Metode Trade Performance Index

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

Komoditas Unggulan Makanan Olahan Indonesia Komoditas unggulan makanan olahan dalam penelitian ini adalah komoditas dengan menggunakan metode Trade Performance Index TPI dari International Trade Center ITP. Metode Trade Performance Index menggunakan 4 indeks performa yakni: indeks performa ekspor, indeks performa pasar dunia, indeks suplai domestik, dan indeks dampak sosial ekonomi. Setelah mendapatkan keempat indeks tersebut untuk masing-masing komoditas, maka setelah itu diberikan indeks komposit yang sesuai dengan visi dan misi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Komoditas unggulan makanan olahan adalah komoditas yang memiliki nilai indeks komposit tertinggi.

4.1.1 Indeks Performa Ekspor Makanan Olahan Indonesia

Indeks performa ekspor dilihat dari indikator nilai ekspor makanan olahan Indonesia tahun 2009, pangsa pasar makanan olahan dunia tahun 2009, neraca perdagangan relatif makanan olahan Indonesia tahun 2009 serta pertumbuhan ekspor makanan olahan Indonesia selama kurun waktu 2005–2009. Adapun performa ekspor terlihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 7. Performa Ekspor Makanan Olahan Indonesia Komoditas Nilai Ekspor 2009 US Pangsa Pasar Indonesia 2009 Neraca Perdagangan Relatif 2009 Pertumbuhan Ekspor 2005 – 2009 Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 31.455.300 540.573.330 595.608.950 325.304.910 309.142.580 268.847.710 366.029.940 153.014.450 53.026.790 12.858.130 262.190.720 0,03 1,51 1,77 1,29 0,49 2,52 0,40 0,48 0,07 0,14 0,88 -8,92 -10,26 6,50 -2,50 6,71 9,84 -9,93 -0,11 22,71 -5,10 -9,86 22,61 39,21 35,71 29,39 25,81 36,24 12,01 36,75 35,32 36,51 24,03 Sumber: UNCOMTRADE Hasil dari performa ekspor, untuk indikator nilai ekspor 2009, komoditas ekspor tertinggi adalah komoditas tembakau dengan nilai ekspor US 595.608.950 dan komoditas terendah adalah susu dengan nilai ekspor US12.858.130. Kemudian untuk indikator pangsa pasar dunia tahun 2009 komoditas makanan olahan ekspor Indonesia tertinggi adalah komoditas teh dan kopi dengan pangsa pasar dunia 2,52 dan komoditas terendah adalah daging dengan pangsa pasar 0,03. Indikator neraca perdagangan relatif tahun 2009 komoditas makanan olahan ekspor Indonesia tertinggi adalah minuman dengan 22,71 dan untuk komoditas terendah adalah ikan dengan –10,26. Untuk indikator pertumbuhan ekspor 2005–2009 komoditas makanan olahan ekspor Indonesia tertinggi adalah ikan dengan pertumbuhan 39,21 dan komoditas terendah adalah buah dan sayuran dengan pertumbuhan 12,01. Sehingga jika diberikan angka indeks maka hasilnya terlihat pada Tabel 7 berikut ini: Tabel 8. Indeks Performa Ekspor Makanan Olahan Indonesia Komoditas Indeks Nilai Ekspor Indeks Pangsa Pasar Indonesia Indeks Neraca Perdagangan Relatif Indeks Pertumbuhan Ekspor Indonesia Indeks Performa Ekspor Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 1,13 4,62 5,00 3,14 3,03 2,76 3,42 1,96 1,28 1,00 2,71 1,00 3,37 3,80 3,01 1,73 5,00 1,58 1,71 1,05 1,18 2,35 1,16 1,00 3,03 1,94 3,06 3,44 1,04 2,23 5,00 1,63 1,05 2,56 5,00 4,49 3,56 3,03 4,56 1,00 4,64 4,43 4,60 2,77 1,46 3,50 4,08 2,91 2,71 3,94 1,76 2,64 2,94 2,10 2,22 Sumber: Data Diolah Peneliti Dari hasil indeks performa ekspor yang diambil berdasarkan pemberian indeks terhadap masing–masing indikator, untuk indeks nilai ekspor tertinggi adalah tembakau dengan nilai indeks 5 dan yang terendah adalah indeks susu dengan nilai indeks 1. Selanjutnya untuk indeks pangsa pasar Indonesia nilai indeks tertinggi adalah teh dan kopi dan yang terendah adalah daging. Sementara itu untuk indeks neraca perdagangan relatif indeks tertinggi adalah minuman dan terendah adalah ikan, dan untuk indeks pertumbuhan ekspor Indonesia indeks tertinggi adalah ikan dan yang terendah adalah buah dan sayuran. Dari perhitungan indek ini terlihat bahwa makanan olahan ekspor Indonesia yang indeks performa ekspornya tertinggi sampai terendah adalah tembakau, teh dan kopi, ikan, minuman, cokelat, sereal, makanan mengandung gula, makanan olahan lainnya, makanan berbahan dasar susu, buah dan sayuran serta daging.

4.1.2 Indeks Performa Pasar Dunia

Selanjutnya untuk menentukan komoditas makanan olahan ekspor Indonesia dengan menentukan indeks performa pasar dunia yang dilihat dari indikator pertumbuhan impor dunia selama kurun waktu 2005–2009 serta tarif impor makanan olahan dunia tahun 2009. Adapun performa pasar dunia terlihat pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 9. Performa Pasar Dunia Komoditas Pertumbuhan Impor Dunia 2005 – 2009 Tarif Impor Dunia Tahun 2009 Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 15,73 15,46 12,14 19,50 22,37 18,41 19,12 13,75 15,19 16,27 17,72 16,51 15,21 19,67 13,09 14,01 15,42 14,03 12,79 49,67 16,41 13,29 Sumber: UNCOMTRADE Hasil dari performa pasar dunia, untuk indikator pertumbuhan impor dunia 2005–2009 tertinggi adalah sereal dengan pertumbuhan impor 22,37 dan komoditas terendah adalah tembakau dengan pertumbuhan impor 12,14. Sedangkan untuk indikator tarif dunia tahun 2009, komoditas makanan olahan ekspor Indonesia dengan tarif terendah adalah gula dengan tarif 12,79 dan untuk komoditas dengan tarif tertinggi adalah minuman dengan tarif 49,67. Sehingga jika diberikan angka indeks maka hasilnya terlihat pada Tabel 9 berikut ini: Tabel 10. Indeks Performa Pasar Dunia Komoditas Indeks Pertumbuhan Impor Dunia 2005 – 2009 Indeks Tarif Dunia Tahun 2009 Indeks Impor Dunia Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 2,40 2,30 1,00 3,88 5,00 3,45 3,73 1,63 2,19 2,61 3,18 4,60 4,74 4,25 4,97 4,87 4,71 4,87 5,00 1,00 4,61 4,95 3,50 3,52 2,63 4,42 4,93 4,08 4,30 3,32 1,60 3,61 4,06 Sumber: Data Diolah Peneliti Dari hasil indeks performa pasar dunia yang diambil berdasarkan pemberian indeks terhadap masing–masing indikator, untuk indeks pertumbuhan impor dunia tahun 2005-2009 yang tertinggi adalah sereal dan yang terendah adalah tembakau, sementara itu untuk indeks tarif dunia tahun 2009 indeks terbesar adalah gula dan terendah adalah minuman. Dari perhitungan indeks ini terlihat bahwa makanan olahan yang indeks impor dunianya tertinggi sampai terendah adalah sereal, cokelat, buah dan sayuran, teh dan kopi, makanan olahan lainnya, makanan olahan berbahan dasar susu, ikan, daging, makanan olahan mengandung gula, tembakau, serta minuman.

4.1.3 Indeks Suplai Domestik Makanan Olahan Indonesia

Untuk menentukan komoditas makanan olahan ekspor Indonesia langkah selanjutnya dengan menentukan indeks suplai domestik yang dilihat dari indikator nilai tambah industri makanan olahan Indonesia tahun 2009, efisiensi aset makanan olahan Indonesia tahun 2009 serta efisiensi tenaga kerja makanan olahan Indonesia tahun 2009. Adapun suplai domestik terlihat pada Tabel 10 berikut ini: Tabel 11. Suplai Domestik Makanan Olahan Indonesia Tahun 2009 Komoditas Nilai Tambah Tahun 2009 Rp Efisiensi Tenaga Kerja Tahun 2009 Efisiensi Aset Tahun 2009 Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 869.476.942 6.303.022.821 61.044.107.834 2.823.542.821 9.173.310.698 2.855.205.393 655.183.893 19.569.355.131 7.443.392.825 3.237.001.289 1.086.841.233 122.358,14 66.096,44 184.095,14 109.063,42 81.944,07 43.976,30 30.215,08 269.840,26 186.280,42 274.927,92 42.122,36 11,03 17,55 10,21 0,76 10,84 0,18 8,68 1,59 4,60 8,37 13,47 Sumber: BPS Hasil dari suplai domestik, untuk indikator nilai tambah industri tahun 2009, komoditas makanan olahan ekspor Indonesia dengan nilai tambah industri tertinggi dan terendah adalah tembakau buah dan sayuran. Untuk indikator efisiensi tenaga kerja, komoditas makanan olahan ekspor indonesia dengan nilai efisiensi tenaga kerja tertinggi dan terendah adalah susu dan buah dan sayuran. Untuk indikator efisiensi aset, komoditas makanan olahan ekspor Indonesia dengan nilai efisiensi aset tertinggi dan terendah adalah ikan dan teh dan kopi, jika diberikan angka indeks maka hasilnya terlihat pada Tabel 11 berikut ini: Tabel 12. Indeks Suplai Domestik Makanan Olahan Indonesia Tahun 2009 Komoditas Indeks Nilai Tambah Tahun 2009 Indeks Efisiensi Tenaga Kerja Tahun 2009 Indeks Efisiensi Aset Tahun 2009 Indeks Suplai Domestik Tahun 2009 Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 1,01 1,37 5,00 1,14 1,56 1,15 1,00 2,25 1,45 1,17 1,03 2,51 1,59 3,52 2,29 1,85 1,22 1,00 4,92 3,55 5,00 1,19 3,50 5,00 3,31 1,13 3,46 1,00 2,96 1,33 2,02 2,89 4,06 2,34 2,65 3,94 1,52 2,29 1,12 1,65 2,83 2,34 3,02 2,09 Sumber: Data Diolah Peneliti Dari hasil indeks suplai domestik yang diambil berdasarkan pemberian indeks terhadap masing – masing indikator, terlihat bahwa makanan olahan yang indeks suplai domestik tertinggi sampai terendah adalah tembakau, makanan berbahan dasar susu, makanan olahan mengandung gula, ikan, daging, minuman, sereal, makanan olahan lainnya, buah dan sayuran, cokelat serta teh dan kopi.

4.1.4 Indeks Performa Dampak Sosial Ekonomi

Langkah terakhir untuk menentukan komoditas makanan olahan ekspor Indonesia adalah dengan menentukan indeks performa dampak sosial ekonomi yang dilihat dari indikator penyerapan tenaga kerja industri makanan olahan di Indonesia tahun 2009. Adapun penyerapan tenaga kerja industri makanan olahan terlihat pada Tabel 12 berikut ini: Tabel 13. Penyerapan Tenaga Kerja Makanan Olahan Indonesia Tahun 2009 Komoditas Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2009 Jiwa Daging Ikan Tembakau Cokelat Sereal Teh dan Kopi Buah dan Sayuran Gula Minuman Susu Other 7.106 95.361 331.590 25.889 111.946 64.926 21.684 72.522 39.958 11.774 25.802 Sumber: BPS Hasil dari indeks tenaga kerja, untuk indikator tenaga kerja komoditas makanan olahan ekspor indonesia tertinggi adalah tembakau sebesar 331.590 jiwa dan komoditas dengan penggunaan tenaga kerja terendah adalah daging dengan penggunaan tenaga kerja 7.016 jiwa. Sehingga jika diberikan angka indeks maka hasilnya terlihat pada Tabel 13 berikut ini: