4. Self medication, adalah proses pengobatan sendiri dengan menggunakan
berbagai macam ramuan atau obat-obatan yang dianggap tepat baginya.
Universitas Sumatera Utara
5. Discontinuity adalah proses penghentian pengobatan.
Dari hal ini diketahi faktor pendorong pasien memilih pengobatan dipengaruhi juga oleh petugas kesehatan dalam melayani responden saat sedang sakit.
Menurut Joenes 1998, seorang petugas kesehatan yang tidak komunikatif terhadap pasien akan menyebabkan pasien tidak mematuhi dan tidak menggunakan
obat yang diberikan kepadanya. Penyuluhan efektif yang diberikan petugas kesehatan akan memberikan motivasi kepada penderita.
5.2.2. Faktor Eksternal Dukungan Keluarga