Pengukuran Konsentrasi CO Pengaruh Pemberian Paraquat, Difenoconazol, dan BPMC (Buthylphenylmethyl Carbamate) Terhadap CO2 yang Dilepaskan dari Bahan Gambut dengan Inkubasi Tertutup dan Terbuka

19 jari adalah 16-23 di antara jari-jari telapak tangan. Beberapa daerah dengan lahan gambut tingkat dekomposisi hemik umumnya digunakan sebagai lahan pertanian, hutan, dan habitat satwa liar. Selain itu gambut hemik berada pada daerah khatulistiwa.

4.3. Pengukuran Konsentrasi CO

2 pada Inkubasi Tertutup Inkubasi tanah gambut dengan perlakuan herbisida Gramoxone dengan bahan aktif Paraquat, fungisida Score dengan bahan aktif Difenoconazol, dan insektisida Bassa dengan bahan aktif BPMC dilakukan pada tabung tertutup untuk menghidari pengaruh dari luar pada skala laboratorium. Perubahan konsentrasi CO 2 diamati pada saat awal masa inkubasi sampai hari terakhir inkubasi. Pada pengukuran konsentrasi CO 2 pada 7 hari inkubasi tidak ada CO 2 yang masuk maupun yang keluar dari tabung inkubasi yang tertutup rapat, sehingga konsentrasi CO 2 yang terukur merupakan konsentrasi CO 2 akumulasi selama 7 hari inkubasi. Hasil pengukuran kosentrasi CO 2 dari bahan gambut dengan herbisida Paraquat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Konsentrasi CO 2 Dari Bahan Gambut dengan Herbisida Paraquat Hari inkubasi Konsentrasi CO 2 ppm 1 1.744,32 2 2.599,12 4 2.138,79 5 2.204,94 7 6.282,98 Perlakuan bahan gambut dengan herbisida paraquat pada hari ke-1 inkubasi konsentrasi CO 2 yang terukur adalah 1.744,32 ppm, dan pada hari ke-2 inkubasi meningkat menjadi 2.599,12 ppm. Penurunan konsentrasi terjadi pada hari ke-4 inkubasi yaitu sebesar 2.138,79 ppm. Sedangkan pada hari ke-5 dan ke-7 inkubasi konsentrasi CO 2 meningkat kembali menjadi masing-masing sebesar 2.204,94 ppm dan 6.282,98 ppm. Pemberian paraquat menunjukan nilai konsentrasi CO 2 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol bahan gambut. Meningkat dan menurunnya konsentrasi 20 CO 2 berkorelasi dengan aktivitas mikroba dalam tanah. Dalam penelitian Sahid 1992, penambahan paraquat pada 7 hari pertama inkubasi dapat meningkatkan produksi CO 2 yang bersumber dari aktivitas pernapasan mikroba tanah. Konsentrasi CO 2 dapat terlihat menurun pada hari inkubasi lebih lama yakni pada hari ke-60 dan dosis yang diaplikasikan lebih tinggi yaitu sebesar 100 ppm dan 250 ppm. Tabel 5 menyajikan hasil pengukuran konsentrasi CO 2 pada perlakuan Fungisida Difenoconazol. Tabel 5. Konsentrasi CO 2 Dari Bahan Gambut dengan Fungisida Difenoconazol Hari inkubasi Konsentrasi CO 2 ppm 1 1.499,73 2 1.822,27 4 2.472,75 5 1.967,16 7 5.043,72 Fungisida Difenoconazol merupakan fungisida sistemik, fungisida ini masuk keseluruh jaringan tanaman serta dapat membunuh hama yang terdapat di akar, batang, dan daun. Inkubasi bahan gambut dengan penambahan fungisida difenoconazol memiliki pola konsentrasi CO 2 yang berbeda dengan inkubasi paraquat. Pada perlakuan ini konsentrasi CO 2 meningkat dari inkubasi hari ke-1, ke-2, dan hari ke-4 yaitu sebesar 1.499,73 ppm, 1.822,27 ppm, dan 2.472,75 ppm. Namun pada inkubasi hari ke-5 terjadi penurunan konsentrasi CO 2 yaitu sebesar 1.967,16 ppm, dan konsentrasi CO 2 pada hari ke-7 meningkat menjadi 5.043,72 ppm. Pemberian insektisida BPMC terhadap konsentrasi CO 2 memiliki pola yang sama dengan perlakuan difenoconazol Tabel 6. Konsentrasi CO 2 pada hari ke-1,ke- 2, dan ke-4 meningkat yaitu sebesar 1.818,07 ppm, 1.860,75 ppm, dan 2.405,61 ppm. Sedangkan pada hari ke-5 inkubasi terjadi penurunan konsentrasi sebesar 2.039,76 ppm, dan konsentrasi CO 2 meningkat kembali pada masa inkubasi yaitu sebesar 5.112,69 ppm. 21 Dalam penelitian Bartha et al. 1967, penambahan bahan pestisida golongan karbamat dapat meningkatkan produksi CO 2 karena bahan aktifnya termodifikasi oleh reaksi oksidatif. Pada 10 hari pertama inkubasi menunjukan produksi konsentrasi CO 2 yang terus meningkat dan menurun setelah 10 hari waktu aplikasi. Tabel 6. Konsentrasi CO 2 Dari Bahan Gambut dengan Insektisida BPMC Hari inkubasi Konsentrasi CO 2 ppm 1 1.818,07 2 1.860,75 4 2.405,61 5 2.039,76 7 5.112,69 Konsentrasi CO 2 pada perlakuan kontrol menunjukan pola pertambahan yang bersesuaian dengan perlakuan difenoconazol dan BPMC dan berbeda sedikit dengan perlakuan Paraquat untuk pengamatan hari ke 4 Tabel 7 dan Gambar 3. Pada perlakuan kontrol hari ke-1 inkubasi, konsentrasi CO 2 yang terukur adalah sebesar 1.435,42 ppm, dan meningkat pada hari ke-2 yaitu sebesar 1.965,04 ppm. Pada hari ke-4 konsentrasi CO 2 meningkat kembali yaitu sebesar 2.179,53 ppm dan menurun pada hari ke-5 sebesar 1.881,27 ppm. Pada akhir masa inkubasi konsentrasi CO 2 yang terukur adalah 4.716,70 ppm. Tabel 7. Konsentrasi CO 2 Dari Kontrol Bahan Gambut Hari inkubasi Konsentrasi CO 2 ppm 1 1.435,42 2 1.965,04 4 2.179,53 5 1.881,27 7 4.716,70 Kenaikan konsentrasi CO 2 pada awal masa inkubasi berhubungan langsung dengan konsentrasi pestisida yang diaplikasikan pada suatu sistem Bartha et al., 1967. Konsentrasi yang diaplikasikan dari herbisida Paraquat adalah 5.5 ppm, 22 fungisida Difenoconazol 5 ppm, dan BPMC 5 ppm sehingga pada konsentrasi tersebut belum terlihat secara signifikan pengaruhnya terhadap penurunan konsentrasi CO 2 pada bahan gambut. Selain itu waktu hari inkubasi yang relatif singkat yakni 7 hari juga dapat berpengaruh terhadap belum terlihatnya penurunan konsentrasi CO 2. Perubahan konsentrasi CO 2 selama inkubasi dapat terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik ∆ Konsentrasi CO 2 selama waktu inkubasi Pada pengamatan hari kedua perlakuan herbisida Paraquat paling tidak efektif dalam menekan emisi CO 2 dibandingkan dengan perlakuan Difenoconazol dan BPMC. Hal ini terlihat dari emisi CO 2 yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pada pengamatan hari ke empat terjai perubahan yang mana Difenoconazol mempunyai emisi CO 2 lebih tinggi dibandingkan kontrol. Sedangkan Paraquat mempunyai emisi dibawah kontrol. Pada pengamatan hari ke 5 semua perlakuan pestisida mempunyai emisi lebih tinggi dibandingkan kontrol, demikian juga hasil pengamatan emisi CO 2 hari ke 7. Sumber CO 2 dalam inkubasi tertutup tersebut dapat berasal dari 2 hal : 1 dekomposisi bahan gambut; dan 2 respirasi mikroba. Emisi CO 2 yang lebih tinggi dari kontrol pada semua perlakuan perstisida pada pengamatan hari ke 5 dan ke 7 diduga berasal dan meningkatnya respirasi mikroba akibat pemberian pestisida. 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 1 2 4 5 7 ko n sen tr asi C O 2 p p m Hari Inkubasi kontrol paraquat difenoconazol BPMC 23 Pola umum emisi CO 2 pada semua perlakuan termasuk perlakuan kontrol adalah hari ke 1 sampai ke 5 perubahan emisi CO 2 relatif rendah. Peningkatan emisi CO 2 yang cukup nyata terjadi pada hari ke 5 dan ke 7. Kondisi tertutup diduga menyebabkan kekurangan oksigen sehingga meningkatkan aktivitas respirasi mikroorganisme, sehingga tidak ada perbedaan pola antar perlakuan kontrol dengan perlakuan pestisida.

4.4. Pengukuran Fluks CO