23 Pola umum emisi CO
2
pada semua perlakuan termasuk perlakuan kontrol adalah hari ke 1 sampai ke 5 perubahan emisi CO
2
relatif rendah. Peningkatan emisi CO
2
yang cukup nyata terjadi pada hari ke 5 dan ke 7. Kondisi tertutup diduga menyebabkan kekurangan oksigen sehingga meningkatkan aktivitas respirasi
mikroorganisme, sehingga tidak ada perbedaan pola antar perlakuan kontrol dengan perlakuan pestisida.
4.4. Pengukuran Fluks CO
2
pada Inkubasi Terbuka
Fluks CO
2
adalah besarnya aliran konsentrasi CO
2
yang keluar dari suatu luasan lahan tertentu pada periode tertentu, biasanya dinyatakan dalam mgm
2
jam. Fluks yang dihasilkan dari pengukuran dapat dikonversikan menjadi emisi yang dilepaskan
ke atmosfer. Pada inkubasi terbuka dilakukan pengukuran fluks CO
2
karena pada perlakuan ini tabung inkubasi dibiarkan terbuka sehingga terdapat gas CO
2
yang masuk dan keluar, oleh karena itu pada perlakuan ini dapat diukur fluks CO
2
. Hasil penelitian pada perlakuan paraquat yang diinkubasi terbuka Tabel 8
memiliki pola yang berbeda dengan perlakuan paraquat dengan inkubasi tertutup. Pada inkubasi hari ke-1 memiliki nilai fluks sebesar 0,012 mgm
2
sec, kemudian menurun pada hari ke-2 inkubasi sebesar 0,005 mgm
2
sec. Inkubasi hari ke-4 dan ke-5 mengalami peningkatan fluks CO
2
yaitu dari 0,008 mgm
2
sec menjadi 0,013 mgm
2
sec. Sedangkan pada hari ke-7 setelah masa inkubasi fluks CO
2
menurun menjadi sebesar 0,009 mgm
2
sec. Tabel 8. Fluks CO
2
dari Bahan Gambut dengan Herbisida Paraquat Hari inkubasi
Fluks CO
2
mgm
2
sec 1
0,012 2
0,005 4
0,008 5
0,013 7
0,009
24 Pengaruh perlakuan fungisida Difenoconazol terhadap fluks CO
2
dengan inkubasi tertutup Tabel 9 juga menunjukan pola yang berbeda dibandingkan dengan
nilai fluks CO
2
pada pemberian paraquat. Hari ke-1 inkubasi nilai fluks CO
2
sebesar 0,070 mgm
2
sec, kemudian menurun pada hari ke-2 sebesar 0,003 mgm
2
sec. Fluks CO
2
kembali meningkat pada hari ke-4 sebesar 0,005 mgm
2
sec, dan menurun pada hari ke-5 yaitu sebesar 0,003 mgm
2
sec. Hari inkubasi ke-7 fluks CO
2
meningkat sebesar 0,005 mgm
2
sec. Tabel 9. Fluks CO
2
dari Bahan Gambut dengan Fungisida Difenoconazol Hari Inkubasi
Fluks CO
2
mgm
2
sec 1
0,007 2
0,003 4
0,005 5
0,003 7
0,005 Fluks CO
2
pada perlakuan bahan gambut dengan insektisida BPMC Tabel 10 menunjukan pola yang hampir sama dengan perlakuan difenoconazol. Pada hari ke-1
inkubasi fluks CO
2
sebesar 0,020 mgm
2
sec, kemudian menurun pada hari ke-2 inkubasi yaitu sebesar 0,002 mgm
2
sec. Fluks CO
2
meningkat pada hari ke-4 sebesar 0,007 mgm
2
sec, dan menurun pada inkubasi hari ke-5 sebesar 0,002 mgm
2
sec. Peningkatan fluks CO
2
kembali terjadi pada inkubasi ke-7 yaitu sebesar 0,015 mgm
2
sec. Tabel 10. Fluks CO
2
dari Bahan Gambut dengan Insektisida BPMC Hari inkubasi
Fluks CO
2
mgm
2
sec 1
0,020 2
0,002 4
0,007 5
0,002 7
0,015
25 Pada pengukuran fluks CO
2
perlakuan kontrol Tabel 11 terlihat bahwa mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semua perlakuan
pestisida. Tabel 11. Fluks CO
2
dari Kontrol Bahan Gambut Hari inkubasi
Fluks CO
2
mgm
2
sec 1
0,52 2
4,07 4
8,41 5
0,82 7
0,40 Hal ini menunjukkan bahwa emisi CO
2
pada perlakuan kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pestisida atau proses dekomposisi pada perlakuan
kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pestisida. Hal ini menunjukkan bahwa pesisida mampu menekan aktivitas mikroba dekomposer, sehingga emisi CO
2
dari proses dekomposisi menurun drastis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pestisida mampu menekan proses dekomposisi pada tanah gambut.
Fluks CO
2
dipengaruhi oleh produksi dan transpor CO
2,
gas CO
2
dilepaskan ke atmosfer dengan cara difusi dan aliran masa Moren and Lindorth, 2000. Produksi
CO
2
akan menurun dengan adanya pengasaman karena difusi gas terhambat Sitaula et al., 1995. Hasil pengukuran pH pada berbagai perlakuan yang dicobakan disajikan
pada Lampiran 1. Secara umum nilai pH pada perlakuan BPMC lebih rendah jika dibandingkan dengan kontrol, sedangkan perlakuan Paraquat dan Difenoconazol
memiliki nilai pH yang lebih tinggi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan