PERLAKUAN TERBAIK FERMENTASI HASIL DAN PEMBAHASAN

27 dengan penyusutan bobot pada kombinasi dua dan tiga spesies bakteri, penyusutan bobot pada fermentasi menggunakan bakteri tunggal proteolitik masih rendah hanya mencapai 33 pada akhir fermentasi. Rendahnya penyusutan bobot menggunakan bakteri tunggal FLp1 dikarenakan bakteri FLp1 hanya merombak protein tanpa merombak selulosa dan hemiselulosa yang terdapat pada kulit kopi selain itu kandungan protein pada kulit kopi juga lebih kecil dibandingkan serat kasarnya. Penyusutan bobot yang terjadi selama empat hari fermentasi dijelaskan pada Gambar 12. Gambar 12. Susut bobot kulit kopi pada suhu 30 dan 37 o C selama empat hari fermentasi Pada fermentasi menggunakan inokulum kombinasi dua dan tiga spesies bakteri. Penyusutan bobot pada hasil fermentasi menggunakan suhu inkubasi 30 o C lebih besar dibandingkan pada suhu inkubasi 37 o C. Tingginya penyusutan bobot pada suhu 30 o C dikarenakan aktivitas enzim pada suhu 30 o C yang lebih tinggi. Aktivitas enzim yang tinggi menyebabkan banyaknya perombakan selulosa dan hemiselulosa sehingga penyusutan bobotnya juga tinggi. Penyusutan bobot menggunakan kombinasi tiga spesies bakteri lebih besar dibandingkan kombinasi dua dan hanya menggunakan satu spesies bakteri. Hal ini dikarenakan pada kombinasi tiga spesies bakteri terdapat tiga macam enzim yaitu protease, selulase, dan xilanase yang merombak protein, selulosa dan hemiselulosa menjadi senyawa yang sederhana. Tingginya penyusutan bobot dikarenakan adanya perombakan selulosa, hemiselulosa, dan protein oleh enzim yang dihasilkan bakteri menjadi bahan mudah larut sehingga menyebabkan bobot kulit kopi menjadi berkurang Sanchez, 2009.

4.3 PERLAKUAN TERBAIK FERMENTASI

Berdasarkan pengaruh suhu dan waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim, gula pereduksi, total gula, susut bobot, protein terlarut, dan aktivitas spesifik enzim seperti yang telah dijelaskan diatas, perlakuan terbaik yang diterapkan menggunakan bakteri tunggal proteolitik adalah pada suhu 37 o C selama satu hari inkubasi karena pada waktu tersebut aktivitas enzim protease yang dihasilkan lebih tinggi. Perlakuan terbaik menggunakan kombinasi dua spesies bakteri dan kombinasi tiga spesies bakteri yaitu pada suhu 30 o C selama tiga hari inkubasi. Hasil pengujian pada kondisi terbaik dijelaskan pada Tabel 6. 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 Su su t bo bo t Waktu hari FLp1, 30 FLp1, 37 FLs1+FLx3, 30 FLs1+FLx3, 37 FLp1+FLs1+FLx3, 30 FLp1+FLs1+FLx3, 37 28 Tabel 6. Hasil pengujian setelah fermntasi pada perlakuan terbaik dalam substrat kulit kopi Parameter Flp1 FLs1 dan FLx3 FLp1, FLs1, dan FLx3 Aktivitas enzim protease unitml 1.12 - 1.45 Aktivitas enzim selulase dan xilanase nkatml - 2.26 1.84 Kadar protein terlarut mgml 0.07 0.07 0.10 Aktivitas enzim spesifik protease unitmg 15.30 - 18.51 Aktivitas enzim spesifik selulase dan xilanase nkatmg - 31.89 18.44 Gula pereduksi mgml 18.39 25.78 40.85 Total Gula mgml 1391 1492 1544 Susut Bobot 28.3 46.8 50.3 Berdasarkan Tabel 6, fermentasi menggunakan kombinasi tiga spesies bakteri memiliki kemampuan mendegradasi kulit kopi yang lebih baik dibandingkan dengan fermentasi menggunakan satu spesies bakteri dan kombinasi dua spesies bakteri. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya mendegradasi selulosa, hemiselulosa, dan protein menjadi glukosa, xilosa, dan asam amino yang lebih tinggi. Gula pereduksi yang dihasilkan pada fermentasi menggunakan kombinasi tiga spesies bakteri mencapai 40.9 mgml. Banyaknya gula pereduksi yang dihasilkan pada fermentasi menggunakan kombinasi tiga spesies bakteri dikarenakan aktivitas selulase dan xilanase yang lebih tinggi dibandingkan kombinasi dua spesies bakteri. Besar kecilnya gula pereduksi yang dihasilkan menandakan banyak atau sedikitnya aktivitas enzim yang bekerja dalam mendegradasi substrat menjadi gula-gula sederhana. Semakin banyak gula pereduksi yang dihasilkan maka semakin besar aktivitas enzim dalam mendegradasi substrat. Gula-gula sederhana ini umumnya dihasilkan oleh enzim selulase dan xilanase yang mendegradasi selulosa dan hemiselulosa menjadi glukosa dan xilosa. Bekerjanya enzim pada substrat juga dapat dilihat penyusutan bobot pada substrat, kehilangan bobot dapat menandakan bahwa enzim yang dikeluarkan bakteri tersebut mampu menguraikan protein, selulosa dan hemiselulosa yang terdapat pada substrat menjadi senyawa-senyawa sederhana. Berdasarkan tabel diatas, penyusutan bobot substrat pada kombinasi tiga spesies bakteri lebih besar dibandingkan kombinasi dua spesies bakteri dan bakteri tunggal. Berdasarkan aktivitas enzim dan kemampuaanya dalam mendegradasi substrat kulit kopi yang disajikan tabel diatas, perlakuan terbaik fermentasi kulit kopi yaitu menggunakan kombinasi ketiga bakteri yaitu FLp1, FLs1, dan FLx3 yang diinkubasi pada suhu 30 o C selama tiga hari.

4.4 PENGUJIAN KUALITAS BIJI KOPI MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY HPLC