Hal ini artinya bila terjadi peningkatan GDP dari negara importir menyebabkan peningkatan nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan
ekspor Indonesia. 4. Jumlah penduduk negara importir berpengaruh positif terhadap nilai ekspor
Hal ini artinya bila terjadi peningkatan jumlah penduduk dari negara importir menyebabkan peningkatan nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan
ekspor Indonesia 5. Nilai tukar negara importir berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor
Hal ini artinya bila terjadi penurunan nilai tukar negara importir menyebabkan kenaikan nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan
ekspor Indonesia. 6. Ecodistance berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions WITS, United Nations Commodity Trade Statistics Database
UNCOMTRADE. Selain itu digunakan pula data pendukung lain yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
Indonesia BPS, World Bank, International Finance Statistics IFS serta berasal dari CEPII.
Tabel 5. Data yang Diperlukan
Data Sumber
Nilai ekspor – impor makanan olahan Indonesia Nilai ekspor – impor makanan olahan Dunia
Tarif makanan olahan Dunia Nilai tambah industri makanan olahan Indonesia
Nilai aset makanan olahan Indonesia Jumlah tenaga kerja makanan olahan Indonesia
Volume ekspor makanan olahan Indonesia GDP negara importir utama makanan olahan Indonesia
Nilai tukar negara importir utama makanan olahan Indonesia terhadap US
Jarak negara importir utama makanan olahan Indonesia terhadap Indonesia
WITS dan UNCOMTRADE WITS dan UNCOMTRADE
WITS dan UNCOMTRADE BPS Indonesia
BPS Indonesia BPS Indonesia
WITS dan UNCOMTRADE World Bank
IFS CEPII
Sumber: Data Peneliti 3.2
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis yakni metode Trade Performance Index,
metode deskriptif dan model gravitasi dengan menggunakan
metode data panel statis.
3.2.1. Metode Trade Performance Index
Untuk menentukan makanan olahan prioritas ekspor ditentukan dengan metode Trade Performance Index TPI yang berasal dari International Trade
Center ITC. Analisis ini menggunakan metode indeks komposit dengan empat
4 indeks, yaitu indeks performa ekspor, indeks performa pasar dunia, indeks performa suplai domestik, dan indeks performa dampak sosial ekonomi. Indeks
komoditas unggulan merupakan rataan dari keempat indeks tersebut. Adapun langkah – langkah untuk menentukan komoditas makanan olahan prioritas ekspor
adalah sebagai berikut: 1. Mengklasifikasikan komoditas makanan olahan sesuai dengan klasifikasi
utamanya. 2. Mengklasifikasikan komoditas makanan olahan ke dalam indeks performa,
adapun untuk mencari indeks performa harus dicari terlebih dahulu indeks indikatornya. Indeks performa terdiri dari:
a. Indeks performa ekspor Mengukur kinerja ekspor produk tahun terakhir analisis yang mencakup
indikator nilai ekspor makanan olahan Indonesia tahun 2009, pangsa pasar makanan olahan Indonesia tahun 2009, neraca perdagangan relatif
makanan olahan Indonesia tahun 2009, serta pertumbuhan ekspor makanan olahan Indonesia selama periode 2005–2009.
b. Indeks performa pasar dunia Mengukur permintaan komoditas makanan olahan di pasar dunia saat ini,
yang mencakup indikator pertumbuhan permintaan makanan olahan dunia selama periode 2005-2009 dan tarif impor makanan olahan dunia tahun
2009. c. Indeks performa suplai domestik
Mengukur keadaan suplai makanan olahan di Indonesia, yang mencakup indikator nilai tambah industri makanan olahan Indonesia tahun 2009,
efisiensi penggunaan asset makanan olahan di Indonesia serta efisiensi penyerapan tenaga kerja makanan olahan di Indonesia.
d. Indeks performa dampak sosial ekonomi Mengukur penyerapan tenaga kerja untuk industri makanan olahan di
Indonesia, adapun Indikator yang dinilai adalah kemampuan menyerap tenaga kerja.