Tinjauan Empiris TINJAUAN PUSTAKA

24 tangga akibat pendapatan rumah tangga yang meningkat. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek induksi konsumsi diperoleh dari masing- masing dengan mengalikan efek induksi konsumsi output dengan koefisien pendapatan rumah tangga dan koefisien tenaga kerja. e. Efek lanjutan flow on effect, merupakan efek dari output, pendapatan, dan tenaga kerja yang terjadi pada semua sektor perekonomian dalam suatu negara atau wilayah akibat adanya peningkatan penjualan dari suatu sektor. Efek lanjutan dapat diperoleh dari pengurangan efek total dengan efek awal.

2.2 Tinjauan Empiris

Samiun 2008 menganalisis perekonomian Provinsi Maluku Utara dengan pendekatan multisektoral. Metode analisis yang digunakan adalah analisis input output dengan “memperbarui” Tabel Input Output 2001, analisis Location Quotient, analisis Shift Share, dan analisis deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa sektor unggulan Provinsi Maluku Utara adalah sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut dan sektor bangunan. Indikator keterkaitan, angka pengganda, penggunaan input, kontribusi PDRB dan aspek keberlanjutan menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan sektor unggulan Provinsi Maluku Utara sebagaimana dijabarkan sebelumnya dalam kebijakan perekonomian. Dari aspek keterkaitan, sektor pertanian memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan dan perikanan, namun memiliki tingkat keterkaitan ke belakang yang sangat rendah. Dari aspek angka pengganda, sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki angka pengganda terkecil. 25 Penelitian yang dilakukan Indrawati 2009 menganalisis analisis dampak sektor unggulan terhadap perekonomian Kota Pangkalpinang menggunakan Tabel Input-Output Kota Pangkalpinang Tahun 2007 diperoleh hasil analisis keterkaitan dari nilai total daya penyebaran dan derajat kepekaan yang tertinggi, Kota Pangkalpinang hanya memiliki dua sektor kunci key sectors atau sektor unggulan yaitu sektor bangunan dengan total daya penyebaran sebesar 1,27206 dan total derajat kepekaan sebesar 1,27853. Sedangkan sektor angkutan jalan raya memiliki total daya penyebaran dan derajat kepekaan masing-masing sebesar 1,12038 dan1,03208. Melalui analisis deskriptif dari lima sektor penghasil output dan nilai tambah terbesar diperoleh bahwa Kota Pangkalpinang memiliki empat sektor kunci key sectors atau sektor yang dapat menjadi sektor unggulan yaitu sektor perdagangan 28,54, bangunan 12,64, pemerintahan umum pertahanan 11,05 dan angkutan jalan raya 8,17. Penelitian yang dilakukan Anwar 2008 menganalisis tentang penentuan sektor kunci dan dampaknya terhadap output, pendapatan, kesempatan kerja di Kota Bandung dengan menggunakan Tabel Input-Output Kota Bandung tahun 2000 dan 2003. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang dan nilai efek penyebaran kedepan dan kebelakang baik pada periode sebelum otonomi daerah tahun 2000 maupun sesudahnya 2003 maka beberapa sektor yang perlu diprioritaskan adalah industri tekstil, pakaian jadi dan kulit, listrik, konstruksi, penginapan hotel bintang dan non bintang, restoran, komunikasi, keuangan, dan jasa pemerintahan dan pertahanan. Di samping itu, terdapat juga kecenderungan semakin menguatnya peran sektor-sektor jasa pada tahun 2003 dilihat dari multiplier output, pendapatan 26 dan kesempatan kerja, sektor penginapan hotel bintang dan non bintang dan sektor komunikasi perlu mendapat prioritas.

2.3 Kerangka Pemikiran Konseptual