3. Variabel Moderating Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pengalaman auditor. Pengalaman auditor merupakan pola tingkah laku yang didapatkan auditor baik dari pendidikan formal maupun informal
dan merupakan proses pembelajaran selama bekerja menjadi auditor, pertambahan tingkah laku yang didapatkannya dari berbagai interaksi
selama bekerja dan dengan lingkungan luar yang terjadi secara berulang- ulang. Semakin meningkatnya pengalaman seorang auditor akan
berdampak pada peningkatan kemampuan dalam mendeteksi kesalahan sekaligus mencari penyebab munculnya masalah dalam proses audit
menjadi lebih baik. Pengalaman auditor dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala likert 4 poin. Indikator yang digunakan, yaitu:
lamanya masa kerja, pengalaman mengikuti pelatihan, kemampuan dalam mendeteksi kekeliruan, banyaknya klien yang diaudit
D. Populasi Penelitian
Menurut Uma Sekaran 2011: 241, population populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti
investigasi. Populasi dalam penelitian yaitu auditor senior dan junior yang bekerja
pada KAP yang ada di Yogyakarta. Jumlah auditor yang bekerja di KAP Yogyakarta seluruhnya berjumlah 113 orang.
Tabel 1. Daftar KAP di Yogyakarta No.
KAP Jumlah Auditor
orang
1 KAP. Doli, Bambang, Sudarmadji Dadang
CAB 4
2 KAP. Hadori Sugiarto rekan
19 3
KAP. Moh. Mahsun, Ak. M.si, CPA KAP- MMA
13 4
KAP. Drs. Abdul Muntalib 10
5 KAP. Drs. Hadiono
5 6
KAP. Drs. Henry Susanto 24
7 KAP. Drs. Inaresjz Kemalawarta
6 8
KAP. Drs. Kumalahadi 7
9 KAP. M. Kuncara Budi Santosa
8 10 KAP. Drs. Soeroso Donosapoetro, MM
13 11 KAP. Indarto Waluyo
4 Jumlah Auditor
113 Sumber: Data Primer, 2015
E. Sampel Penelitian
Sample sampel, merupakan subset atau subkelompok populasi. Sampel merupakan sebuah proses menyeleksi kumpulan-kumpulan elemen dari
sebuah populasi dari penelitian untuk menjadi wakil dari populasi tersebut, menurut Uma Sekaran 2011: 244
Menurut Uma Sekaran 2011: 245, sampling pengambilan sampel merupakan proses memilih unsur dari populasi sehingga karakteristik sampel
dapat digeneralisasikan pada populasi. Dalam pengambilan sampel ini melibatkan keputusan pemilihan desain dan ukuran. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling. Menurut Gendro Wiyono 2011: 88 purposive sampling merupakan pengambilan
sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan maksud penelitian. Dasar penentuan purposive sampling ini adalah tujuan penelitian.
Sampel ini digunakan karena dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang akan diteliti memerlukan sumber data atau
kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu auditor senior
maupun junior yang bekerja pada KAP di Yogyakarta. Berikut merupakan
perhitungan sampelnya, menurut Slovin 1960:
n =
� +�
2
Keterangan: n = sampel
N = populasi d = batas toleransi kesalahan
n =
+ ,
2
n =
+ ,
n = 88,28
dibulatkan menjadi 88 responden Frankel dan Wallen 1993: 92 menyarankan besar sampel minimum,
untuk: 1. Penelitian deskriptif sebanyak 100
2. Penelitian korelasional sebanyak 50 3. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30 per group
4. Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per group Dalam penelitian ini, tidak dapat menggunakan sampel sejumlah 88
responden. Hal ini dikarenakan terdapat sebagian KAP yang tidak menerima kuesioner penelitian dan adanya batasan penerimaan kuesioner untuk auditor
pada KAP. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, sehingga menurut
Frankel dan Wallen penggunaan sampel sebanyak lebih dari 30 per group dapat diterima.
F. Instrumen Pengumpulan Data