Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Investasi Swasta

5.3. Pengeluaran Pembangunan Pemerintah

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai proyek pembangunan baik fisik maupun non fisik. Selama periode penelitian tahun 1975-2004 pengeluaran pembangunan pemerintah riil cenderung lebih berfluktuasi. Perkembangan pengeluaran pembangunan pemerintah riil dapat dilihat pada Gambar 5.3. Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Riil 150 1150 2150 3150 4150 5150 6150 1 9 74 1 9 7 6 1 9 78 1 9 80 1 9 82 1 9 84 1 9 8 6 1 9 88 1 9 90 1 9 9 2 1 9 94 1 9 96 1 9 98 2 00 2 2 2 4 Tahun Mi ly ar R p Sumber: BPS 1975-2004, diolah Gambar 5.3. Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Riil 2002=100 Inflasi yang tinggi pada tahun 1998 hingga mencapai 77,63 persen menyebabkan secara riil pengeluaran pembangunan pemerintah mengalami penurunan yang tajam. Seiring dengan turunnya laju inflasi maka pengeluaran pembangunan pemerintah riil ikut membaik, ditandai dengan peningkatannya sebesar Rp 908,27 milyar pada tahun 1999, padahal sebelumnya hanya mencapai Rp 535,45 milyar. Kondisi perekonomian yang buruk pasca krisis dan setelah krisis mendorong pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yaitu mengalokasikan pengeluaran pembangunan pada program proyek prasarana sosial dan program pemulihan kegiatan perekonomian nasional Statistik Indonesia, 2000. Dengan demikian sejak tahun 1999 sampai dengan akhir periode penelitian tahun 2004 pengeluaran pembangunan pemerintah riil cenderung mengalami peningkatan. Meskipun pada tahun 2003 pengeluaran tersebut mengalami penurunan, namun penurunannya tidak setajam pada tahun 1998.

5.4. Investasi Swasta

Investasi swasta dialokasikan untuk penyediaan barang-barang modal yang dapat meningkatkan kapasitas produksi, yang kemudian pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investasi swasta dalam penelitian ini mencakup Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Luar Negeri PMLN. Perkembangan investasi swasta riil dapat dilihat pada Gambar 5.4. Pada periode awal penelitian tahun 1975 investasi swasta riil mencapai sebesar Rp 4.345,25 milyar. Pada periode selanjutnya perkembangan investasi swasta riil cenderung berfluktuasi. Pada tahun 1997 investasi swasta meningkat tajam sebesar Rp 24.128,04 milyar. Namun pada tahun 1998 investasi tersebut menurun drastis hingga mencapai angka Rp 1.129,33 milyar. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat inflasi pada tahun 1998, serta kondisi perekonomian yang tidak stabil. Ketidakstabilan perekonomian tersebut diikuti oleh ketidakstabilan politik, sosial, dan keamanan. Situasi ini menyebabkan para investor tidak mau mengambil resiko menanamkan modalnya, sehingga akumulasi modal yang tersedia hanya sedikit. Investasi Swasta Riil 100.00 5100.00 10100.00 15100.00 20100.00 25100.00 1 9 7 4 1 9 7 6 1 9 7 8 1 9 8 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 2 2 2 4 Tahun M ily ar R p Sumber: BPS 1975-2004, diolah Gambar 5.4. Perkembangan Investasi Swasta Riil 2002=100 Setelah melewati masa krisis, investasi swasta riil mulai meningkat kembali. Hal ini dikarenakan pemerintah melakukan kebijakan yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya kembali, terutama untuk investor asing. Karena semenjak iklim investasi di Indonesia tidak kondusif, banyak investor asing yang berhati-hati dan sangat selektif untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pada tahun 2002 hingga tahun 2004 investasi swasta riil mulai menurun kembali namun penurunannya tidak setajam pada tahun 1998. Pada akhir 2004 investasi swasta riil mencapai sebesar Rp 8.535,66 milyar.

5.5. Pekerja