Penyiapan Serbuk Ekstraksi Penentuan Kadar Ekstraktif

Tabel 1 Diameter sortimen batang Suren Bagian Pohon Diameter Teras Tebal Gubal Diameter Total cm cm cm P1 A 16,0 7,5 23,5 B 16,5 8,0 24,5 C 15,0 7,5 22,5 P2 A 12,0 6,0 17,0 B 12,7 6,3 19,0 C 13,7 7,3 21,0 T A 11,8 5,2 17,0 B 13,0 6,0 19,0 C 12,8 7,2 20,0 U1 A 10,0 5,5 15,5 B 10,6 5,9 16,5 C 11,4 6,6 18,0 U2 A 7,5 5,0 12,5 B 8,8 5,7 14,5 C 10,6 6,4 17,0 Cabang A 5,5 4,5 10,0 B 6,0 6,0 12,0 C 4,9 4,1 9,0

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian ini meliputi beberapa tahap. Tahapan penelitian ini yaitu penyiapan serbuk, ekstraksi, penentuan kadar ekstraktif, dan pengujian bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test BSLT Gambar 4.

3.3.1 Penyiapan Serbuk

Contoh uji berupa batang teras Suren pada posisi dalam pohon P1, P2, T, U1, U2 dan C teras dibor Gambar 3. Limbah pengeboran kemudian dikering udarakan. Setelah itu, contoh uji digiling dengan alat giling serbuk dan disaring dengan alat sortasi serbuk bertingkat hingga berbentuk serbuk dengan ukuran 40- 60 mesh. Contoh uji yang digunakan sebanyak 20 g. Gambar 3 Pengambilan contoh uji TG: Tebal Gubal; DT: Diameter Teras.

3.3.2 Ekstraksi

Serbuk kayu teras dari masing-masing bagian diekstraksi dengan menggunakan metode sokletasi bersinambung dalam tiga jenis pelarut yaitu n- heksana, etil asetat, dan metanol. Pemilihan ketiga jenis pelarut ini mewakili polaritas jenis pelarut. Serbuk sebanyak ± 20 g berat basah yang telah dijadikan timbel dimasukkan ke dalam alat soklet yang berisi 350 mL pelarut n-heksana dan dilakukan hingga pelarut tidak berwarna. Setelah bening, serbuk kayu yang telah diekstrak, dikeringkan dalam oven dengan suhu 40 °C untuk menghilangkan sisa pelarut yang terdapat dalam serbuk kayu. Timbel kemudian diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol dengan proses yang sama. Selanjutnya, larutan ekstrak dipekatkan menggunakan vaccum rotary evaporator dengan suhu 40 °C. Ekstrak yang telah dipekatkan, diambil ± 5 mL dan dikeringkan dalam oven pada suhu 103±2 °C untuk menentukan kadar ekstrak kasar dan sisanya dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 40 °C untuk dilakukan pengujian BSLT. Gambar 4 Bagan kerja proses ekstraksi dari berbagai posisi dalam batang teras . Suren T. sureni Merr. .

3.3.3 Penentuan Kadar Ekstraktif

Kadar zat ekstraktif pada setiap contoh uji dihitung terhadap bobot kering tanur serbuk. Penentuan zat ekstraktif dilakukan pada hasil ekstraksi berupa ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol. Semua ekstrak tersebut diambil ± 5 mL dan dikeringkan dalam oven pada suhu 103±2 °C untuk mendapatkan berat padatan ekstraktif. Berat kering tanur setiap contoh uji diperoleh berdasarkan kadar air serbuk. Kadar zat ekstraktif dari hasil akstraksi dihitung terhadap kering tanur serbuk dengan menggunakan rumus: Keterangan : Wa = Berat padatan ekstraktif g Wb = Berat kering tanur g Serbuk dari posisi batang P1, P2, T, U1, U2 dan C 40-60 mesh Ekstrak n-heksana Residu Ekstrak etil asetat Residu Ekstrak metanol Residu Uji Bioaktivitas Brine Shrimp Lethality Test Sokletasi n-heksan hingga pelarut bening Sokletasi etil asetat hingga pelarut bening Oven 40°C hingga sisa pelarut hilang Oven 40°C hingga sisa pelarut hilang

3.3.4 Pengujian Bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test