Putusan Pengadilan Tinggi terdapat kontradiksi dan kabur, karena di satu pihak menyatakan bahwa kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah karena
belum dilunasinya sisa pembayaran LC oleh Tergugat Asal II dan karena itu tuntutan tersebut dapat dikabulkan, akan tetapi anehnya, Tergugat Asal I juga
turut dihukum secara tanggung renteng, meskipun Penggusal asal tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat perbuatan Tergugat
Asal I. Lebih aneh lagi, menurut Pemohon Kasasi bahwa berkas perkara dikirim
oleh Pengadilan Negeri tanggal 21 November 1985, tetapi telah diterima oleh Pengadilan Tinggi pada tanggal 19 November 1985.
3.16. Pertimbangan-pertimbangan Mahkamah Agung
Para hakim dalam majelis peradilan Kasasi yang terdiri dari R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata, S.H., Wakil ketua sebagai ketua, Ny. Djoewarini, S.H.,
dan Yahya, S.H, sebagai Hakim-Hakim Anggota mempertimbangkan jika keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi tidak dapat dibenarkan, karena hal
tersebut tidak perlu dipertimbangkan, sebab amar dalam putusan kasasi tidak perlu menyebutkan tentang serta merta.
Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum demikian menurut para majelis hakim, lagi pula keberatan tersebut mengenai penilaian hasil
pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi karena pemeriksaan dalam tingkat
kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam perlaksanaan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-
Undang No.14 Tahun 1985. Tidak ada perjanjian antara Tergugat Asal I dan Tergugat Asal II yang
menyatakan dengan tegas adanya tanggung jawab renteng sesuai dengan ketentuan Pasal 1282 KUHPerdata.
Oleh karena telah terbukti bahwa Penggugat Asal menderita kerugian sebesar US. 169.000,- sebagai akibat dari kesalahanperbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Tergugat-tergugat Asal, di mana Tergugat Asal I sebagai pengangkut danatau agen pelayaran atas permintaan Tergugat Asal II telah
menyerahkan barang-barang yang diangkutnya kepada pihak ketiga tanpa penyerahan BL, maka adalah adil apabila risiko atas kesalahan bersama itu
dipikul oleh Tergugat-Tergugat asal secara bersama-sama pula yakni masing- masing setengah bagian dari US. 169.000,- atau Tergugat Asal I dan II masing-
masing dihukum untuk membayar kepada Penggugat asal, uang sejumlah US. 84.500,-.
Mengenai penilaian hasil pembuktian, seperti telah dipertimbangkan di atas, keberatan serupa itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat
kasasi, demikian pertimbangan para MH yang memutus perkara itu. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum. Pengadilan
Tinggi Jakarta seharusnya membatalkan lebih dahulu Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat, sepanjang mengenai gugatan terhadap Tergugat Asal II dan bunga,
dan mengadilinya sendiri tentang hal-hal tersebut. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum, sebab dalam tingkat banding, perkara diperiksa lagi
secara keseluruhan. Tergugat Asal I dan II telah dinyatakan kalah dalam perkara ini, maka
Tergugat Asal I dan II harus dihukum untuk membayar ongkos perkara. Pengadilan Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum, kecuali mengenai
tanggung renteng. Menurut pendapat Mahmakah Agung, cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon kasasi. PT. Perusahaan P
elayaran Samudera “Samudera Indonesia” tersebut di atas, dan untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986. No.
554PDT1985PT.DKI, yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009PdtG1985Jkt.
Sehingga Mahkamah Agung mengadili sendiri dengan amar sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara bahwa dalam perkara tersebut
Pemohon kasasi Tergugat Asal I dan Turut Termohon Kasasi Tergugat Asal II sebagai pihak yang dikalahkan harus membayar semua biaya perkara, baik yang
jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat banding, maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi, masing-masing separo-separo.
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No.14 Tahun 1970 dan Undang-Undang No.14 Tahun 1985 yang bersangkutan Mahkamah Agung
mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. Perusahaan Pelayaran Samudera “Samudera Indonesia” tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan
Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986 No.544Pdt1985PT.DKI yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September
1985 No. 009PdtG1985PN.Jkt.Bar, sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara.
3.17. Putusan Kasasi Mahkamah Agung