Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat

132 Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS

A. Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat

Kamu akan berlatih menemukan ide pokok dalam suatu teks dengan kecepatan membaca 300-350 kata per menit. Untuk itu, kemampuan khususmu yang harus dilatih adalah: 1. membaca cepat teks dengan kecepatan 300-350 kata per menit; 2. mengidentifikasi ide pokok setiap paragraf yang ada dalam teks; 3. menjawab pertanyaan tentang isi teks yang dibaca; 4. membuat ringkasan isi teks yang dibaca ke dalam beberapa kalimat yang runtut. Membaca merupakan kebutuhan utama untuk seseorang yang ingin meningkatkan intelektualitas dan kualitas hidupnya. Dengan membaca, seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, budaya baca harus terus dikembangkan. Mungkinkah kecepatan dan kemampuan mambaca itu ditingkatkan? Pernahkah kamu mengukur kecepatan membacamu? Tahukah bagaimana cara mengukur kecepatan membaca? Pembaca yang baik harus mempunyai tujuan yang jelas untuk apa dia membaca. Berdasarkan tujuan membaca, seseorang dapat mengatur kecepatan membacanya. Selain itu, pembaca yang baik hendaknya dapat menerapkan metode dan teknik pengembangan kecepatan membaca; mengetahui faktor-faktor yang secara tidak sadar menghambat kecepatan membaca, mengetahui bermacam-macam variasi kecepatan membaca sesuai dengan variasi tujuan membaca, dan mampu memilih informasi penting yang dibutuhkan dengan cepat sesuai dengan tujuan membacanya. Ada kecenderungan anggapan bahwa seorang pembaca lambat itu berhubungan dengan kecerdasannya. Seorang pembaca yang lambat mungkin hanya tidak tahu bagaimana cara membaca yang cepat sehingga apa yang dilakukan tidak efisien. Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan kecepatan membaca, kemudian diikuti oleh latihan intensif, dan membiasakan diri membaca dengan cepat, maka beberapa minggu saja kamu akan melihat hasilnya. Kalau kamu mau mencoba mengukur kecepatan membaca, ikutilah langkah-langkah berikut. Di unduh dari : Bukupaket.com Kebijakan Bidang Ekonomi 133 1. Catatlah waktu mulai membaca 2. Tandailah di mana kamu mulai membaca 3. Bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang menurut kamu memadai 4. Tandailah bagian akhir membaca 5. Catatlah waktu berakhirnya membaca 6. Hitunglah berapa waktu yang diperlukan 7. Hitunglah jumlah kata dalam teks yang dibaca 8. Kalikanlah jumlah kata dengan bilangan 60 per menit 9. Bagilah hasil perkaliaan tersebut dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk membaca tadi, maka hasilnya jumlah kata per menit. Pergunakan rumus membaca cepat berikut. u Jumlah kata dalam teks 60 Waktu membaca dalam detik = ... kata per menit Kebiasaan membaca dengan bersuara, menggerakkan bibir, menggerakkan kepala, menunjuk dengan jari atau pensil, mengulang, dan menyuarakan dalam hati harus dihilangkan sedikit demi sedikit. Hal-hal tersebut dapat menghambat kecepatan membaca. Melalui latihan membaca cepat ini, diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan kemampuan membaca sampai dua, tiga kali lipat, dapat mendemonstrasikan membaca cepat sebagai sarana meningkatkan kecepatan membaca, dapat melebarkan jangkauan gerak mata sebagai sarana meningkatkan kecepatan membaca, dapat mengurangi kesalahan– kesalahan dalam gerak mata yang menghambat kecepatan membaca, dan dapat meningkatkan pemahaman terhadap bacaan. Untuk meningkatkan kecepatan membacamu, praktikkanlah latihan membaca teks berikut Jangan lupa catatlah pukul berapa kamu mulai membaca. Mulai membaca, pukul: ... Statement Kebijakan Moneter Gubernur Bank Indonesia Mengenai Evaluasi Perkembangan Ekonomi 2005, Prospek, dan Arah Kebijakan Bank Indonesia. Pada hari ini, Selasa, 6 Desember 2005, rapat Dewan Gubernur RDG Bank Indonesia telah membahas mengenai asesmen perkembangan perekonomian Indonesia tahun 2005, prospek Di unduh dari : Bukupaket.com 134 Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS perekonomian tahun 2006 = 2007, dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia. Dalam rapat tersebut, Dewan Gubernur Bank Indonesia memandang bahwa: evaluasi perkembangan ekonomi 2005. Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya harga minyak dunia dan siklus pengetatan kebijakan moneter global menyebabkan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makro mengalami gangguan yang cukup berarti. Ketergantungan kegiatan ekonomi domestik pada impor menyebabkan kondisi perekonomian secara struktural cukup rentan terhadap perubahan kondisi eksternal. Ekspansi ekonomi menjadi lebih lambat ketika kegiatan investasi terkendala oleh membumbungnya biaya produksi akibat kenaikan harga BBM dan belum tuntasnya berbagai peraturan-peraturan di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, kegiatan konsumsi juga mengalami penurunan karena melemahnya daya beli masyarakat dan mulai meningkatnya suku bunga. Di sisi lain, kinerja ekspor juga belum begitu menggembirakan seiring dengan kondisi permintaan global yang menurun dan melemahnya daya saing. Untuk keseluruhan tahun 2005, bank Indonesia memperkirakan bahwa perekonomian tumbuh sekitar 5,3 - 5,6. Sumber: www.mediaindo.co.id Gambar 6.1 Pasar modal Di unduh dari : Bukupaket.com Kebijakan Bidang Ekonomi 135 Dari sisi stabilitas makroekonomi, gejolak eksternal kenaikan harga minyak dunia dan siklus pengetatan moneter global sangat berpengaruh pada kestabilan makroekonomi domestik. Kenaikan harga minyak dunia telah menyebabkan lonjakan kenaikan permintaan valas di pasar domestik. Kondisi ini diperberat oleh penyesuaian portofolio investor asing merespon perubahan suku bunga luar negeri dan masih terbatasnya foreign direct investment fdi. Dalam pasar valas kita yang masih relatif tipis, kedua gejolak tersebut menciptakan volatilitas nilai tukar rupiah yang cukup tajam. Depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga BBM pada akhirnya telah menyebabkan peningkatakan inflasi secara signifikan. Dengan perkembangan ini, Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada tahun 2005 akan mencapai sekitar 18. Sementara pada akhir tahun 2005 inflasi inti diperkirakan mencapai 9,5. Di tengah berbagai risiko di atas, sektor perbankan secara umum masih mampu menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Fungsi intermediasi perbankan terus menunjukkan perbaikan. Sampai dengan Oktober 2005, kredit yang disalurkan telah tumbuh 21. Perkembangan tersebut mengindikasikan bahwa target penyaluran kredit yang telah ditetapkan untuk tahun 2005 sebesar 22 diperkirakan akan tercapai. Namun demikian, meningkatnya risiko kredit seiring dengan naiknya suku bunga dan risiko di sektor riil telah meningkatkan rasio npl. Sampai dengan bulan Oktober 2005, npl gross mencapai 8,4, atau net 4,7. Ke depan, peningkatan risiko kredit ini semakin perlu diwaspadai oleh perbankan. Prospek perekonomian 2006 Menginjak tahun 2006, Bank Indonesia memandang bahwa tantangan utama adalah bagaimana mengembalikan stabilitas makroekonomi dan membangun kembali kepercayaan masyarakat dan investor tentang prospek perekonomian kita ke depan. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global yang relatif tetap, serta memerhatikan kedalaman permasalahan yang ada di tahun 2005, Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi masih bertumpu pada konsumsi, yang terutama bersumber dari meningkatnya pengeluaran pemerintah dan mulai pulihnya daya beli masyarakat sejalan dengan rencana kenaikan gaji dan upah minimum. Dengan asumsi bahwa investasi Di unduh dari : Bukupaket.com 136 Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS pemerintah di sektor infrastruktur dan migas mulai berjalan, serta berbagai Undang-undang UU yang memberikan insentif pada dunia usaha seperti UU pajak akan mulai efektif pada pertengahan tahun, sejak triwulan III-2006, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih banyak didorong oleh investasi. Siklus perbaikan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal iii-2006 juga didukung oleh proyeksi semakin turunnya tingkat inflasi yang diperkirakan mencapai sekitar 8 dalam tahun 2006. Perkiraan ini didukung oleh asumsi determinan-determinan inflasi lebih terkendali seperti nilai tukar yang stabil, tingkat pertumbuhan yang masih di bawah kapasitasnya, dan kenaikan administered prices yang minimal. Di sisi pembiayaan ekonomi, kenaikan suku bunga domestik akan memaksa sektor perbankan untuk melakukan penyesuaian di kedua sisi neraca. Pada sisi aktiva, kenaikan suku bunga kredit berisiko meningkatkan npl, sementara pada sisi pasiva, biaya dana menjadi lebih tinggi. Kondisi tersebut akan dapat memengaruhi kinerja perbankan dan risiko menurunnya fungsi intermediasi perbankan. Oleh sebab itu, kebijakan Bank Indonesia di bidang perbankan akan diarahkan untuk memberikan ruang gerak agar fungsi intermediasi dapat terus berlangsung, seperti peninjauan kembali terhadap pbi 722005 mengenai kualitas aktiva bank umum. Di sisi lainnya, upaya penguatan sistem perbankan seperti penerapan good corporate governance dan perhitungan permodalan berdasarkan basle ii akan segera diterapkan. Dalam konteks konsolidasi perbankan, Bank Indonesia akan mengkaji ‘single presence policy’ dalam kepemilikan bank. Arah kebijakan moneter Bank Indonesia Asesmen perkembangan ekonomi sampai dengan bulan November 2005 memperlihatkan bahwa ke depan di tahun 2006 dan 2007 inflasi diperkirakan menurun. Dalam rangka tetap membawa ekspektasi inflasi ke depan ke arah sasaran inflasi jangka menengah, untuk itu, Bank Indonesia akan konsisten mempertahankan stance kebijakan moneter yang cenderung ketat, dengan mengoptimalkan berbagai instrumen yang ada. Dalam hubungan ini, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur rdg memutuskan untuk menaikkan Bi Rate sebesar 50 basis poin bps, menjadi 12,75. Di unduh dari : Bukupaket.com Kebijakan Bidang Ekonomi 137 L atihan 6.1 Kenaikan Bi Rate tersebut dipandang masih mampu menyeimbangkan upaya menjaga kelangsungan proses pemulihan ekonomi. Selain itu, tingkat Bi Rate tersebut juga dinilai masih dapat menjaga kestabilan kondisi pasar keuangan dan proses penyesuaian pelaku ekonomi dalam merespon kenaikan harga BBM dan pengaruh dari sektor eksternal. Jakarta, Desember 2005 Sumber: Direktorat perencanaan strategis dan hubungan masyarakat, www.bi.go.idwebidsiaran+pers Berakhir membaca: pukul …. Setelah selesai membaca dan mencatat berapa waktu yang kamu gunakan untuk membaca teks tersebut, hitunglah berapa kecepatan membacamu dengan rumus di depan. Misalnya jumlah kata pada wacana di depan berjumlah 822. Waktu yang kamu gunakan untuk membaca 160 detik 2 menit 6 detik, maka kecepatan membacamu adalah: u 822 kata 60 308,35 kata per menit 160 detik Perlu kamu sadari bahwa kegiatan membaca dilakukan bersama- sama oleh mata dan otak. Otak menyerap apa yang dilihat mata. Oleh karena itu melihat adalah mengerti. Pada saat membaca, kamu diharapkan mampu mengerti dan memahami isi bacaan. Jawablah pertanyaan berikut ini untuk menguji pemahaman terhadap teks 1. Permasalahan apakah yang dibahas dalam teks tersebut? 2. Bagaimanakah hasil evaluasi perkembangan ekonomi pada tahun 2005? Tuliskan dan jelaskan 3. Bagaimanakah prospek perekonomian pada tahun 2006? Tuliskan dan jelaskan 4. Bagaimanakah arah kebijakan moneter Bank Indonesia? Tuliskanlah dan jelaskan 5. Bagaimanakah tanggapanmu terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia? Jelaskan Di unduh dari : Bukupaket.com 138 Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS L atihan 6.2 1. Identifikasi dan tuliskan ide pokok yang terdapat dalam setiap paragraf 2. Buatlah ringkasan isi teks yang kamu baca ke dalam beberapa kalimat secara runtut dengan menggunakan bahasa sendiri

B. Menulis Karangan Menggunakan Pola Pengem-