Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Komoditas Unggulan Sereal

Tabel 36. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Shrimps and Prawns 160520 Variabel Koefisien Probabilitas EXPORTVOLUME GDPCAPINDO GDPCAPIMP POPULATION XRATE ECODISTANCE C 1,051625 -0,875968 1,449963 8,160844 0,281717 1,955490 -182,8541 0,0000 0,2931 0,3698 0,1438 0,5939 0,2968 0,1559 Adjusted R-Squared : 0,980921 Sumber: Data Diolah Peneliti Berdasarkan Tabel 35 dapat terlihat bahwa variabel volume ekspor, berpengaruh positif, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan. Persamaan untuk komoditas unggulan ikan shrimps and prawns 160520 adalah: EXPORTVALUE IKAN 160520 = - 182,8541 + 1,051625 lnEXPORTVOLUME – 0,875968lnGDPCAPINDO + 1,449963 lnGDPCAPIMP + 8,160844 lnPOPULATION + 0,281717lnXRATE + 1,955490lnECODISTANCE. Berdasarkan hasil estimasi metode FEM diperoleh koefisien variabel volume ekspor sebesar 1,051 yang menunjukkan bahwa peningkatan volume ekspor ikan sebesar 1 akan meningkatkan nilai ekspor shrimps and prawns 160520 sebesar 1,051. Untuk Koefisien GDP Per Kapita Indonesia sebesar - 0,875 yang menunjukkan bahwa peningkatan GDP Per Kapita Indonesia sebesar 1 akan menurunkan nilai ekspor ikan kode 160520 sebesar 0,875. Untuk koefisien GDP Per Kapita negara importir sebesar 1,449 yang menunjukkan bahwa kenaikan GDP Per Kapita negara importir sebesar 1 akan meningkatkan nilai ekspor shrimps and prawns 160520 sebesar 1,449. Koefisien populasi sebesar 8,160 menunjukkan bahwa kenaikan jumlah penduduk negara importir sebesar 1 akan meningkatkan nilai ekspor shrimps and prawns 160520 sebesar 8,160. Koefisien nilai tukar sebesar 0,281 yang menunjukkan bahwa kenaikan nilai tukar Rp terhadap mata uang negara importir sebesar 1 akan meningkatkan nilai ekspor shrimps and prawns 160520 sebesar 0,281. Koefisien variabel ecodistance sebesar 1,955 yang menunjukkan bahwa kenaikan jarak Indonesia dengan negara importir sebesar 1 akan meningkatkan nilai shrimps and prawns 160520 sebesar 1,955.

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil analisis dengan metode Trade Performance Index terdapat empat komoditas makanan olahan yang dapat menjadi komoditas unggulan makanan olahan Indonesia yaitu: tembakau, sereal, teh dan kopi serta ikan. 2. Perkembangan ekspor komoditas makanan olahan Indonesia, untuk komoditas tembakau yang memiliki nilai ekspor tertinggi adalah tobacco not stemmedstripped 240110, tobacco, partly or wholly stemmeds 240120, dan cigarettes containing tobacco 240220. Komoditas sereal yang memiliki nilai ekspor tertinggi adalah other pasta 190230, sweet biscuits; waffles and wafers 190530, dan other bread 190590. Komoditas teh dan kopi yang memiliki nilai ekspor tertinggi adalah black tea fermented 090230, other black tea fermented 090240, dan coffea extracts, essences and concentrates 210111. Serta komoditas ikan yang memiliki ekspor tertinggi adalah fish, whole or in pieces 160414, crab 160510, dan shrimps and prawns 160520. 3. Hasil analisis dengan menggunakan model gravitasi dengan metode didapatkan hasil volume ekspor berpengaruh positif untuk seluruh komoditas. GDP per kapita Indonesia berpengaruh negatif terhadap komoditas tobacco, partly or wholly stemmeds 240120 dan crab160510, komoditas lainnya berpengaruh positif dan tidak signifikan. GDP per kapita negara importir berpengaruh positif terhadap tobacco not stemmedstripped 240110 dan other black tea fermented 090240, komoditas lainnya berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Populasi negara importir berpengaruh positif terhadap komoditas tobacco, partly or wholly stemmeds 240120 dan other black tea fermented 090240, komoditas lainnya berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap other black tea fermented 090240, coffea extracts, essences and concentrates 210111 dan fish, whole or in pieces 160414, untuk komoditas lainnya berpengaruh positif dan tidak signifikan. Ecodistance berpengaruh negatif terhadap komoditas coffea extracts, essences and concentrates 210111, untuk komoditas lainnya berpengaruh positif dan tidak signifikan.

5.2. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dipaparkan sebelumnya bahwa komoditi makanan olahan yang menjadi komoditas unggulan adalah tembakau, sereal, teh dan kopi serta ikan. Faktor volume ekspor berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor makanan olahan Indonesia, maka kebijakan yang disarankan adalah: 1. Komoditas tembakau, sereal, teh kopi serta ikan harus mampu dijadikan komoditas unggulan karena memiliki potensi internal dan potensi eksternal, kebijakan menentukan komoditas unggulan ini dapat menjadi bahan masukan untuk pembuatan kebijakan perdagangan. 2. Faktor volume ekspor berpengaruh signifikan bagi nilai ekspor makanan olahan Indonesia, sehingga peran pemerintah untuk meningkatkan ekspor Indonesia salah satu dengan meningkatkan volume ekspor. Cara meningkatkan volume ekspor dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan ekspor kepada eksportir seperti 1 mempermudah tahap birokrasi ekspor; 2 memberikan subsidi bagi eksportir; 3 menyediakan pengadaan barang-barang modal bagi komoditas-komoditas unggulan makanan olahan ekspor Indonesia. ANALISIS EKSPOR KOMODITAS UNGGULAN MAKANAN OLAHAN INDONESIA DAN FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ARYO MUFTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 DAFTAR PUSTAKA Alam, M. Gazi S dan Raziuddin, T. 2009. Import Inflows of Bangladesh: the Gravity Model Approach . International Journal Economics and Finance. Vol.1 No.1 February 2009. Anderson, M and Stephen Smith. 1999. Canadian Provinces in World Trade: Engagement and Detachment . Canadian Journal of Economic, 32. ARNet. 2008. Gravity Models: Theoretical Foundations and Related Estimation Issues. Cambodia: ARNet. Baltagi. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. Third Edition. Chichester: John Wiley and Sons Ltd. Batiz. 1994. International Finance and Open Economy Macroeconomics. USA: Mac Millan Publishing Company. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Perkembangan Ekspor Indonesia Untuk Seluruh Komoditas . Jakarta: Badan Pusat Statistik. www.bps.go.idexim-frame.php Diakses 6 Juni 2011. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Klasifikasi Produk Makanan Olahan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Negara Tujuan Ekspor Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. CEPII. 2011. Geodistance: Mei 2011. Cortes, M. 2006. Composition of Trade between Australia and Latin America : Gravity Model . Australia: University of Wollongong. School of Economics. Dornbusch, R., dan Fishcer, S. 2008. Macroeconomics 10 th Edition Terjemahan. Jakarta: PT. Media Global Edukasi Goswami dan Kazi. 2010. Pooled Mean Group Estimation of the Bilateral Inpayments nd Out Payments for Bangladesh Vis-a-vis her Major Trading Partners . The ICFAI University Journal of Applied Economics. Vol. 9, No. 1, pp. 27-39. Hoftyzer, J. 1984. A Further Analysis of The Linder Trade Thesis. Quarterly Review of Economics and Bussiness. [IFS] International Finance Statistics. 2011 World economic outlook: April 2011. [ITC] International Trade Center, 2007. The Trade performance Index. Technical Note. Marker Analysis Section . Geneva, Switzerland: International Trade Center. Jhingan, M.L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi Pertama. Penerjemah D. Guritno. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kementerian Perdagangan RI. 2009. Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Periode 2010 – 2014 . Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Kementerian Perdagangan RI. 2010. Kasus Mie Instan: Pelajaran Untuk Perdagangan Internasional Indonesia . Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Kementerian Perdagangan RI. 2010. Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia : Volume 4. Jakarta : Kementerian Perdagangan Indonesia. Kien, N. 2009. Gravity Model by Panel Data Approach: An Empirical Application with Implications for the ASEAN Free Trade Area. ASEAN Economic Journal Vol.26 No.23 December 2009. Kristjansdottir, H. 2005. A Gravity Model for Exports from Iceland. Centre for Applied Microeconometrics . Copenhagen: Department of Economics University of Copenhagen. Krugmen, P and M. Obstfeld. 2000. International Economics Theory and Policy, Fifth Edition . USA: Addison-Wesley Publishing, Co. Managi, S. Kawajiri, H dan Tsurumi, T. 2005. Regional Economic Integration and Trade: An Empirical Evaluation of NAFTA and EU . International Journal Agricultural Resources, Governance and Ecology, Vo. 4, No.1. Mankiw, N. 2008. Makro Ekonomi. Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga. Montenegro, C. and Soloaga, I. 2006. Nafta’s Trade Effects: New Evidence With A Gravity Model . Estudios de Econom NAFTA’s Trade Effects Vol. 33. Porter, M.E. 1990. The Competitive Advantage Of Nations. New York: The Free Press. Putong. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi ke 2. Jakarta: Ghalia. Indonesia.