XENOTRANSPLANTASI SEL TESTIKULAR IKAN GURAMI PADA BERBAGAI UMUR LARVA IKAN NILA

ditransplantasikan ke larva ikan chub mackerel famili Scombridae telah berhasil hingga tahap proliferasi sel spermatogonia ikan nibe pada gonad ikan chub mackerel Yazawa et al. 2010. Xenotransplantasi PGC ikan loach ke embrio ikan zebra fase blastoderm chimera bahkan mampu menghasilkan spermatozoa ikan loach yang fungsional tetapi belum mampu menghasilkan sel telur yang fungsional Saito et al. 2008. Sementara itu xenotransplantasi PGC ikan pearl danio ke ikan zebra, yang memiliki hubungan filogeni yang lebih dekat satu genus menghasilkan ikan kimera pearl danio-ikan zebra. Hibrid dari kimera dan ikan zebra normal menghasilkan individu yang normal namun sel gametnya tidak berkembang. Fenomena ini menunjukkan bahwa terdapat mekanisme dan faktor-faktor yang membatasi keberhasilan transplantasi antar dua spesies yang berbeda termasuk peran imunokompetensi dari resipien terhadap sel donor, hubungan filogenetik antar donor dan resipien, faktor intrinsik sel itu, dan peran sinyal ekstrinsik dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sel donor pada resipien Saito et al. 2008. Faktor-faktor tersebut dilaporkan berbeda-beda antar spesies Dobrinski et al. 1999, Johnston et al. 2000. Ketersediaan resipien yang kompeten merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan transplantasi sel germinal Honaramooz Yang 2011. Ikan nila telah sering dijadikan ikan model untuk penelitian biologi reproduksi, namun penggunaannya sebagai resipien dalam kegiatan transplantasi belum banyak dilaporkan. Selama ini hanya Lacerda et al. 2008 yang telah berhasil melakukan uji kompetensi ikan nila sebagai resipien untuk kegiatan transplantasi sel germinal ikan nila dan katak. Resipien yang digunakan adalah ikan nila dewasa yang saluran reproduksinya telah disterilkan dengan busulfan, suatu senyawa yang berfungsi untuk merusak sel endogenus Meskipun menghasilkan sel spermatozoa yang fungsional dan sel donor katak terkolonisasi pada gonad ikan nila namun metode ini tidak aman digunakan dalam kegiatan pembenihan karena busulfan bersifat karsinogenik bagi manusia. Beberapa penelitian transplantasi sel germinal telah menggunakan larva sebagai resipien dan hasilnya menunjukkan bahwa umur resipien juga berpengaruh terhadap keberhasilan kolonisasi Takeuchi et al. 2003, Takeuchi et al. 2009, Yazawa et al. 2010. Kemampuan lingkungan mikro somatik resipien mengarahkan sel donor ke rongga genital semakin berkurang dengan semakin berkembangnya gonad resipien atau dengan semakin bertambahnya umur resipien Okutsu et al. 2006a. Manning Nakanishi 1996 menyatakan interval umur resipien sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kolonisasi, karena umur larva berkaitan dengan perkembangan sistem imunodefisiensi. Sistem imun larva yang baru menetas belum berkembang sehingga antigen atau benda asing belum dapat terdeteksi. Pada tahap awal larva, organ limfomieloid limpa, timus dan darah sebagai organ pembentuk respons imun belum berkembang dengan sempurna. Umumnya respon imun pada tahap larva berasal dari transfer antibodi induk dalam bentuk maternal immunoglobulin yang terdapat pada kuning telur dan dalam limfosit beberapa jenis ikan Mulero et al. 2007. Pada ikan Tilapia mossambica, jaringan limfoid mulai terbentuk pada umur 5 hari pascamenetas Ali 1987 sehingga diduga pada umur tersebut respons imun mulai berkembang. Ijiri et al. 2008 menyatakan bahwa larva ikan nila umur 5 hingga 6 hari pascamenetas hpm adalah titik kritis bagi gonad untuk berdiferensiasi menjadi ovari atau testis. Hal ini menunjukkan bahwa gonad larva umur lebih dari 6 hari yang telah terdiferensiasi dapat menciptakan penghalang barrier bagi sel donor untuk terkolonisasi pada gonad yang telah terdiferensiasi. Menurut Takeuchi et al. 2009 epitel gonad yang telah terdiferensiasi dapat menghalangi inkorporasi sel spermatogonia A. Fenomena respons imun dan diferensiasi kelamin tersebut menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan waktu yang pendek bagi sel donor untuk bermigrasi. Keterbatasan waktu tersebut dipengaruhi oleh tahap perkembangan larva. Oleh karena itu umur larva merupakan salah satu faktor yang perlu dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemampuan kolonisasi sel donor ikan gurami pada berbagai umur larva ikan nila sebagai resipien. Untuk mendapatkan umur resipien yang optimum digunakan empat umur larva, yaitu 1, 3, 5 dan 7 hpm. Xenotransplantasi sel spermatogonia ikan gurami ke berbagai umur larva ikan nila diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kompetensi larva ikan nila sebagai resipien untuk xenotransplantasi dengan parameter yang diamati