“ jika anak dicegah untuk dalam memperoleh pengalaman, maka kepekaan yang dimiliki oleh anak akan hilang dan akan mengganggu perkembangan anak dalam
Crain, 2007: 100. Pandangan menurut Lev Semionovich Vygotsky juga digunakan,
Vygotsky berpendapat bahwa teori psikologi yang berlaku saat ini adalah teori yang menghubungkan pengalaman-pengalaman dengan refleks-refleks terkondisi
dengan pengaruh lingkungan. Mengenai refleks-refleks terkondisi ini
menggunakan pikiran sadar dan perilaku manusia Schunk, 2012: 223. Kontribusi Vygotsky salah satunya yang penting terhadap pemikiran psikologi
yakni memfokuskan perhatian terhadap aktivitas sosial yang memiliki makna sebagai pengaruh terhadap pikiran sadar manusia. Manusia dapat mengubah
lingkungan sesuai dengan keperluan mereka dan pikiran sadar. Teori Vygotsky menitik beratkan pada interaksi dari faktor interpersonal
sosial, kultual-historis, dan individu sebagai kunci dari perkembangan manusia. Interaksi dengan lingkungan dapat mendorong siswa dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan kognitif. Siswa kelas V sekolah dasar dapat berinteraksi dengan dunia mereka sendiri dengan lingkungan. Dengan harapan siswa dapat mengubah
cara berpikir dan mengambil makna dari pengalaman yang telah didapatkan melalui lingkungan.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian Kesadaran Lingkungan
Pius dan Sonia 2014 melakukan penelitian tentang
subjective well-being
pada remaja ditinjau dari kesadaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencari hubungan antara kesadaran lingkungan dan
subjective well-being
SWB pada remaja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Pengambilan data caranya menggunakan metode
cluster sampling
terhadap 130 siswa remaja SMK di Semarang. Hasil uji korelasi
product moment
memperoleh hasi r = 0,506 p0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara kesadaran lingkungan dengan
subjective well-being
remaja, dimana sumbangan efektif yang diberikan kesadaran lingkungan pada
subjective well-being
remaja adalah sebesar 25,6.
2.2.2 Penelitian Kepedulian Lingkungan
Handayani, Ani 2013 melakukan penelitian mengenai peningkatan sikap peduli lingkungan melalui implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat
dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD N Keputran “A”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat STM dalam pembelajaran IPA yang dapat mengembangkan sikap peduli lingkungan siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas PTK kolaboratif dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD N Keputran “A” dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi sikap peduli siswa terhadap lingkungan, lembar observasi aktivitas guru dalam menanamkan sikap
peduli lingkungan, dan angket sikap peduli lingkungan siswa. Hasil penelitian ini adalah pendekatan STM dapat mengembangkan sikap peduli lingkungan siswa.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil lembar observasi siklus II sebanyak 27 siswa 96,43 berada pada kategori tinggi, sebanyak 1 siswa 3,57 berada pada
kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai kriteria
keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus kedua. 2.2.3
Model
Conservation Scout
Sari 2014 meneliti presepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program
Conservation Scout.
Penelitian ini melibatkan 38 SD di Yogyakarta yang terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD yang dilakukan di Pusat Studi Lingkungan
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah, presepsi guru, presepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung
program
Conservation Scout.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
action research, survey,
dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sekolah memberikan respon sangat positif 84 terhadap program
Conservation Scout
, dari 38 sekolah yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program ini. Guru menberikan presepsi negatif 2,50, bukan pada esensi program
melainkan pada teknik pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif 3,51 dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan
peer tutoring
dan kampanye mengenai konservasi. Ada 53,12 SD yang siswanya menjadi duta konservasi
lingkungan. Ritmawanti, Dea F 2014 melakukan penelitian pengembangan Model
Conservation Scot:
Pengenalan mini konservasi di Sekolah Dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
pengenalan pembelajaran berbasis lingkungan melalui model
Conservation Scout
dapat mengenalkan kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Sampel yang digunakan penelitian adalah siswa dari 38 SD mitra PGSD
Universitas Sanata Dharma di wilayah Yogyakarta, baik SD Negeri maupun SD Swasta, dengan jumlah siswa 76 orang dan guru 38 orang. Hasil yang diperoleh
pembelajaran berbasis lingkungan melibatkan siswa maupun guru secara aktif dapat menanamkan nilai peduli lingkungan yang ditanamkan sejak dini pada anak.
Berikut ini merupakan bagan
literatur map
dari penelitian yang relevan hingga dilakukan oleh peneliti:
Bagan 2.2 Literatur map
Peneitian tentang kesadaran dan kepedulian lingkungan
Pius dan Sonia 2014 Kesadaran lingkungan-subjective
well-being
Ani, Handayani 2013 Peduli lingkungan-pendekatan
Sanis Teknologi Masyarakat Penelitian tentang model
Conservation Scout
Sari, Wahyu W 2014 Conservation Scout-
Presepsi guru dan siswa
Ritmawanti, Dea F 2014 Pengembangan model
Conservation Scout
: Pengenalan mini konservasi di Sekolah Dasar untuk
Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Yang ingin diteliti: Pengembangan Materi,
Model Conservation
Scout, kesadaran dan
kepedulian
2.3 Kerangka Berpikir