15
a. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan,
keyakinan yaitu
hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersiapkan terhadap objek
b. Indikator afektif
merupakan komponen
yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
c. Indikator konatif
merupakan komponen yang berhubungan
dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan menurut ahli di
atas, peneliti menggunakan indikator sikap menurut Walgito 2010 yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu : kognitif,
afektif, dan konatif. Ketiga indikator sikap ini akan digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian. Di dalam instrumen terdapat penilaian
positif favorable dan negatif unfavorable, mulai dari kognitif, afektif, dan konatif tersebut masing-masing mempunyai penilaian positif dan
negatif .
2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
2.1.3.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Tim Redaksi Kanisius 2008 menyatakan bahwa PPR merupakan
pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristianikemanusiaan. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan
pengalaman, kemudian difasilitasi dengan pertanyaan agar mampu merefleksikan pengalaman tersebut. Keunggulan PPR adalah competence
16
mengembangkan kompetensi
secara utuh,
conscience mengasah
kepekaan dan
ketajaman hati
nurani,compassion saling terlibat dengan bela rasa bagi sesama. Subagya 2010
menyatakan bahwa
PPR adalah
salah satu pendekatan yang dilaksanakan
pengajar untuk
mendampingi siswanya dalam
pembentukan pribadi secara penuh
dan mendalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Paradigma Pedagogi Reflektif
PPR sebagai seni mengajar dan cara belajar. PPR adalah suatu pendagogi bukan hanya
sekedar metode pembelajaran. Suatu pedagogi berarti merupakan suatu pendekatan, misalkan cara guru mendampingi siswa sehingga siswa
berkembang menjadi pribadi yang utuh Subagya, 2015. Berdasarkan uraian di atas, PPR adalah pola pikir seni mengajar dan
belajar yang mempuunyai tujuan dan pendekatan untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan siswa dengan sebuah pengalaman yang di alami
langsung oleh siswa dengan pembelajaran di kelas melalui refleksi dan aksi.
2.1.3.2 Dinamika PPR Unsur utama dalam PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan
aksi. Ketiga unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu melihat konteks, dan dibantu oleh setelah pembelajaran dengan
evaluasi. Secara garis besar, PPR mempunyai dinamika sebagai berikut : 1 konteks, 2 pengalaman, 3 refleksi, 4 aksi, dan 5 evaluasi
Dominuco, 2000; Gallagher, Marianne Musso, Peter, 2006; NN.1993, 2014; Subagya, 2012.
17
a. Konteks
Unsur utama dalam pembelajaran PPR adalah guru perlu
mengerti konteks siswa, lingkungan, dan sekolah. Perbedaan konteks akan mempengaruhi pengalaman, model pembelajaran, metode
pembelajaran, dan pendekatan yang akan dilakukan pada siswa. Konteks dalam pembelajaran merupakan
tahap awal untuk membentuk siswa belajar di sekolah. Guru harus memperhatikan
masing-masing kemampuan siswa sehingga dapat mengetahui materi yang
akan disampikan sesuai dengan kemampuan siswa. Setiap
siswa mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dan berbeda-beda. Untuk
itu, penyampaian materi pembelajaran dimulai dari yang mudah kemudian bertahan ke tingkat agak sulit kemudian ke tingkat
sulit. Dengan demikian, siswa memahami pembelajaran secara bertahap.
Proses belajar mengajar diiringgi dengan ekonomi, sosial, pilitik budaya dan media Subagya, 2015. Keberadaan ekonomi keluarga
berpengaruh pula pada keberhasilan studi siswa. Suasana keluarga yang miskin dapat mempengaruhi siswa. Hal ini dapat menyebabkan
siswa malu atau dikucilkan karena belum bisa membeli alat-alat sekolah. Siswa bisa saja ke sekolah berjalan kaki karena keadaan
ekonomi yang mengharuskan untuk seperti ini. b.
Pengalaman Unsur penting dalam PPR adalah pengalaman experiences.
Pengalaman adalah suatu kejadian yang sugguh terjadi, dilakukan,
18
dialami, dihidupi, yang dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, dan perasaan. Pengalaman sangat penting dalam proses PPR. Tanpa
pengalaman dalam pembelajaran maka siswa tidak dapat memahami bahan pembelajaran dan memetik inti pembelajaran dari bahan
pembelajaran yang dipelajari. Ketika siswa belajar hanya diberikan materi saja tanpa mencoba atau memahami pembelajaran, maka tidak
ada hasilnya dalam pembelajaran. Siswa tidak mendapatkan apa-apa dalam pembelajaran. Siswa di kelas hanya duduk diam mendapat
materi namun tidak memahami materi pembelajaran apa yang dibahas.
Tugas guru menyediakan pengalaman itu
untuk siswa, sehingga siswa mengalami sendiri proses mendapatkan makna dari
pembelajaran. Misalkan pembelajaran PKn materi cinta lingkungan, guru memberikan suatu contoh gambar kemudian mengajarkan
kepada siswa untuk mencintai lingkungan dengan cara menjaga
kebersihan, merawat tanaman, dan menghiasi
lingkungan agar terlihat indah serta lebih hidup dengan mengecat, membuat gambar-
gambar yang mendukung cinta lingkungan. Dari pengalaman ini, siswa dapat memahami arti dari cinta lingkungan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga mendapat pengalaman sekaligus belajar untuk cinta lingkungan. Pengalaman itulah yang
menjadi makna bagi
siswa karena terlibat dalam
proses pembelajaran materi mencintai lingkungan. Ketika siswa terlibat
dalam proses menbersihakan, merawat, tanaman, dan menghiasi
19
lingkungan agar terlihat indah dan lebih hidup merupakan pengalaman langsung yang dapat dirasakan siswa karena siswa
terlibat langsung dalam hal ini. Lalu pengalaman
yang tidak
langsung siswa melihat gambar, video, dan berimajinasi. Karena waktu yang terbatas, guru biasanya memberikan pengalaman tidak
langsung kepada siswa. c.
Refleksi Langkah sangat penting dalam dinamika PPR adalah refleksi.
Dalam tahap ini , siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi
kehidupan pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat Subagya, 2015. Cara berefleksi ada lima yaitu 1 mengambil
makna, 2 pertimbangan mendalam bahan, ide, 3 pengalaman, tujuan, reaksi batin, 4 mendayakan ingatan, kehendak, dan hati, 5
catatan tentang refleksi siswa. d.
Aksi Langkah
selanjutnya dalam PPR adalah aksi. Aksi adalah
tindakan entah masih batin atau sudah tindakan psikomotorik, yang dilakukan siswa setelah berefleksi pengalaman belajar
Subagya, 2015. Secara nyata, aksi dapat berupa dua hal yaitu : sikap diri yang berubah lebih baik dan tindakan nyata keluar yang
dapat dilihat dan dirasakan orang lain. Kegiatan aksi diharapkan dapat melatih siwa terlibat alam kehidupan bersama orang lain sehingga
20
mendapatkan pengalaman dan merefleksikan dapat dalam dirinya sendiri.
e. Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat secara keseluruhan proses dalam PPR terjadi dan berkembang. Semua proses PPR, terutama
proses pengalaman, refleksi, dan aksi perlu dievaluasi. Penilaian menyeluruh ini kiranya tidak perlu dilakukan sesering menguji
kemampuan studi, tetapi perlu direncanakan Subagya, 2010. 2.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
Tim Kanisius 2010
membagi tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi
siswa. Tujuan PPR bagi pendidik 1 guru semakin bisa memahami peserta didik; 2 guru semakin bersedia mendampingi perkembangan peserta
didik dalam proses pembelajaran: 3 guru semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya; 4 guru semakin memperhatikan kaitan antara
perkembangan intelektual
dan moral; 5 mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan; 6 mengembangkan daya reflektif
terkait dengan pengalaman sebagai pendidik,pengajar, dan pendamping. Tujuan PPR bagi siswa 1 membantu peserta didik untuk menjadi
manusia bagi sesama; 2 menjadi manusia yang utuh; 3 menjadi manusia
yang secara
intelektual berkompeten,
terbuka untuk
perkembangan, dan keagamaan; 4 menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai; 5 menjadi manusia yang berkomitmen untuk
menegakkan keadilan dan pelayanan pada orang lain.
21
Dalam tujuan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dibagi menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa.
Bagi pendidik diharapkan guru semakin dapat memahami dan mendampingi perkembangan peserta didik selama proses belajar mengajar.
Bagi siswa diharapkan menjadi manusia secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan agama dengan demikian model
Paradigma Pedagogi Reflektif PPR memberikan inovasi baru supaya siswa lebih tertarik dan aktif ketika belajar mengajar. Peneliti dapat
mengaitkan tujuan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran PPR serta membantu guru untuk menggunakan model yang inovatif tidak
hanya menggunakan model yang konvesional agar siswa tidak mudah bosan dan asik sendiri ketika pembelajaran yang inovatif seperti
Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat mengajar siswa untuk lebih aktif, dan belajar mandiri.
2.1.3.4 Kelebihan dan kekurangan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Tim PPR Kanisius 2010 menjelaskan kelebihan dan kekurangan
dalam PPR. Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR adalah sebagai berikut:
1 Pemerataan perhatian oleh pendidik kepada setiap pribadi siswa; 2 Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat diterapan disemua
kurikulum. PPR tidak menuntut tambahan apapun dalam rancangan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah, selain pendekatan
dan cara mengajar; 3 Siswa memiliki hak untuk dihargai dan dihormati;
22
4 Setiap siswa mampu memecahkan permaslahan yang dihadapi serta dapat menemukan solusi atas bimbingan dari pendidik;
5 Memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih;
6 Menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagai dalam proses pembelajaran;
7 Mencangkup semua aspek yang mendukung proses pembelajaran. Selain kelebihan, Paradigma Pedagogi Reflektif PPR juga
memiliki kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan PPR yaitu sebagai berikut:
1 Hambatan pada jumlah siswa yang banyak dikarenakan pendidik
kurang dapat memberikan perhatian secara menyeluruh pada setiap siswa. Guru dituntut untuk lebih bersabar dan tidak memilih
siswa dalam memberian pehatiannya di dalam kelas. 2 Tidak mudah menjalankan tugas sebagai pendidik sesuai dengan
tujuan PPR yaitu pendidik merupakan panggilan hidup.
2.1.4 Pembelajaran PKn