membantu ketika di awal masa tanam dan membantu dalam menanam benih padi pada ladang mereka. saat pertengahan masa tanam juga mereka membantu suami
mereka di ladang untuk merumput atau membersihkan tanaman padi dari gangguan tanaman liar dan rumput yang dapat mengganggu pertumbuhan padi, serta ketika
memasuki masa panen istri petani turut aktif untuk membantu pekerjaan suami di ladang mereka. sebagian dari istri petani terdapat yang tidak turut aktif dalam
membantu di ladang, tetapi umumnya mereka memiliki aktifitas lain yang juga dapat sedikit membantu perekonomian keluarga. Upaya penghematan dalam
pengeluaran keuangan juga menjadi tugas sang istri, penghematan pengeluaran sehari-hari dilakukan sang istri agar keuangan yang dimiliki dapat mencukupi
kebutuhan keluarga mereka. Upaya penghematannya seperti: menekan biaya makan dan tidak melakukan pengeluaran konsumtif, hal ini seperti yang dijelaskan pada
strategi pasif, yaitu mengurangi pengeluaran keluarga misalnya, biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya.
4.3.7. Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga Petani
Penghasilan yang didapatkan petani padi pemilik lahan terbatas dari penjualan hasil panennya menjadi tumpuan hidup bagi keluarga petani. Dari penghasilan tersebut
petani dan keluarganya dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yakni sandang, pangan, papan, kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan.
Penghasilan yang didapatkan oleh petani tersebut pun turut digunakan menjadi modal baginya untuk menanam padi pada masa tanam selanjutnya. Modal yang dikeluarkan oleh
petani tidak dapat diperkirakan tetapi berada pada kisaran jutaan rupiah, karena hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut berdasarkan kebutuhan petani saat mengolah tanahnya, yakni untuk pembelian bibit, penyewaan jetor, pembelian pupuk dan lain sebagainya.
Hasil panen yang didapatkan oleh petani padi di Desa Denai Kuala tidak dapat dipastikan selalu sama tiap panennya. Apabila tanaman padi yang ditanam petani tidak
mengalami gangguan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksinya, dalam tiap rantenya petani dapat memanen antara 250 kg hingga 300 kg. Hasil panen tersebut
selanjutnya dijual dalam bentuk gabah basah kepada kilang padi yang telah menjadi langganan petani, harga jual padi tersebut ditetapkan oleh pemilik kilang dengan
disesuaikan pada harga pasaran ketika itu.
Pengeluaran sehari-hari keluarga petani padi pemilik lahan terbatas rata-rata mencapai Rp 50.000, pengeluaran tersebut jika dikalkulasikan dalam per bulannya
mencapai Rp 1.500.000 per keluarga. Pengeluaran tersebut digunakan untuk menutupi kebutuhan belanja sehari-hari, kebutuhan sekolah anak dan kebutuhan
utama lainnya. Bagi petani pengeluaran untuk kebutuhan makan, kebutuhan pendidikan, tempat tinggal, kesehatan dan transportasi merupakan kebutuhan utama
mereka. penghasilan yang didapatkan petani dari menanam padi tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan keluarga mereka, maka berbagai adaptasi dilakukan
oleh petani seperti menyewa ladang dan menanam tanaman sampingan untuk menambah penghasilan petani.
Keterlibatan keluarga petani dalam upaya mengatasi hambatan yang terjadi pada mereka juga selalu terjadi. Anak dan istri selain membantu di ladang, juga
turut aktif membantu petani dalam pemenuhan kebutuhan keluarga mereka, seperti yang dijelaskan dalam kerangka analisis Mosser tentang aset tenaga kerja, misalnya
meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk membantu
Universitas Sumatera Utara
ekonomi rumah tangga. Dalam coping strategies yang dikemukakan oleh Edi Suharno turut menjelaskan strategi hidup yang digambarkan didalam kehidupan
keluarga petani padi pemilik lahan terbatas, Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk misalnya melakukan aktivitasnya
sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Serta dalam strategi pasif, yaitu mengurangi
pengeluaran keluarga misalnya, biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya.
Meminjam uang kepada tetangga terdekat kadang kala dilakukan oleh keluarga petani. Meminjam uang kepada tetangga dilakukan oleh keluarga petani
dalam kondisi yang terdesak disaat mereka tidak memiliki simpanan uang, mereka membutuhkan pinjaman uang secara mendadak seperti: untuk biaya berobat anak
yang sakit, membayar biaya sekolah anak dan sebagainya. Hubungan sosial yang terjalin baik dengan para tetangga, memungkinkan petani dan keluarganya dapat
saling meminjam dan memberikan bantuan satu sama lain.
4.3.8. Hubungan Sosial