Motivasi Petani KAJIAN PUSTAKA

1. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan 2. Menyalurkan ketegangan sosial 3. Mempertahankan kelangsungan keluargaunit sosial 4. Bertahan hidup

2.2. Motivasi Petani

Didalam hidup setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri intrinsik maupun dari luar diri ekstrinsik. Motivasi diperlukan bagi seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya pada saat ia bekerja. Menurut Winkle dalam Venny 2010:6, “motivasi adalah sebagai daya penggerak dalam pribadi seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan”. Mclelland dalam Venny 2010:6, “motivasi beprestasi merupakan kecendrungan individu untuk menyeleksi aktifitas dengan usaha yang efektif sehingga memberikan hasil terbaik yang pada dasarnya berkaitan dengan harapan untuk sukses. Universitas Sumatera Utara Menurut Winardi dalam Sri 2010:13, motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Gray dan Frederic dalam Sri 2010:13, motivasi adalah hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menimbulkan sikap antusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu. Reksohadiprojo dan Handoko dalam Sri 2010:14, mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Denny dalam Sri2010:14, menyatakan bahwa dasar bagi segala motivasi adalah harapan sebagai penyebab bagi sesuatu untuk dihasilkan dan bahan bakar bagi suatu tindakan. Dalam pengertiannya yang lebih luas, dapat dijelaskan bahwa motivasi mengacu pada sebab-sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dari sini lalu muncul perluasan makna tentang motivasi, dimana motivasi lalu diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan, dan pengakuan yang lebih tinggi. Menurut Moekijat dalam Sri 2010:13, ada dua pengaruh yang paling penting pada proses motivasi yaitu pengaruh dari diri sendiri berupa memahami diri sendiri, bayangan dan ide-ide yang dimiliki. Pengaruh penting Universitas Sumatera Utara lainnya dalam proses motivasi adalah bagaimana individu-individu melihat lingkungan dimana mereka berada. Pengaruh lingkungan berupa interaksi atau hubungan individu dan lingkungannya. Maslow dalam Sri 2010:13, mengungkapkan bahwa motivasi manusia tidak akan terlepas dari lingkungan sekitarnya baik dari situasi dan dengan orang lain. Setiap teori motivasi dengan sendirinya harus memperhitungkan fakta ini, dengan menyertakan peranan penentuan kebudayaan dalam lingkungannya. Menurut Mclelland dalam Sondang 1995:167, ada tiga hal yang melatar belakangi motivasi seseorang: 1. The Need for Achievement n-ach : Kebutuhan akan Prestasi Pencapaian.Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebutuhan yang tinggi. Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk menghadapi tantangan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat. 2. The Need for Authority and Power n-pow: Kebutuhan akan Kekuasaan.Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. 3. The Need for Affiliation n-affil: Kebutuhan akan Afiliasi Keanggotaan. Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik Universitas Sumatera Utara dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya. McClelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya. Menurut McClelland 1987, Sebuah tindakan dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk- bentuk tanggapan- tanggapan yang bervariasi 2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan 3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu 4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-ulang 5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan Maslow dalam Sondang 1995:146 berpendapat bahwa tindakan atau tingkah laku suatu organisme pada suatu saat tertentu biasanya dipengaruhi oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Maslow menyatakan bahwa ada suatu hierarki kebutuhan pada setiap manusia. Setiap orang memberi prioritas pada suatu kebutuhan sampai kebutuhan tersebut terpenuhi. Jika kebutuhan pertama telah terpenuhi maka kebutuhan kedua akan memegang peranan, demikian seterusnya hingga tingkat kebutuhan yang kelima. Manusia mempunyai sejumlah Universitas Sumatera Utara kebutuhan beraneka ragam yang pada hakekatnya sama. Kebutuhan manusia diklasifikasikan pada lima tingkatannya atau hierarki hierarchy of needs yaitu: 1. Kebutuhan fisik physiological needs, adalah kebutuhan biologis yang langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup, seperti kebutuhan akan rasa lapar, rasa haus, hasrat biologis, perumahan, dan sebagainya. 2. Kebutuhan akan rasa aman safety needs, adalah kebutuhan keselamatan, perlindungan dari bahaya, ancaman dan perampasan atau pemecatan dari pekerjaan. 3. Kebutuhan sosial social needs, adalah kebutuhan akan rasa cinta, kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan, dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu masyarakat dan diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang. 4. Kebutuhan penghargaan appreciation needs, adalah kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi. 5. Kebutuhan aktualisasi diri self actualization, adalah kebutuhan pemenuhan diri, pengembangan diri semaksimal mungkin, kreatifitas, dan melakukan apa yang paling cocok serta menyelesaikan pekerjaan sendiri. Sesuai dengan apa yang dikemukakan diatas oleh Maslow 1994 dengan teori hirarki kebutuhannya, tujuan utama bagi seorang petani adalah bagaimana dia dapat memenuhi kebutuhannya. Mardikanto 1996, menyatakan bahwa motivasi petani dipengaruhi oleh status sosial ekonomi petani dan persepsi petani terhadap inovasi. Menurut Sajogyo dan Pudjiwati 1983, status sosial ekonomi dalam masyarakat dapat dimengerti melalui apa Universitas Sumatera Utara yang dimiliki oleh individu-individu ataupun melalui kemampuan kepala keluarga untuk mengusahakannya, misalnya dengan kekuasaan ataupun kewenangan yang dimiliki. Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari status sosial keluarga yang diukur melalui tingkat pendidikan kepala keluarga, perbaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga. Menurut Rogers 1985, parameter dalam pengukuran status sosial ekonomi adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi pendidikan, partipasi sosial, hubungan organisasi pembangunan, pemilikan lahan, pemilikan sarana pertanian serta penghasilan sebelumnya. Melly G. Ten dalam Koentjoroningrat 1989, status sosial ekonomi seseorang itu diukur lewat pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. Konsep kedudukan status sosial ekonomi seperti dalam pengetahuan masyarakat sudah lumrah mencakup tingkat pendidikan, faktor pekerjaan, dan penghasilan.

2.3 Fungsi Lahan dan Struktur Sosial