82
Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS
B. Menulis Resensi Buku Pengetahuan
Kamu akan berlatih menyusun resensi buku pengetahuan. Untuk itu, kemampuan khusus yang harus dilatih adalah:
1. mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam resensi buku; 2. mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan buku dengan alasan
yang logis; 3. menulis resensi buku berdasarkan kelengkapan unsur- unsur
resensi buku. Resensi buku adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai-nilai
sebuah buku. Di dalam resensi diperlukan kritik. Tujuannya untuk menyampaikan kepada para pembaca mengenai sebuah buku layak
mendapat sambutan atau tidak. Buku-buku yang diresensi biasanya buku- buku terbitan baru. Namun demikian, buku lama juga dapat diresensi
jika dianggap buku itu belum dikenal publik serta dianggap penting. Apa saja yang perlu dilaporkan dalam meresensi sebuah buku? Berikut ini
adalah unsur-unsur resensi buku. 1.
Identitas buku. 2.
Isi yang penting atau pokok-pokok isi buku. 3.
Bahasa pengarang. 4.
Keunggulan. 5.
Kelemahan. 6.
Kesimpulan dan saran. Sebagai gambaran penulisan resensi buku nonfiksi, perhatikan contoh
resensi berikut
Membentuk Sosok Pemasar Jenius Identitas Buku
Judul Buku : Marketing Genius
Penulis : Peter Fisk
Penerbit : Capstone Publishing Limitid, England, 2006
Tebal Buku : viii+490
Google, Apple, Microsoft, Amazon, eBay, Starbuck, Dell Computer, Toyota, IKEA, dan Nike adalah sejumlah perusahaan
global yang selama beberapa tahun terakhir ini menikmati
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menerapkan Budi Pekerti
83
pertumbuhan bisnis yang mengagumkan. Di dalam perusahaan- perusahaan idaman ini bermukiman sejumlah tokoh-tokoh
pemasaran yang jenius.
Larry Page dan Sergey Brin, misalnya, adalah sepasang jenius yang membangun Google dimulai dari sebuah kamar di Stanford
University. Google adalah nama perusahaan yang mengambil terminologi dalam matematika “Googol” yang berarti angka satu
diikuti dengan angka nol sebanyak 100. Ini sudah menyiratkan ambisi perusahaan ini menguasai pasar dengan kecepatan yang luar biasa.
Hanya dalam waktu lima tahun, Google sudah memperoleh 80 juta pengguna di seluruh dunia. Pada tahun 2006, setelah 10 tahun
berdiri, perusahaan telah mencetak nilai kapitalisasi yang kira-kira satu setengah kali lipat dari kapitalisasi seluruh saham yang tercatat di BEJ.
Artinya, bila semua pemegang saham dari perusahaan yang berada di lantai Bursa Efek Jakarta sepakat menjual semua
sahamnya, maka mereka tidak akan sanggup membeli sebuah perusahaan “search engine”.
Apple sudah lama dikenal dengan perusahaan yang selalu memiliki pemikiran untuk tampil beda. Didirikan pada tahun 1979
dengan produknya Macintosh, perusahaan ini telah menorehkan sebuah revolusi dalam industri komputer.
Kesuksesannya kemudian menjadi bayang-bayang yang mulai redup saat Microsoft Windows mulai menunjukkan dominasinya
di seluruh dunia. Walaupun demikian, si jenius Steve Job, pendiri Apple, menjelang tahun 2000 memberikan janjinya akan
melakukan inovasi yang revolusioner untuk membangkitkan kenangan akan kesuksesan Apple.
Beberapa tahun kemudian, perusahaan ini melihat suatu peluang besar dengan meluncurkan iPod. Hari ini, produk iPod ini menjadi
kisah sukses besar Apple. Walau penetrasi produk ini di pasar Indonesia masih kecil, kesuksesannya hanyalah masalah waktu,
terutama bila harga produk ini bisa di bawah Rp 1 juta.
Perbedaan Radikal
Apa yang telah Google dan Apple lakukan? Inilah pertanyaan pembuka yang dilontarkan oleh Peter Fisk, si penulis buku Marketing
Di unduh dari : Bukupaket.com
84
Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS
Genius. Bagi Peter, kedua perusahaan ini memang memang layak menjadi sebuah kasus yang inspirasional. Perusahaan ini selalu
memiliki pemikiran untuk membuat perbedaan yang radikal. Mereka memiliki imajinasi untuk menciptakan suatu masa depan yang dapat
diberikan kepada konsumennya hari ini. Mereka, jenius melihat peluang, mereka jenius menciptakan lompatan dalam industri.
Mereka jenius, karena bisa melihat dan menciptakan peluang untuk membuat 1 + 1 = 3.
Karena ini adalah buku dalam bidang pemasaran dan ditulis oleh pengarang yang memiliki banyak pengalaman dalam dunia
pemasaran, tidak mengherankan bila 50 persen dari pembahasan buku ini terpusat kepada pelanggan sebagai stakeholder utama.
Para pemasar jenius harus dapat melihat bahwa konsumen dan pelanggan telah berubah dengan kecepatan yang tinggi. Mereka
memiliki keinginan dan harapan yang semakin kompleks dan semakin tinggi. Perusahaan tidak boleh berorientasi kepada produk,
tetapi perusahaan haruslah dibentuk dan dibangun karena didorong untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan
yang berorientasi kepada pelanggan, akan mampu untuk memberikan nilai tambah secara terus-menerus, membina hubungan
baik dengan pelanggan, dan akhirnya pelanggan mau loyal kepada perusahaan atau merek dari perusahaan ini.
Agar para marketer yang menjadi target pembaca dapat menghubungkan buku ini dengan berbagai konsep-konsep pemasaran
modern yang berorientasi kepada pelanggan, maka Peter Fisk, sang pengarang buku ini, menyajikan berbagai konsep pemasaran yang
sudah popular. Beberapa di antaranya adalah strategi pembentukan ekuitas merek, customer perceived value, customer experience, hingga
berbagai strategi komunikasi dan distribusi. Tentukan, sesuai dengan judul buku ini, maka berbagai pembahasannya lebih banyak
menampilkan sisi-sisi radikal dari konsep itu sendiri. Peter Fisk menunjukkan bahwa konsep tradisional sudah tidak cukup untuk
menghadapi pasar yang kompleks dan dinamis.
Memang, penyajian konsep-konsep ini telah memberikan banyak penjelasan bagaimana sebuah perusahaan dapat
menerapkan strategi pemasaran yang jenius atau bagaimana seorang
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menerapkan Budi Pekerti
85
individu dapat menjadi pemasar yang jerius. Hanya saja, ambisi dari pengarang ini untuk mengintegrasikan puluhan konsep ini telah
menciptakan kompleksitas bagi para pembaca awam. Mereka yang tidak familier dengan berbagai konsep pemasaran tradisional, akan
mengerutkan dahi untuk dapat memahaminya.
Empat Dimensi
Setelah terlihat mulai kendor di bagian tengah, pengarang kemudian mengajak para pembacanya untuk melakukan evaluasi
apakah sebuah perusahaan atau individu dapat dikategorikan menetapkan pemasaran jenius. Peter Fisk merangkum dalam empat
dimensi bagaimana perusahaan dapat menuju ke tingkat jenius yang dia maksudkan. Pertama, bagaimana perusahaan dapat menciptakan
peluang bisnis. Perusahaan yang baik haruslah lebih didominasi oleh proses pemikiran yang outside in dan bukan inside out.
Yang pertama meunjukkan bahwa proses keputusan dan strategi dipengaruhi oleh situasi bisnis dari luar. Mereka melihat apa yang
diinginkan oleh pelanggan. Mereka mendengar apa yang dikatakan pelanggan dan mereka menempatkan diri pada posisi pelanggan.
Dengan cara seperti ini, maka perusahaan akan lebih sensitif untuk mencium adanya peluang bisnis. Percuma perusahaan membuat
ide-ide yang radikal, tetapi tidak dikehendaki oleh pasar. Bukan kehebatan teknologi yang membuat produk laku, tetapi teknologi
yang mengerti pelangganlah yang membuat produk dicari oleh pelanggan.
Kedua, perusahaan yang mampu mencapai tingkat jenius dalam pemasaran adalah perusahaan yang selalu mengombinasikan
orientasi jangka pendek dan jangka panjang dalam merespon pasar atau saat menyusun strategi dan melakukan pengukuran suatu
kriteria suatu kesuksesan. Walaupun demikian, sang jenius akan lebih memilih untuk lebih banyak berorientasi jangka panjang. Dimensi
jenius yang ketiga adalah untuk para individu, terutama para pimpinan puncak atau petinggi dalam bidang pemasaran. Para
individu yang jenius selalu mengunakan proses berpikir yang jenius. Walau selalu menggunakan otak kiri dan otak kanan, tetapi si jenius
akan lebih banyak menggunakan otak kanan untuk membuat lompatan di mana para pesaing lain tidak memikirkan. Otak kanan
akan memberikan nilai kreativitas tinggi dari pemikiran rasional yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
86
Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS
dikembangkan otak kiri. Mereka mampu untuk tidak berpikir linear. Mereka mampu melihat kesempatan secara holistik dan mampu
melihat gambar besar yang orang lain tidak lihat.
Dimensi keempat yang harus dimiliki oleh sang jenius pemasaran adalah kemampuannya untuk menghasilkan ide-ide
radikal yang diimbangi dengan langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya. Ide-ide hebat tanpa desertai implementasi akan
menjadi wacana yang tidak akan dirasakan oleh pelanggan, dan akhirnya tidak memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.
Buku ini semakin lengkap saat Peter Fisk memberikan 50 daftar yang menjadi tantangan bagi sang jenius. Si pengarang sangat sadar,
bahwa di kemudian hari, memang hanya sedikit jenius dalam bidang pemasaran yang keluar sebagai pemenang. Para jenius akan melewati
banyak tantangan ini. Mereka memiliki tantangan dalam memformulasikan strategi. Mereka juga memiliki tantangan dalam
membangun merek yang kuat.
Tantangan yang nyata tentunya adalah karena dinamika pelanggan yang super cepat. Demikian pula, berbagai tantangan
yang berhubungan dengan komunikasi, pembangunan saluran distribusi, serta bagaimana menggerakkan, memotivasi para
karyawan agar mendukung ide-ide radikal yang diluncurkan oleh sang jenius pemasaran.
Bagi para marketer dan praktisi pemasaran yang sudah berpengalaman, daftar lampiran di bagian akhir buku ini pastilah
memiliki daya tarik. Peter Fisk memberikan daftar 50 merek jenius, 50 konsep jenius, 50 marketer jenius, 50 penemuan jenius, dan 50 inspirator
jenius. Kemampuannya untuk menyusun daftar lampiran ini sudah memberikan gambaran mengenai kepiawaian pengarang untuk
mengintegrasikan keseluruhan dinamika dalam dunia pemasaran.
Dengan memberikan judul Marketing Genius, pengarang memang terlihat jenius dalam memasarkan buku ini. Judulnya sungguh
provokatif. Pengarang tahu benar bahwa dia perlu membuat perbedaan yang radikal yang diinginkan para pembacanya.
Di tengah-tengah banyaknya buku pemasaran, saya yakin, buku iniakan mendapatkan tempatnya. Walau merupakan rangkaian dari
berbagai konsep pemasaran yang yang kontemporer dan tidak
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menerapkan Budi Pekerti
87
T ugas L atihan
4.2
menawarkan suatu konsep orisinal dari pengarangnya, buku ini akan menjadi inspirator dan provokator bagi perusahaan yang bermimpi
menuju tangga mencapai tahap pemasaran yang jenius atau individu yang suatu saat ingin dicatat sebagai pemasar jenius.
Ditulis oleh Handi Irawan D.
Sumber: Kompas, 30 April 2006
1. Identifikasilah unsur-unsur yang ada dalam resensi buku di atas berdasarkan unsur-unsurnya Tunjukkanlah bagian mana yang
termasuk pada unsur identitas buku 2. Identifikasilah bagian mana yang menunjukkan kelebihan dan
kekurangan buku tersebut Dukunglah jawabanmu dengan data atau pernyataan yang dikemukakan peresensi tentang kelebihan
dan kelemahan buku
Bentuklah kelompok berjumlah empat orang Carilah sebuah buku nonfiksi terbitan baru nonfiksi yang kamu anggap penting Buatlah resensi
buku tersebut berdasarkan unsur-unsur resensi buku Sebagai panduan dalam penyusunan resensi buku, ikutilah langkah-langkah berikut
1. Catat identitas buku berupa judul buku, pengarang, tahun terbit,
penerbit, dan jumlah halaman. 2. Buatlah daftar pokok-pokok penting isi buku mulai bagian
pendahuluan, isi, dan penutup. Selain itu, perhatikan pula pokok- pokok yang ada dalam setiap bab dan hubungan antarbab
3. Catatlah keunggulan dan kekurangan buku yang diresensi Keunggulan isi buku dijadikan dasar dalam mengevaluasi segi-
segi yang menarik dari buku tersebut, sedangkan menganalisis kekurangan yakni mencari hal-hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan sebuah buku yang baik. Penilaian keunggulan dan kekurangan buku biasanya ditekankan pada unsur kedalaman
dan kemanfaatan informasi sebagai isi buku, organisasi dan sistematika tulisan, dan bahasa yang digunakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
88
Bahasa Indonesia XII Program IPAIPS
L atihan
4.3
4. Analislah pemakaian bahasanya Apakah bahasanya menggunakan ragam bahasa yang tepat dilihat dari pilihan
katanya, kalimat, dan ejaannya? 5. Berdasarkan hasil analisis di atas, buatlah kesimpulan dan saran
untuk melengkapi dan menyempurnakan buku tersebut
Sampaikanlah resensi yang telah kamu buat di depan kelas secara bergiliran Persilakan temanmu memberikan tanggapan atas
kelengkapan dan ketepatan pembuatan resensimu Lakukan kegiatan ini secara bergilir
C. Mengomentari Pembacaan Puisi Baru