Alkaloid Flavonoid PENELAAHAN PUSTAKA

8 antiinflamasi, efek pada sistem kardiovaskuler, efek anti bakteri, antipiretika dan analgetika Hsou-mou Chang,1987.

B. Alkaloid

Istilah alkaloid pada umumnya mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol; jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan. misalnya nikotina pada suhu kamar. Uji sederhana untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah, misalnya alkaloid kuinina adalah zat yang dikenal paling pahit dan pada konsentrasi molar 1x10 3 memberikan rasa pahit yang berarti Harborne, 1987. Prazat alkaloid yang paling umum adalah asam amino, meski pun, sebenarnya, biosintesis kebanyakan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Amina tumbuhan misalnya meskalina dan basa purina dan pirimidina misalnya kafein kadang-kadang digolongkan sebagai alkaloid dalam arti umum. Banyak alkaloid bersifat terpenoid dan beberapa misalnya solanina, alkaloid-steroid kentang, Solanum tuberosum sebaiknya ditinjau dari segi biosintesis sebagai terpenoid termodifikasi. Yang lainnya terutama berupa senyawa aromatik misalnya kolkhisina, alkaloid tropolon umbi ‘crocus musim gugur’ yang mengandung gugus basa sebagai gugus rantai samping Harborne, 1987. 9 Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian besar komponen tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya kation. Senyawa ini biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik Robinson,1995, sehingga kemungkinan akan dapat ikut terekstraksi dalam pelarut yang bersifat polar.

C. Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan dari bangsa algae hingga gimnospermae. Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula tadi disebut aglikon. Di alam dikenal hampir lebih dari 500 aglikon dan kurang dari 200 flavonoid Harborne, 1987. Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari 3 atom karbon. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6. Artinya kerangka karbonnya terdiri atas 2 gugus C6 cincin benzena tersubstitusi disambungkan oleh rantai alifatik 3 karbon. Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai pigmen bunga flavonoid berperan jelas dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga. Fungsi lain flavonoid adalah untuk pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja anti mikroba, antivirus, dan kerja terhadap serangga Robinson, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Beberapa flavonoid seperti jenis fitoaleksin, merupakan komponen abnormal yang hanya dibentuk sebagai tanggapan terhadap infeksi, luka, dan kemudian menghambat fungus. Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional Robinson, 1995. Flavonoid terdapat pada hampir semua bagian tumbuhan, seperti : daun, bunga, buah, tepung sari, akar, dan batang. Secara khusus, flavonoid terdapat terutama dalam bagian yang diatas tanah dan masih muda, misalnya daun, pucuk- pucuk yang berbunga, dimana terlokalisasi dalam jaringan epidermis dan sel palisade. Di tingkat seluler umumnya terlarut berbentuk glikosida dalam cairan vakuola, tetapi juga ditemukan dalam kloroplas dan dinding sel Geissman, 1962. Senyawa flavonoid dalam tumbuhan biasanya berbentuk glikosida. Glikosida flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya cukup larut dalam pelarut yang polar seperti : etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air, dengan demikian campuran pelarut tersebut dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida Markham, 1988.

D. Kanker 1. Tinjauan umum

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Efek ekstrak etanol kangkung air (Ipomoea Aquatica Forks) terhadap lamanya tidur (Sleeping Time) Mencit Jantan Dibandingkan Dengan Fenobarbital

0 55 87

Pengaruh pemberian ekstrak etanol buah muda mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran histopatologi nekrosis sel hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi parasetamol

2 7 26

Efek pemberian ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap jumlah sel fibroblas gingiva pada tikus wistar jantan dengan periodontitis

1 5 8

Uji potensi antifungi ekstrak etanol rimpang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Trichohyton meniagrophyies dan Trichophyton rubrum

7 32 83

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Efektivitas ekstrak umbi bawang sabrang (eleutherine palmifolia (L.) Merr.) terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus pyogenes

0 18 50

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Aktivitas ekstrak etanol daun singawalang (Petiveria alliacea L.) dan fraksinya sebagai antidiabetes

0 1 7