17
Defect berupa holes paper merupakan defect berupa lubang yang timbul pada lembaran
kertas. Holes paper yang terjadi dapat berupa lubang kecil atau bahkan lubang yang besar setelah keluar dari paper machine. Sebagian besar defect ini terjadi pada proses di paper machine.
Sama halnya dengan holes paper , dirty paper juga terjadi di hampir seluruh proses produksi. Mulai dari bahan baku, proses di stock preparation, paper machine, cutter, finishing hingga
converting . Bahan baku menentukan hasil jadi suatu produk. Bahan baku yang baik tentu akan
menghasilkan produk yang baik juga. Folded
merupakan defect berupa lipatan pada kertas yang terjadi selama proses produksi. Baik terjadi di mesin ataupun akibat kesalahan manusia.Foreign contamination merupakan
kontaminan yang terikut bersama tumpukan kertas yang telah dipotong menjadi ukuran tertentu. Kontaminan ini bisa berupa sobekan kertas, plastik, serangga dan bahan non produk lainnya. Namun
yang paling umum terjadi adalah kontaminan berupa sobekan kertas yang terikut di dalam tumpukan kertas. Jika lolos sortir, maka kontaminan akan sampai ke tangan pelanggan dan tidak menutup
kemungkinan untuk dikomplain. Size variation
biasanya terjadi di mesin cutter saat proses pemotongan kertas. Jika pisau pemotongan kertas tidak stabil, maka akan mengakibatkan ukuran kertas yang tidak seragam. Ukuran
kertas yang tidak seragam dapat dilihat secara kasat mata saat kertas-kertas tersebut ada dalam tumpukan. Saat berada dalam tumpukan, kertas yang ukurannya bervariasi ini akan mudah rusak jika
bersinggungan dengan benda lainnya.
4.3 MEASURE
Holes paper yang terjadi selama produksi bulan Januari hingga Maret terlampir di dalam
Lampiran 4. Jumlah holes paper yang terjadi pada bulan Januari adalah sebanyak 8,677 ton dengan jumlah produksi kertas sebanyak 10792,82 ton. Dengan begitu didapat nilai defect per unit sebesar
0,0008. Dari tabel distribusi normalLampiran 7 , didapat nilai Z
LT
sebesar 3,16. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut:
, ,
, Proses produksi pada bulan Januari dengan jenis kegagalan holes paper dapat dikatakan
sebagai 4,66level kualitas sigma. Dengan cara yang sama, pada bulan Februari, didapat sebanyak 6,3 ton holes paper dengan jumlah produksi pada bulan itu sebanyak 5723,06 ton. Sehingga didapat nilai
defect per unit sebesar 0,0011. Dari tabel distribusi normal, didapat nilai Z
LT
sebesar 3,08. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut: ,
, ,
Sehingga pada bulan Februari, nilai sigma untuk holes paper adalah sebesar 4,58. Pada bulan Maret, sebanyak 6,9 ton holes paper dengan produksi kertas sebanyak 8619,712 ton. Nilai DPU pada
bulan Maret adalah 0,0008. Dari tabel distribusi normal, didapat nilai Z
LT
sebesar 3,16. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut: ,
, ,
18
Sehingga pada bulan Maret, nilai sigma untuk holes paper adalah sebesar 4,66 sigma. Dengan begitu dapat dibandingkan bahwa nilai sigma untuk holes paper ini mengalami peningkatan
selama bulan Januari hingga Maret. Nilai sigma ini menunjukkan bahwa kinerja produksi berada di atas rata-rata perusahaan indonesia. Rata-rata perusahaan di Indonesia berada di level 2 sigma seperti
yang terlihat pada Tabel 1. Untuk mengetahui ppm, nilai sigma tersebut di konversikan ke tabel S untuk mendapatkan nilai part per million defect ppmpada Lampiran 5.
Pada tabel S di Lampiran 5, nilai sigma 4,66 ada diantara nilai sigma 4,6 dan 4,7. Untuk mengetahui nilai ppm dari sigma 4,66 dilakukan interpolasi antara nilai sigma 4,6 dan 4,7 berikut ini:
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, 0,1 x – 96,767 = - 16,8282
0,1 x = 79,9388 x = 799,388
Dengan begitu nilai ppm defect untuk level sigma 4,66 pada bulan Januari dan Maret adalah 799,388. Hal ini berarti bahwa pada level sigma 4,66 memiliki tingkat defect sebesar 799,388
ppm.Untuk level sigma 4,58 adalah sebagai berikut: ,
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
0,1 x – 134,997 = - 30,584 0,1 x = 104,413
x = 1044,13 Untuk nilai sigma 4,58 didapat 1044,13 ppm. Hal ini berarti bahwa pada level sigma 4,58
memiliki tingkat defect sebesar 1044,13 ppm.Untuk menekan jumlah holes paper yang dihasilkan agar mencapai nilai 6 sigma, maka perusahaan harus menekan ppm hingga mencapai 3,4. Pada level 6
sigma, defect per unit yang terjadi adalah sebagi berikut: ,
6 = Z
LT
+ 1,5
shift
Z
LT
= 4,5 Nilai
defect per unit dilihat melalui tabel A pada Lampiran 7. Nilai 4,5 memiliki nilai DPU
sebanyak 0,0000034. Pada level sigma 4,66 memiliki nilai DPU sebesar 0,0008 dan memiliki nilai DPU sebesar 0,0011 pada level sigma 4,58. Sehingga nilai tersebut harus ditekan hingga mencapai
0,0000034 DPU. Untuk jenis defect berikutnya adalah dirty paper. Dirty paper yang terjadi selama bulan
Januari hingga Maret terlampir dalam Lampiran 6. Jumlah holes paper pada bulan Januari adalah sebanyak 2,55 ton dengan jumlah produksi total pada bulan tersebut sebanyak 10792,82 ton. Dengan
19
jumlah itu maka didapat nilai defect per unit sebesar 0,00024. Dengan menggunakan nilai DPU dari tabel distribusi normal, didapat nilai Z
LT
sebesar 3,49. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut: ,
, ,
Untuk itu dapat dikatakan bahwa pada bulan Januari untuk jenis defect dirty paper memiliki nilai sigma sebesar 4,99. Pada bulan berikutnya jumlah dirty paper adalah 1,1 ton dengan jumlah total
produksi sebesar 5723,055 ton. Sehingga didapat nilai defect per unit sebesar 0,00019. Dari tabel distribusi normal, didapat nilai Z
LT
sebesar 3,56. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut: ,
, ,
Jadi nilai sigma untuk dirty paper pada bulan Februari adalah level 5,06. Pada bulan Maret, jumlah defect pada bulan tersebut adalah 1,5 ton dengan total jumlah produksi sebanyak 8619,712
ton. Nilai DPU-nya adalah 0,00017, sehingga pada tabel distribusi normal didapat nilai Z
LT
sebesar 3,57. Nilai Z
ST
adalah sebagai berikut: ,
, ,
Dengan begitu dapat dibandingkan bahwa nilai sigma untuk dirty paper ini mengalami peningkatan selama bulan Januari dan Ferbuari. Nilai sigma ini menunjukkan bahwa kinerja produksi
berada di atas rata-rata perusahaan indonesia. Rata-rata perusahaan di Indonesia berada di level 2 sigma seperti yang terlihat pada Tabel 1. Bahkan mencapai level 5 sigma yang berarti sejajar dengan
perusahaan di Jepang. Untuk mengetahui ppm, nilai sigma tersebut di konversikan ke tabel S untuk mendapatkan nilai ppm pada Lampiran 5.
Pada tabel S di Lampiran 5, nilai sigma 4,99 berada di antara nilai sigma 4,9 dan 5. Untuk mendapat nilai ppm pada level sigma 4,99 adalah sebagai berikut:
, ,
, ,
, ,
, ,
, ,
0,1 – 33,698 = - 9,3879 0,1 = 24,3101
= 243,101 Nilai ppm untuk level sigma 4,99 adalah 243,101.Hal ini berarti bahwa pada level sigma 4,99
memiliki tingkat defect sebesar 243,101 ppm. Untuk nilai sigma 5,06, nilai ppm berada di antara nilai 5 dan 5,1. Maka nilai ppm nya adalah sebagai berikut:
, ,
, ,
,
20
, ,
, ,
0,1 – 23,267 = - 4,4112 0,1 =18,8558
= 188,558 Nilai ppm untuk level sigma 5,06 adalah 188,558. Hal ini berarti bahwa pada level sigma
5,06 memiliki tingkat defect sebesar 188,558 ppm. Untuk bulan Maret, pada level sigma 5,07 memiliki nilai ppm di antara level sigma 5 dan 5,1, dengan begitu untuk menghitung nilai ppm-nya
adalah sebagai berikut: ,
, ,
, ,
, ,
, ,
0,1 – 23,267 = - 5,1464 0,1 = 18,1206
= 181,206 Nilai ppm untuk level sigma 5,07 adalah 181,206. Hal ini berarti bahwa pada level sigma
5,07 memiliki tingkat defect sebesar 181,206 ppm.Untuk menekan jumlahdirty paper yang dihasilkan agar mencapai nilai 6 sigma, maka perusahaan harus menekan ppm hingga mencapai 3,4. Pada level 6
sigma, defect per unit yang terjadi adalah sebagi berikut: ,
6 = Z
LT
+ 1,5
shift
Z
LT
= 4,5 Nilai
defect per unit dilihat melalui Tabel A pada Lampiran 7. Nilai 4,5 memiliki nilai DPU
sebanyak 0,0000034. Dengan begitu, untuk mencapai level 6 sigma, perusahaan harus menekan nilai DPU hingga 0,0000034.
Tabel 1. Pencapaian beberapa tingkat sigma COPQ Cost of Poor Quality
Tingkat Pencapaian sigma DMPO Defects per million
opportunities COPQ sebagai persentase dari
nilai penjualan 1-Sigma 691.462
sangat tidak
kompetitif Tidak dapat dihitung
2-Sigma 308.538 rata-rata
industri di Indonesia
Tidak dapat dihitung 3-Sigma 66.807
25-40 dari
penjualan 4-Sigma
6.210 rata-Rata IndustriUSA 15-25 dari penjualan
5-Sigma 233 rata-rata industri Jepang
5-15 dari penjualan 6-Sigma
3.4 industri kelas dunia 1 dari penjualan
Peningkatan 1 sigma meningkatkan keuntungan sebesar 10 dari penjualan
Sumber : Gasperz, 2003
21
Untuk jenis
defect holes paper dan dirty paper yang telah dibahas sebelumnya merupakan
defect yang terjadi di jumbo roll.Jumbo roll merupakan gulungan kertas setelah keluar dari paper
machine . Untuk jenis defect folded, size variation dan foreign contamination terekam melalui
customer complain. Walaupun begitu, defect holes dan dirty juga dapat masuk ke customer complain.
Gambar 3 berikut ini merupakan diagram pareto yang menggambarkan jenis-jenis komplain yang diterima dari konsumen selama tahun 2010. Untuk komplain yang paling tinggi adalah foreign
contamination dan size variation sebanyak 26 kasus untuk masing-masing defect. Kemudian kasus
folded sebanyak 15 kali, dirty paper 13 kali dan holes paper 5 kali.
Gambar 3. Diagram Pareto Jenis Komplain Tahun 2010 Gambar 4 berikut ini merupakan diagram pareto yang menggambarkan jenis-jenis komplain
yang diterima dari konsumen selama tahun 2011. Untuk komplain yang paling tinggi adalah foreign contamination
dengan 15 kasus, size variation 13 kasus, dirty 11 kasus, folded 8 kasus dan holes paper
6 kasus. 26
52 67
80 85
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Value
Jenis Cacat
Value Accumulation
22
Gambar 4. Diagram Pareto Jenis Komplain tahun 2011 Jika dibandingkan antara komplain yang terjadi pada tahun 2010 dan 2011, setiap kasus pada
umumnya mengalami penurunan. Kasus foreign contamination ini paling sering terjadi akibat kontaminan lolos dari sortir sehingga sampai ke pelanggan. Bahan kontaminan yang berbentuk kertas
sobekan terikut ke dalam tumpukan kertas dan baru diketahui saat proses printing. Sama halnya dengan foreign contamination, folded juga lolos dari sortir sehingga sampai ke tangan pelanggan.
Folded ini juga dapat terdeteksi saat proses printing yang mengakibatkan cetakan tinta tercetak pada
kertas yang terlipat tersebut. Untuk
size variation , PT. X telah memiliki standar. Untuk standar panjang dan lebar tidak
boleh melebihi 2 mm dan tidak boleh kurang dari ukuran yang telah ditetapkan. Pada bulan April diambil sebanyak 60 sample kertas ukuran 1091 x 788 mm. Terdapat variasi terhadap panjang dan
lebar dari masing-masing sample yang disajikan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut maka dapat terlihat bahwa masih ada beberapa sample yang melebihi
batas maksimal ukuran panjang dan lebar. Size variation dapat dilihat kasat mata saat kertas-kertas tersebut masih di dalam tumpukan. Tumpukan kertas tersebut akan terlihat tidak rata jika dilihat dari
pinggir. Tidak ratanya pinggiran kertas itu dapat menyebabkan pinggiran kertas rusak saat bersinggungan dengan tumpukan kertas lainnya ataupun benda lainnya.
Tabel 2. Selisih lebar sample ukuran 1091x788 mm
No Selisih Lebar
Selisih Panjang
No Selisih Lebar
Selisih Panjang
No Selisih Lebar
Selisih Panjang
No Selisih Lebar
Selisih Panjang
1
1,5 3,5
16
3 1,5
31
2 2
46
0,5 2
2
2 2
17
2 2
32
2,5 1
47
1 0
3 2
3 18
2,5 1,5
33 3
2 48
0,5 2,5
4 2 3
19 0,5 2 34
1 0 49
1 2
5 2
3,5 20
2,5 1
35 2,5
0,5 50
0,5 2
6 1,5 3
21 2,5 2 36
1,5 0,5 51
1 2,5
7 1
22 3
1,5 37
2,5 52
1 3
8 2 3
23 0,5 2 38
1,5 0 53
2 1,5 15
28 39
47 53
10 20
30 40
50 60
Va lu
e
Jenis Cacat
Value Accumulation
23
9 2,5
1,5 24
2,5 1
39 1,5
0,5 54
0,5 2
10 2,5 2
25 2,5 1,5 40
2,5 0,5 55
1 2,5
11
1 1,5
26
2,5 1
41
0,5 2
56
1 2
12
2,5 2
27
1 1
42
1 2
57
2 1
13
3 2
28
2,5
43
0,5 2,5
58
2,5 1
14 2,5 1,5
29 2,5 1 44
1 2 59
2,5 0,5
15 1
1,5 30
2,5 1
45 2,5
60 0,5
4.4 ANALYZE