4.2.1 Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang digunakan oleh peneliti yakni observasi dan wawancara. Kegiatan
observasi dan wawancara pertama yang dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman lembar
student need analysis
. Topik-topik yang dilakukan oleh peneliti
untuk melakukan observasi dan wawancara antara lain: 1
Student background student input
yang terdiri dari
academic background, social and economic background
. 2
curriculum documents
yang terdiri dari
type of curriculum, vission and mission, profile of graduates, and profile of the course.
Observasi yang dilakukan dalam kelas pada saat pembelajaran IPA dan di luar kelas pada
jam istirahat. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Kegiatan observasi yang dilakukan dalam kelas saat pembelajaran IPA untuk mengetahui kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada hari Selasa,
16 Agustus 2016 di kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Jumlah siswa kelas V B sebanyak 23 siswa, dengan siswa perempuan sebanyak 12 dan siswa laki-laki
sebanyak 11. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB dan materi yang akan dipelajari pada hari tersebut adalah bagian-bagian alat pencernaan manusia dan
fungsinya. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa berdoa terlebih dahulu. Guru memberikan arahan agar setiap siswa mengeluarkan sikat gigi, pasta gigi, dan
gelas plastik yang telah dibawa. Siswa keluar kelas untuk melakukan kegiatan menggosok gigi dengan arahan dari guru. Guru memberikan arahan kepada siswa
yang tempat duduknya dekat dengan pintu untuk keluar kelas terlebih dahulu, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedangkan siswa yang tempat duduk paling depan untuk keluar lebih akhir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut kurang memberikan kesempatan kepada siswa
yang lain untuk dapat keluar kelas terlebih dahulu dan tidak memberikan kebebasan kepada siswa. Dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh guru
tersebut, bertentangan dengan terwujudnya pendidikan emansipatoris menurut Giroux dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53 yaitu humanisasi merupakan
pemahaman sebagai pemberdayaan kritis antara guru dan siswa untuk menciptakan kebebasan.
Saat melakukan gosok gigi ada salah satu siswa laki-laki yang masih berjalan-jalan. Siswa tersebut diberikan arahan agar tidak jalan-jalan dan
mengikuti kegiatan menggosok gigi. Setelah kegiatan menggosok gigi selesai, guru bertanya mengenai fungsi dan manfaat menggosok gigi. Dalam memberikan
pertanyaan guru selalu menunjuk siswa secara bergantian, hal ini dilakukan agar semua siswa memperhatikan pembelajaran. Kegiatan dialog tanya jawab yang
dilakukan oleh guru kepada siswa yang dilakukan secara terus menerus untuk menemukan solusi menunjukkan bahwa terwujudnya pendidikan emansipatoris
sesuai dengan pendapat Giroux dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53 mempertanyakan sistem yaitu menjadikan pemikir yang kritis, perlu adanya
dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas. Kemudian setiap siswa dibagikan kertas berwarna secara acak. Kertas
tersebut memiliki dua sisi yaitu satu sisi berwarna dan sisi yang lain terdapat angka 1 sampai 6. Dengan arahan dari guru, siswa berkumpul sesuai dengan
kertas yang memiliki warna sama. Guru menyampaikan bahwa kelompok yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah dibentuk disebut dengan kelompok asal. Kemudian siswa membalik kertas warna tersebut dengan melihat angka yang tertulis dikertas tersebut. Siswa yang
memiliki angka yang sama berkumpul. Guru menyampaikan bahwa kelompok yang dibentuk menurut angka disebut kelompok ahli. Guru juga menjelaskan
tugas yang akan dilakukan dalam kelompok ahli. Saat akan berkumpul dalam kelompok asal suasana menjadi ramai dan ketika akan berkumpul dengan
kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal, guru mengantisipasi keramaian tersebut dengan cara siswa berkumpul dengan kelompok sesuai hitungan dari guru
dan pindah ke dalam kelompok diharapkan tidak bersuara. Ada siswa yang berinisial AP memiliki kemampuan rendah dari teman-
teman yang lain. Dalam membentuk kelompok sesuai dengan kertas yang didapatkan, tidak ada kelompok yang lainnya bersedia untuk menjadikan siswa
AP bergabung dengan kelompok. Dengan permasalahan tersebut, guru langsung saja menentukan bahwa siswa AP untuk masuk kedalam salah satu kelompok dan
menentukan tugas yang harus dilakukan oleh AP tanpa adanya dialog antara guru dengan siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut tidak memberikan
kesempatan adanya dialog antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru. Hal yang dilakukan oleh guru bertentangan dengan pendidikan emansipatoris menurut
pendapat Giroux dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53 tentang mempertanyakan sistem yaitu menjadi pemikir yang kritis, perlu adanya dialog
dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas serta humanisasi yaitu untuk dapat memahami sebagai pemberdayaan pemahaman kritis antara
guru dan siswa perlu menciptkan keadaan menerima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa saat berkumpul dalam kelompok ahli mendapatkan materi yang berbeda. Materi yang dibagikan merupakan macam-macam alat pencernaan yaitu
rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Di dalam kelompok ahli setiap siswa harus menguasai materi yang kemudian disampaikan
kepada kelompok asal. Kemudian dalam kelompok asal setiap siswa secara bergantian menyampaikan materi yang didapatkan dari kelompok ahli. Siswa
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Pekerjaan yang telah dikerjakan oleh siswa dikumpulkan.
Kemudian guru mengajak siswa untuk bermain “tebak soal” yang berisikan soal-soal mengenai pembelajaran hal
itu. Ketika bermain “tebak soal” siswa antusias dan aktif mengikutinya. Karena dalam permainan ini siswa
berkompetisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam bermain “tebak soal” ini ada salah satu siswa laki-laki yang hanya diam saja, kemudian guru mencoba
memberikan kesempatan dengan diberi pertanyaan. Siswa tersebut dalam menjawab pertanyaan jawabannya kurang tepat dan guru memberikan alternatif
dengan cara memberikan kata kunci agar siswa dapat memperbaiki jawaban yang lebih tepat. Dengan melihat hal tersebut, guru memberikan tugas tambahan untuk
siswa tersebut mengerjakan soal dengan benar-benar paham. Kegiatan akhir pembelajaran, sebelum masuk kelas siswa secara urut
mengurutkan alat pencernaan manusia. Siswa yang dapat mengurutkan dengan tepat langsung diperbolehkan masuk kelas dan siswa yang kurang tepat dalam
mengurutkan diberikan kesempatan untuk mengurutkan lagi. Tetapi masuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelasnya paling akhir, karena harus memahami lagi urutan alat pencernaan manusia.
Kegiatan observasi dilaksanakan di luar kelas pada saat jam istirahat. Observasi ini dilakukan untuk melihat perilaku siswa terhadap lingkungan yang
difokuskan pada tanaman yang berada di depan kelas V B. Ketika jam istirahat ada beberapa siswa kelas V B bermain sepak bola dan bola tersebut masuk ke
dalam area taman sehingga mengenai tanaman. Tanaman yang berada di area taman yaitu tanaman singkong yang masih kecil, bibit tanaman pepaya, dan bibit
tanaman mangga. Siswa ketika mengambil bola yang mengenai tanaman tersebut dengan cara berebutan dan mereka sengaja menginjak-injak tanaman, sehingga
tanaman yang berada di area taman menjadi rusak. Ada juga siswa saat jam istirahat melihat permainan sepak bola dengan sengaja duduk diatas tanaman yang
berada di teras sekolah. Selain itu, ada juga siswa dengan sengaja memetik daun tanaman srikaya yang ada di lingkungan sekolah, sehingga menyebabkan tanaman
srikaya rusak. Sekolah juga menerapkan program “SEMUTLIS” yang artinya sepuluh
menit untuk lingkungan sekolah, salah satu dari program tersebut yaitu sepuluh menit sebelum masuk kelas siswa terlebih dahulu merawat tanaman. Tulisan
“SEMUTLIS” tertempel di setiap pintu ruang kelas 1 sampai 6. Namun, program tersebut terlihat belum berjalan secara efektif. Hal ini terlihat beberapa siswa kelas
V B belum melakukan kegiatan merawat tanaman yang berada di lingkungan sekolah. Siswa melakukan kegiatan merawat tanaman ketika ada perintah dan
arahan dari guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara dilakukan saat kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL berlangsung pada hari Selasa, 8 Agustus 2016 dengan menggunakan pedoman
lembar
students need analysis
pemberian dari dosen pembimbing. Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada guru kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Pendapat guru kelas V B mengenai kemampuan akademik siswa kelas V B belum dilakukan lebih mendetail. Karena kegiatan belajar mengajar baru dilaksanakan 3
minggu dan dalam waktu 3 minggu itu guru belum melakukan penilaian terhadap akademik siswa. Menurut guru kelas V B, bahwa siswa kelas V B mudah
memahami materi, jika dalam menyampaikan materi menggunakan media yang besifat konkret. Selain itu, siswa juga antusias dalam kegiatan eksperimen yang
berkaitan terhadap lingkungan, jika guru dapat memberikan pembelajaran dengan cara mengemas metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman
bagi siswa. Siswa kelas V B juga antusias dan senang ketika mendapatkan tugas untuk membuat sebuah karya berupa ajakan, salah satunya membuat slogan yang
digunakan untuk memperingati HUT Yogyakarta sesuai dengan kreativitas masing-masing.
Mengenai data sosial dan ekonomi siswa kelas V B yang diperoleh dari guru kelas V B bahwa pekerjaan orang tua dari siswa kelas V B yakni karyawan
swasta, wiraswasta, buruh, dan pegawai negeri sipil. Selain itu, tempat tinggal siswa kelas V B sebagian besar berasal dari daerah sekitar Jetis. Sebagian besar
siswa tinggal di pemukiman yang rata-rata tidak memiliki tanah yang cukup luas, kondisi lingkungan sekitar rumah terlihat sedikit kumuh, dan jarang ditemukan
tanaman atau tanaman-tanaman rindang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan wawancara yang kedua dengan guru kelas yakni guru kelas V B menggunakan instrumen wawancara yang disusun oleh peneliti. Kegiatan
wawancara tersebut dilakukan pada hari Kamis, 17 November 2016 pukul 09.30 WIB. Wawancara ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan guru. Dalam
wawancara ini terdapat 7 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pertanyaan yang diajukan pertama berkaitan dengan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran IPA. Guru jarang melaksanakan kegiatan eksperimen, tetapi
sesekali juga pernah melaksanakan. Beliau pernah melaksanakan kegiatan eksperimen mengenai perubahan benda. Kesulitan yang dialami saat
melaksanakan kegiatan eksperimen yakni ketersediaan sumber dan media pembelajaran. Dalam melaksanakan eksperimen, siswa belum diberikan panduan
eksperimen khusus, panduan yang digunakan biasanya menggunakan buku paket dari sekolah. Sebelum melakukan eksperimen siswa juga diajak untuk membaca
buku paket masing-masing. Namun, dalam melaksanakan eksperimen siswa masih bingung dan bertanya kepada guru. Guru berusaha untuk menjelaskan kembali
dengan membaca pelan-pelan sambil mencontohkan di depan kelas. Dalam melaksanakan kegiatan eksperimen kurang maksimal. Sehingga beliau langsung
menunjukkan video mengenai perubahan benda, hal ini dilakukan agar dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.
Kegiatan eksperimen dilaksanakan agar dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Materi yang digunakan dalam eksperimen atau
penelitian ini disebut panduan materi eksperimen, menurut guru kelas V B dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyusun materi adanya beberapa kriteria yang harus disesuaikan dengan standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, materi eksperimen berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menerapkan langsung dalam kehidupan, dan materi berisi langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya. Beliau
juga mengatakan bahwa siswa biasanya akan antusias dalam kegiatan eksperimen yang berkaitan dengan lingkungan. Selain itu, guru juga dapat menyampaikan
materi pembelajaran menggunakan metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa.
Wawancara analisis kebutuhan untuk siswa dilakukan pada hari Kamis, 24 November 2016 pukul 11.00 WIB. Peneliti melakukan wawancara kepada lima
siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta yang sesuai dengan rekomendasi dari guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai peneliti memiliki kemampuan
akademik yang berbeda, dari yang tinggi hingga rendah. Wawancara tersebut dilakukan secara bergantian. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 10
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kegiatan wawancara tersebut, siswa yang diwawancarai pertama oleh peneliti adalah siswa laki-laki yang berinisial A. Siswa A selama mengikuti
pembelajaran IPA merasa senang. Karena dalam pembelajaran IPA terkadang ada kegiatan eksperimen, walaupun tidak setiap materi ada kegiatan eksperimen.
Kegiatan eksperimen yang pernah diikuti oleh A dalam pembelajaran IPA yakni perubahan energi. Siswa A mengatakan bahwa panduan yang digunakan dalam
eksperimen yakni buku paket yang disediakan dari sekolah. Kesulitan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dialami oleh siswa A ketika melaksanakan kegiatan eksperimen adalah terkadang lupa langkah kerja dan dirasa kurang memahami isi dari panduan. Menurut siswa
A, panduan eksperimen yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria yakni bahasa yang digunakan mudah dipahami dan setiap langkah kerja terdapat gambar penjelas.
Dengan adanya panduan eksperimen harapan A membuatnya dapat melakukan eksperimen dengan panduan dan mudah untuk dapat dipahami.
Siswa berinisial AV mengatakan selama mengikuti pembelajaran IPA merasa suka. Karena dalam pembelajaran IPA materinya ada hubungan langsung
dengan manusia yang dimaksud bahwa terkadang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan eksperimen AV membutuhkan panduan
eksperimen IPA. Menurut AV, panduan eksperimen yang dibutuhkan berisikan langkah-langkah kegiatan yang detail dan ada gambarnya untuk memperjelas
setiap langkah. Dengan adanya panduan eksperimen membuat AV lebih paham dan mudah untuk memahami materi pembelajaran.
Siswa berinizial Z mengatakan selama mengikuti pembelajaran IPA merasa suka. Karena menurutnya bahwa pembelajaran IPA itu
asyik
dan ada eksperimen. Menurut Z
asyik
yang dimaksudkan yaitu menyenangkan ketika dilaksanakan dan membuatnya tidak merasa bosan. Kesulitan yang dialami Z, saat
mengikuti pembelajaran IPA dan melakukan eksperimen menggunakan panduan dari buku paket dan terkadang langkah kerjanya kurang begitu lengkap. Menurut
Z, membutuhkan panduan yang lengkap dengan kriteria bahasa yang digunakan mudah dipahami, kalimat dalam setiap langkah kerja singkat, dan ada gambar
penjelas. Dengan adanya panduan dapat membantu Z dalam memahami materi yang diajarkan dengan jelas dan mudah dipahami.
Siswa C mengatakan bahwa selama mengikuti pembelajaran IPA siswa C merasa suka dan senang. Menurut siswa C, pembelajaran IPA dapat berhubungan
langsung dengan lingkungan dan mudah untuk dipahami. Selama mengikuti pembelajaran IPA, siswa C pernah melakukan kegiatan eksperimen yakni
pernafasan manusia. Kesulitan yang dialami dalam mengikuti kegiatan eksperimen kurangnya media dan panduan khusus untuk melakukan eksperimen
tidak ada, sehingga dalam eksperimen menggunakan panduan dari buku paket dan terkadang langkah kerjanya kurang begitu mudah untuk dipahami. Siswa C
membutuhkan panduan eksperimen IPA. Adanya panduan eksperimen IPA dapat memudahkan untuk memahami materi. Panduan yang diharapkan oleh siswa C
yakni petunjuk atau langkah kerja dan bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti.
Siswa berinisial E adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh peneliti. Siswa E selama mengikuti pembelajaran IPA merasa suka. Menurut siswa E
bahwa pembelajaran IPA itu seru dan berhubungan langsung dengan lingkungan. Dalam mengikuti pembelajaran IPA siswa E pernah melaksanakan eksperimen
dan selama mengikuti eksperimen IPA kesulitan yang dialami yakni panduan dalam eksperimen menggunakan buku paket dan terkadang materi yang ada dalam
buku paket kurang begitu mudah untuk dapat dipahami. Siswa E membutuhkan panduan eksperimen dengan kriteria yang diharapkan yakni gambar yang jelas
dan bahasa yang digunakan mudah dipahami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan pada hari Kamis, 01 Desember 2016. Pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti sebanyak 7 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan wawancara diawali
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Menurut kepala sekolah bahwa
bapakibu guru yang ada di SD N Jetis 1 Yogyakarta pernah dan sering melakukan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas dengan
menggunakan alat peraga. Karena guru juga ada penilaian tersendiri saat melakukan kegiatan eksperimen. Bapakibu guru dari kelas 1-6 dalam satu
semester harus melakukan kegiatan eksperimen saat pembelajaran IPA minimal dua kali dan ada salah satu guru kelas I yang hampir setiap hari melakukan
kegiatan eksperimen. Kesulitan yang dialami bapakibu guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta terkait
dengan kegiatan eksperimen keterbatasan media pembelajaran yang ada di sekolah menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
khususnya alat peraga yang ada di sekolah kebanyakan sudah rusak dan ada yang sudah tidak dapat digunakan kembali. Guru-guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta
diajak untuk berusaha mengatasi kesulitan tersebut dengan cara dituntut kreatif mempersiapkan alat peraga yang rusak dengan diperbaiki menggunakan alat
peraga sederhana dan memiliki fungsi yang sama dengan alat peraga yang rusak. Selain itu sekolah berusaha memperbaiki alat peraga dengan menggunakan dana
Bantuan Operasional Sekolah BOS atau Bantuan Operasional Sekolah Daerah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BOSDA. Guru-guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan eksperimen menggunakan panduan yang sudah diberikan oleh pemerintah yakni
buku paket. Selain itu, guru memiliki tanggungjawab mencari referensi lain untuk mengembangkan materi dan mempersiapkan panduan eksperimen sendiri apabila
dalam buku paket tidak ada. Menurut kepala sekolah di SD N Jetis 1 Yogyakarta membutuhkan
panduan kegiatan eksperimen. Karena tanpa panduan materi eksperimen, eksperimen tidak berjalan sesuai tujuan. Harapan kepala sekolah dengan adanya
panduan materi eksperimen, anak lebih paham dalam memahami materi tidak hanya verbalisme saja. Melainkan semua indera yang dimiliki oleh siswa seperti
audio-visual yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan eksperimen. Penyusunan panduan materi eksperimen menurut kepala sekolah SD N
Jetis 1 Yogyakarta perlu memperhatikan beberapa kriteria agar panduan eksperimen layak digunakan antara lain sesuai dengan Standar Kompetensi SK
dan Kompetensi Dasar KD, sesuai dengan kurikulum yang digunakan sekolah, alat peraga harus sinkron dengan materi, terdapat petunjuk penggunaan dan
gambar yang sesuai. Selain itu, tidak membahayakan anak-anak, tidak terlalu mahal dan bermanfaat bagi sekolah. Dalam penyusunan materi perlu kreatif
mencari berbagai macam referensi dan mencoba terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada anak-anak.
Berdasarkan hasil kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas, dan siswa kelas V B di SD N Jetis 1
Yogyakarta bahwa sumber dan media pembelajaran bagi guru dan siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
khususnya untuk pembelajaran IPA terbatas. Materi dan panduan eksperimen IPA dibutuhkan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk dapat mempermudah dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA. Materi dan panduan yang diharapkan sekolah, guru, dan siswa kelas V B antara lain sesuai dengan kurikulum, Standar
Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, langkah-langkah kerja dan gambar yang digunakan jelas, tidak terlalu mahal ketika dibuat kembali, dan bermanfaat
bagi pembaca agar dapat membimbing anak agar sadar dan peduli terhadap lingkungan.
4.2.2 Desain