19
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah suatu fenomena yang timbul disebabkan adanya orang-orang, posisi dalam suatu organisasi dan situasi yang spesifik. Hal-hal inilah
orang-orang, posisi, dan situasi yang disebut dengan faktor-faktor pengaruh kepemimpinan. Manulang 1995 : 21
a. Faktor orang.
Faktor “orang” dapat mempengaruhi kepemimpinan karena konsentrasi kepemimpinan seringkali memusatkan perhatian kepada pemimpin ataupun
ciri-ciri pribadinya. Dahulu orang berangapan bahwa raja ataupun para kaum bangsawan memiliki hak mutlak penguasaan dan kepemimpinannya adalah
sesuatu sifat yang diwariskan. Ada beberapa indikasi yang sering dijumpai dalam konteks “orang” di dalam
kepemimpinan. Menurut Manullang 1995 : 21 yaitu meliputi indikasi intelegensi, antusiasme, dominasi, kepercayaan diri, partisipasi sosial, dan
keseimbangan. b.
Faktor posisi. Posisi akan melahirkan peran, dengan memiliki posisi tertentu maka
Universitas Sumatera Utara
20
akan ada peranan yang mengikutinya. Apabila kita mengikuti perkataan peranan maka kita bermaksud mengatakan apa yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang tertentu. Ada dua macam sumber harapan tentang peranan yaitu :
1. Harapan pribadi adalah cara-cara orang mengharapkan pemimpin
akan berkelakuan dan bertindak. 2.
Harapan organisatoris adalah keinginan organisasi terhadap perilaku pemimpin yang biasanya berpedoman pada posisi formal
yang diatur di dalam pembagian kerja.
5.2. Disiplin kerja pegawai.
Disiplin adalah suatu suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Prijodarminto, 1999 : 23 Menurut Hasibuan 2005 : 193 Disiplin yang baik mencerminkan besarnya
rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap pimpinan selalu berusaha agar
Universitas Sumatera Utara
21
para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor
yang mempengaruhinya. Bagi pegawai Negeri Sipil ada peraturan pemerintah yang secara tegas
mengatur larangan dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
Undang-undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Menurut Prijodarminto 1999 : 23, yang dimana disiplin itu mempunyai tiga
aspek, Yaitu : 1.
Sikap mental mental attitude, yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan
standar yang sedekian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan; norma,
kriteria dan standar yang merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan. 3.
Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Universitas Sumatera Utara
22
Berbicara masalah disiplin berkaitan dengan unsur perilaku, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena disiplin itu sendiri merupakan wujud dari ketiga
bentuk tersebut di dalam tersebut di dalam akvitas yang dilaksanakannya. Dari definisi tersebut, dapat simpulkan bahwa disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang atau pegawai untuk mematuhi dan mentaati segala norma peraturan yang berlaku pada sistim organisasi tersebut.
Menurut Hasibuan 2005:194 Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik pegawai supaya mentaati semua peraturan organisasi.
Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua pegawai. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai. Peraturan tanpa dibarengi
pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya bukan menjadi alat pendidik bagi pegawai.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa adanya dukungan disiplin kerja pegawai yang efektif organisasi akan sulit untuk mewujudkan
fokus dan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai produktifitas yang efektif dan efisien.
5.3. Hubungan kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai.