37
input sektor-sektor lain untuk keperluan produksi dan disebut sebagai permintaan antara. Sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan input barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi suatu sektor dan disebut sebagai input antara.
4. Permintaan Akhir dan Impor
Permintaan akhir adalah permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan komsumsi, bukan untuk proses produksi. Permintaan akhir terdiri dari
pengeluaran komsumsi rumah tangga, pengeluaran komsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor.
a. Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran komsumsi rumah tangga adalah pengeluaran yang dilakukan rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa dikurangi dengan penjualan
netto barang bekas. Barang dan jasa dalam hal ini mencakup barang tahan lama dan barang tidak tahan lama kecuali pembelian rumah tempat tinggal. Pengeluaran
komsumsi rumah tangga mencakup komsumsi yang dilakukan di dalam dan di luar negeri. Untuk menjaga konsistensi data, maka komsumsi penduduk suatu
negara yang dilakukan di luar negeri diperlakukan sebagai impor, sebaliknya komsumsi oleh penduduk asing di wilayah negara tersebut diperlakukan sebagai
ekspor.
b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran komsumsi pemerintah mencakup semua pengeluaran barang dan jasa untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan administrasi pemerintahan dan
38
pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
c. Pembentukan Modal Tetap
Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang-barang modal baru baik dari dalam maupun impor termasuk barang modal
bekas dari luar daerah. d. Perubahan Stok
Perubahan stok merupakan selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun dengan nilai stok barang pada awal tahun. Perubahan stok dapat
digolongkan menjadi : 1 perubahan stok barang jadi dan setengah jadi yang disimpan oleh produsen, termasuk perubahan jumlah ternak dan unggas serta
barang-barang strategis yang merupakan cadangan nasional, 2 perubahan stok bahan mentah dan bahan baku yang belum digunakan oleh produsen, dan 3
perubahan stok di sektor perdagangan, yang terdiri dari barang-barang dagangan yang belum terjual.
e. Ekspor dan Impor
Berbeda dengan pengertian ekspor dan impor pada umumnya, pada Tabel Input-Output regional yang dimaksud dengan ekspor dan impor barang dan jasa
adalah meliputi transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negaradaerah dengan penduduk Negara atau daerah lain. Transaksi tersebut terdiri dari ekspor
dan impor untuk barang dagangan, jasa pengangkutan, komunikasi, asuransi, dan berbagai jasa lainnya. Transaksi ekspor barang keluar negeri dinyatakan dengan
nilai free on board f.o.b yaitu suatu nilai yang mencakup juga semua biaya
39
angkutan di negara pengekspor, bea ekspor, dan biaya pemuatan barang barang sampai ke kapal yang akan mengangkutnya. Sedangkan transaksi impor dari luar
negeri dinyatakan atas dasar biaya pendaratan landed cost yang terdiri dari nilai cost, insurance and freight c.i.f ditambah dengan bea masuk dan pajak penjualan
impor.
5. Input Primer
Input primer adalah balas jasa atau pemakaian faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Input primer disebut
juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara output dengan input.
6. Upah dan Gaji
Upah dan gaji mencakup semua balas jasa dalam bentuk uang maupun barang dan jasa kepada tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan produksi selain
pekerja keluarga yang tidak dibayar.
7. Surplus Usaha
Surplus usaha adalah balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal. Surplus usaha antara lain terdiri dari keuntungan sebelum
dipotong pajak penghasilan, bunga atas modal, sewa tanah dan pendapatan atas hak kepemilikan lainnya. Besarnya nilai surplus usaha adalah sama dengan nilai
tambah bruto dikurangi dengan upahgaji, penyusutan dan pajak tak langsung netto.
40
8. Penyusutan
Penyusutan yang dimaksudkan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi. Penyusutan merupakan nilai
penggantian terhadap penurunan nilai barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.
9. Pajak Tak Langsung Netto
Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak tak langsung dengan subsidi. Pajak tak langsung mencakup pajak impor, pajak ekspor, bea masuk,
pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya. Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen. Subsidi disebut juga sebagai pajak tak
langsung negara.
41
IV . GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI
4.1 Keadaan Umum
Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak
antara 0º 45’ LS-2º 45’ LS dan 101º 10’BT-104º 55’ BT. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur dengan Laut Cina
Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Peta wilayah
Provinsi Jambi disajikan dalam gambar .
Gambar 4.1 Peta Provinsi Jambi
Luas wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km² dengan luas daratan 50.160 Km² dan luas perairan sebesar 3.274,95 Km². Provinsi Jambi terdiri dari 11
kabupaten atau kota yaitu yang ditunjukkan pada tabel 4.1 Klasifikasi
42
Kabupatenkota dan luas wilayah Provinsi Jambi. Tabel 4.1 Klasifikasi Kabupatenkota dan luas wilayah Provinsi Jambi
No. KabupatenKota Luas Wilayah Persentase
1
Kabupaten Kerinci 3.355,27 km² 6,69
2
Kabupaten Merangin 7.679 km² 15,31
3
Kabupaten Sarolangun 6.184 km² 12,33
4
Kabupaten Batanghari 5.804 km² 11,57
5
Kabupaten Muaro Jambi 5.326 km² 10,62
6
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 km² 10,86
7
Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 km² 9,27
8
Kabupaten Tebo 6.461 km² 12,88
9
Kabupaten Bungo 4.659 km² 9,29
10
Kota Jambi 205,43 km² 0,41
11
Kota Sungai Penuh 391,5 km² 0,78
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011.
Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin sebesar 7.679 Km² atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi
Jambi, dikuti oleh Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing sebesar 6.461 Km² dan 6.184 Km².
Secara administratif, jumlah kecamatan dan desakelurahan di Provinsi Jambi tahun 2010 sebanyak 131 kecamatan dan 1.372 desakelurahan, dimana
jumlah kecamatan dan desakelurahan terbanyak berada di Kabupaten Merangin yaitu 24 kecamatan dan 212 desakelurahan.
Topografi Provinsi Jambi bagian timur umumnya merupakan rawa-rawa sedangkan wilayah barat pada umumnya tanah daratan lahan kering dengan
topografi bervariasi dari datar, bergelombang sampai berbukit. Secara spesifik daerah hulu merupakan bentangan pegunungan Bukit Barisan, sebagian
43
diantaranya merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Jenis tanah secara umum didominasi oleh podlosik merah kuning 44,56. Jenis tanah
lainnya adalah Latosol, termasuk Regosol 18,67, Gley Humus 10,74 sisanya organosol.
Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi beriklim tipe B berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan
kering 2-4 bulan. Rata-rata curah hujan bulanan adalah 179-279 mm pada bulan basah dan 68-106 mm pada bulan kering.
4.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja