Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 1. Bagi pemerintah atau Instansi terkait Keluarga

lingkungan sekitarnya. Jika pola asuh yang diberikan kurang baik maka anak juga akan memberikan respon yang kurang baik di lingkungannya. Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis, tetapi juga norma- norma yang berlaku di masyarakat agar dapat hidup selaras dengan lingkungan. Ada tiga jenis pola asuh yaitu pertama; pola asuh otoriter dimana orang tua membatasi dan menghukum, menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orangtua. Kedua; pola asuh otoritatif yaitu pola asuh yang mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Sedangkan yang terakhir adalah pola asuh permisif; dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak Gunarsa, 2002. Oleh karena faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada remaja dan dampak yang ditumbulkan oleh bahaya penyalahgunaan NAPZA serta jumlah populasi yang semakin meningkat akibat penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja, maka mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut hubungan Pola Asuh Keluarga terhadap Penyalahgunaan Napza pada Remaja di Poliklinik Napza RSJ Pemprovsu Medan

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun yang merupakan tujuan penelitian adalah 1. Mengidentifikasi Pola Asuh Keluarga terhadap Remaja Pengguna Napza di Poli Klinik Napza RSJ Pemprovsu. 2. Mengidentifikasi penyalahgunaan Napza pada Remaja di Poli Klinik Napza RSJ Pemprovsu. Ubiversitas Sumatera Utara 3. Mengidentikasi hubungan Pola Asuh Keluarga terhadap Penyalahgunaan Napza pada Remaja di Poliklinik Napza Pemprovsu.

1.3 Manfaat Penelitian 1. Bagi pemerintah atau Instansi terkait

. Dapat dijadikan masukan bagi instansi terkait, khususnya instansi pendidikan dan kesehatan untuk menanggulangi bahaya dampak penyalahgunaan Napza di masyarakat, khususnya di sekolah.

2. Bagi Orangtua Remaja

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi orangtua tentang bagaimana memberi pola asuh yang baik kepada anak-anaknya

3. Bagi praktek pendidikan keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana pola asuh, sehingga dapat dipraktekkan di dunia keperawatan untuk menanggulangi faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Napza pada remaja.

4. Bagi pendidikan keperawatan

Penelitian ini diharapakan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pendidik dan peserta didik tentang jenis pola asuh untuk dapat diterapkan di masyarakat.

5. Bagi penelitian keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data awal bagi penelitian selanjutnya tentang hubungan pola asuh keluarga dengan penyalahgunaan napza remaja. Ubiversitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya untuk menciptakan dan mempertahankan suatu budaya Baylon Maglaya, 1978 dalam Rasmun, 2001. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes RI, 1998 Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sistem keluarga merupakan sistem terbuka atau sistem sosial yang hidup, yang terdiri dari beberapa kompenen yaitu pasangan suami istri , orang tua, anak, kakak-adik, kakek-nenek, dan sebagainya. Semua sistem ini saling berinteraksi saling ketergantungan dan saling menentukan satu sama lain. Lingkungan eksternal seperti pendidikan, sistem hukum, sistem politik, komunikasi, kesehatan, agama dan sistem sosial dapat mempengaruhi sistem di dalam keluarga, norma-norma yang akan berkembang sesuai dengan pengalaman masing-masing keluarga dalam menerima pengalaman masing-masing keluarga dalam menerima pengaruh lingkungan tersebut Effendy, 1998.

2.1.1 Peranan keluarga

Peran keluarga menggambarkan hubungan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, keagamaan dan kegiatan yang berhubungan dengan perilaku Ubiversitas Sumatera Utara individu, dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan pola dan perilaku dalam keluarga, kelompok serta masyarakat. Berbagai peranan keluarga menurut Martono 2002, yaitu sebagai berikut: 1. Peranan ayah, ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya. Pelindung dan sebagai anggota masyarakatdari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. 3. Peranan anak, anak-anak melaksanakan peran psikososialsesuai dengan tingkat perkembangannya baik secara fisik, emosional, sosial dan spiritual.

2.1.2 Fungsi keluarga

Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi delapan dengan bentuk operasional yang dapat dilakukan oleh keluarga secara umum UU No. 52 Tahun 2009 yaitu: 1. Fungsi keagamaan Membina norma ajaran sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga, menerjemahkan ajaran agama norma kedalam tingkah laku hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga, memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama, melengkapi dan Ubiversitas Sumatera Utara menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya di sekolah atau di masyarakat, membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga yang berlandaskan agama. 2. Fungsi budaya Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma- norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan, membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai, membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia, membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berprilaku yang baik positif sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi, membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya bangsa. 3. Fungsi cinta kasih Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga suami-istri-anak ke dalam simbol-simbol yang nyata ucapan, tingkah laku secara optimal dan terus menerus, membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga maupun antara satu keluarga dengan yang lain, membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang. Membina rasa sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberi dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup yang ideal. Ubiversitas Sumatera Utara 4. Fungsi perlindungan Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga, baik dari rasa tidak aman yang timbul daridalam maupun dari luar keluarga, membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikisdari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar, membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga. 5. Fungsi reproduksi Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga disekitarnya, memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga, mengembangkan kehidupan reproduksi sehat. 6. Fungsi sosialisasi Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan yang utama, menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya, baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal- hal yang diperlukannya untuk meningkatkan kedewasaan dan kematangan fisik dan mental, yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam Ubiversitas Sumatera Utara keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orangtua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama . 7. Fungsi ekonomi Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orangtua di luar rumah dan perhatiaannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras, seimbang, membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga. 8. Fungsi pelestarian lingkungan Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan inter dan ekstern keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi dan selaras antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat. 2.2 Pola asuh keluarga 2.2.1 Pengertian