12
f. Menghilangkan hambata-hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
g. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
h. Menunjukkan perhatian kepada karyawannya.
c.Teori Kepemimpinan.
Menurut Kartono 2005 : 31 Pada umumnya teori kepemimpinan berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan
kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa hal, antara lain : a.
Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan dibutuhkan manusia disebabkan karena adanya suatu
keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Disatu pihak manusia. Disatu pihak manusia terbatas kemampuannya dan kesempatan
untuk memimpin, sedangkan dipihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan dan kesempatan untuk memimpin, sedangkan dipihak lain ada
orang yang mempunyai kelebihan untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan kepemimpinan, yaitu sejak adanya kerja sama antar manusia.
b. Sebab munculnya Pemimpin.
Mengenai sebab munculnya seorang pemimpin para ahli telah
Universitas Sumatera Utara
13
mengemukakan beberapa teori, dimana antara satu dengan lainnya mempunyai perbedaan. Walaupun demikian terdapat tiga teori yang menonjol
dalam menjelaskan munculnya pemimpin, yaitu :
Teori Genetis Menurut teori ini seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.
Teori Sosial
Teori ini adalah kebalikan dari teori genetik. Inti dari teori sosial ini adalah setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan
dan pengalaman yang cukup. Menurut teori ini pemimpin itu dipersiapkan dan dibentuk sesuai situasi yang berubah-ubah dan
kebutuhan sosialnya.
Teori Ekologis Teori ini adalah sebagai reaksi dari kedua teori diatas. Inti dari teori ini
adalah seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,
Universitas Sumatera Utara
14
bakat-bakat ini kemudian dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan dengan tuntutan lingkungan atau
ekologisnya. Kartono, 2005 : 32
d.Gaya dan tipe kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gaya yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinanya.
Menurut Hadari 2004 : 83 bahwa aktifitas kepemimpinan dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing, gaya
kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam membeda-bedakan atau mengklafikasikan tipe kepemimpinan.
Dari berbagai studi tentang kepemimpinan diketahui ada beberapa gaya kepemimpinan yang paling umum dikenal, yaitu :
a. Gaya dan tipe kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan otoriter itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan
yang mutlak dan harus dipatuhi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
Universitas Sumatera Utara
15
berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin bergaya dan bertipe otoriter selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya, dan ia senantiasa ingin berkuasa absolut,
tunggal pada kondisi dan situasi yang sikap dan prinsipnya yang kaku. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi, hingga cenderung
bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik. Dalam menentukan dan menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan menjalankannya dengan sikap yang
kaku, pemimpin bergaya dan bertipe ini juga tidak dapat dikritik, bawahannya juga tidak akan mendapat kesempatan untuk memberikan saran maupun pendapat, kalau
pemimpin ini sudah mengambil keputusan yang biasanya keputusan itu berbentuk perintah dan bawahan hanya melaksanakannya saja.
b. Gaya dan Tipe Paternalistik. Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistik merupakan kepemimpin yang
bersifat kebapakan, namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang didambakan. Seorang pemimpin paternalistik senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai
simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang belum dewasa, ia tidak akan mendorong kemandirian bawahannya karena tidak ingin
mereka berbuat kesalahan, terkait dengan itu maka pemimpin paternalistik akan
Universitas Sumatera Utara
16
bersifat terlalu melindungi, itikadnya mungkin baik tetapi prakteknya akan negatif karena ia tidak akan mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko
disebabkan takut akan timbul dampak negatif pada organisasi. Dalam pemgambilan keputusan pemimpin paternalistik menjadi pusat pengambilan keputusan dimana
pelimpahan wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tidak terjadi.
c. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Laissez Faire. Gaya dan tipe kepemimpinan ini adalah gaya dan tipe kepemimpinan yang “aneh”
dimana seorang pemimpin namun pada praktisnya tidak memimpin, ini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang santai karena berangkat dari pandangan bahwa
organisasi tidak memiliki masalah yang serius dan kalau pun ada selalu dapat ditemukan penyelesaiannya, juga ia tidak senang mengambil resiko dan lebih
cenderung pada mempertahankan status quo. Seorang pemimpin yang bergaya dan bertipe ini senang melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih
menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan dan keberadaanya dalam organisasi lebih bersifat suportif.
d. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Kharismatik.
Universitas Sumatera Utara
17
Gaya dan tipe Kepemimpinan Kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya. Terlepas dari apakah ia berfungsi sebagai pemimpin formal atau informal ia mempunyai daya tarik kuat bagi orang lain
sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu biasa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu yang dipengaruhi latar belakang biografikal, pendidikan,
kekayaan, dan penampilan mungkin ikut berperan, akan tetapi mungkin juga tidak, karena ketidakmampuan para ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang
dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik memiliki “kekuatan supranatural” yang tidak dimiliki orang lain.
e. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang berorientasi pada memberikan bimbingan yang efektif kepada para bawahannya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahannya, dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik. Ia rela dan mau melimpahkan wewenang
pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya, dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para
Universitas Sumatera Utara
18
bawahanya. Pemimpin demokratis bersifat mendidik dan membina, dalam hal bawahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat menghukum atau
mengambil tindakan punitive. Setelah mengetahui berbagai gaya dan tipe kepemimpinan, maka pertanyaan
yang akan timbul adalah : Gaya kepemimpinan yang manakah yang lebih baik? untuk menjawab pertanyaan ini memang sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang
terbaik untuk semua situasi, adakalanya seorang pemimpin akan bergaya otoriter dalam situasi tertentu walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin yang sering bergaya
demokratis. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tujuan, pengikut bawahan, organisasi dan situasi yang ada sehingga
tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk. Oleh karena itu dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita
hendaknya jangan beranggapan bahwa seseorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan gaya kepemimpinannya dalam segala situasi, hal ini justru
mungkin akan memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya, tapi sebaliknya harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya sesuai dengan situasi, kondisi
dan individu dalam organisasi yang sedang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
19
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.