Koefisien Penyebaran Daya Penyebaran Ke Belakang

62 Nilai ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp 1 juta maka sektor perdagangan, hotel dan restoran akan meningkatkan permintaan inputnya secara langsung dan tidak langsung terhadap sektor lain maupun sektor itu sendiri sebesar Rp 331.330 dan Rp 1.428.660. Nilai keterkaitan ke belakang yang besar dari suatu sektor mengindikasikan bahwa sektor tersebut masih bergantung pada output yang dihasilkan oleh sektor di dalam Provinsi Jambi itu sendiri, sebaliknya nilai keterkaitan ke belakang yang kecil mengindikasikan besarnya ketergantungan sektor tersebut terhadap output yang berasal dari luar Provinsi Jambi .

5. 3 Analisis Dampak Penyebaran

Dengan menggunakan analisis dampak penyebaran, dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang mempunyai kemampuan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor hulu dan hilirnya melalui mekanisme transaksi pasar output dan input. Dampak penyebaran dianalisis berdasarkan koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran.

5.3.1 Koefisien Penyebaran Daya Penyebaran Ke Belakang

Nilai koefisien penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang yang terboboti dengan jumlah sektor kemudian dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor. Koefisien penyebaran menunjukkan efek relatif yang ditimbulkan oleh keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang antar suatu sektor dengan seluruh sektor yang ada dalam suatu perekonomian. Hal ini dapat diartikan bahwa koefisien penyebaran adalah efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena peningkatan output sektor 63 tersebut terhadap output sektor-sektor lain yang digunakan sebagai input oleh sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung sektor hulu. Tabel 5.9 di bawah ini menunjukkan nilai koefisien penyebaran dari masing-masing sektor perekonomian yang ada di Provinsi Jambi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai koefisien tertinggi yaitu sebesar 1,77940, menyusul sektor industri pengolahan sebesar 1,58045, kemudian sektor pertanian sebesar 1,23516, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1,22795, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,19706, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1,08146. Nilai koefisien penyebaran yang lebih besar dari satu memiliki arti bahwa sektor tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya, sehingga dapat disimpulkan bahwa keenam sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran terbesar telah mampu meningkatkan sektor hulunya. Tabel 5.9 Koefisien Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Sektor Koefisen Penyebaran 1. Pertanian 1,23516 2. Pertambangan dan Penggalian 0,06919 3. Industri Pengolahan 1,58045 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,22795 5. Bangunan 0,47602 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,77940 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,08146 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,19706 9. Jasa 0,35331 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2007, Klasifikasi 9 sektor diolah.

5.3.2 Kepekaan Penyebaran Daya Penyebaran Ke Depan