Konstanta Harmonik Perairan Dangkal
10
Gambar 6. Co-Phase M2 di perairan Jawa Yusuf dan Yanagi 2013
2.4.Gaya Coriolis
Gaya Coriolis merupakan gaya yang bekerja pada gerak massa air dalam skala luas yang diakibatkan oleh rotasi bumi. Gaya ini penting diperhitungkan
terutama dalam kajian arus geostropis. Gaya ini memberikan efek aliran rotasi searah jarum jam pada sirkulasi massa air skala luas di belahan bumi utara.
Komponen-komponen Gaya Coriolis dalam sumbu-x dan sumbu-y adalah
=
dan
=
− . dimana
sin
2
f
= parameter Coriolis = Kecepatan sudut rotasi bumi 7.29x10
-5
raddet
= sudut lintang geografis Aliran geostropis dalam kajian sirkulasi massa air dipertimbangkan dengan
memperhatikan suatu parameter yang dikenal dengan Radius Deformasi Rossby Rb untuk daerah model yang diteliti, yaitu Pond dan Pickard, 1983:
f gH
Rb
maks 2
1
dimana : Rb
: radius deformasi Rossby g
: percepatan gravitasi = 9.8 ms
maks
H : kedalaman maksimum m
f : parameter coriolis Untuk kajian wilayah perairan skala kecil atau lokal seperti perairan pantai,
teluk, dan estuari dimana skala lateralnya lebih kecil dari nilai radius deformasi Rossby-nya, maka efek coriolisnya dapat diabaikan. Teluk Mayalibit merupakan
perairan yang relatif kecil dengan panjang lateralnya +- 200 km jauh lebih kecil daripada Radius Deformasi Rossby 200 km dan berada dekat dengan
khatulistiwa sehingga pengaruh gaya coriolis terhadap gerak massa air dapat diabaikan.
11
2.5.Arus Pasang Surut
Pasang surut dapat membangkitkan aliran massa air atau arus dan dikenal sebagai arus pasang surut. Arah aliran arus pasang surut di daerah pantai atau
estuari selalu berlawanan atau bolak-balik saat pasang dan surut. Arah aliran arus pasang surut di daerah tersebut akan membentuk pola ellips selama periode
pasang surut terjadi sedangkan di laut lepas yang jauh dari halangan berupa daratan atau pulau-pulau, memungkinkan arah arus ini berubah secara teratur
membentuk pola yang berputar. Berdasarkan fenomena ini, kecepatan dan arah arus pasang surut dapat direpresentasikan dengan sebuah vektor arus atau
hodograph Gambar 7 dimana ujung-ujung vektor merupakan besar kecepatannya dan satu periode pasang surut adalah satu putaran ellips. Kecepatan
arus pasang surut di daerah pantai lebih besar daripada di daerah laut lepas karena mengalami percepatan aliran akibat adanya penyempitan secara horisontal dan
vertikal oleh dasar laut yang dangkal dan topografi pantai. Kecepatan arus ini di laut lepas pada umumnya kurang dari 0.1 mdetik, sedangkan di daerah pantai
dimana arus ini dapat melewati selat sempit antara dua pulau, kecepatannya dapat mencapai nilai yang lebih besar Pond dan Pickard 1983.
. Gambar 7. Contoh Hodograph arus pasang surut Pond dan Pickard 1983
2.6.Arus Residu
Pola arus sangat mempengaruhi distribusi materi-materi di dalam kolom air, khususnya arus residu pasang-surut. Ramming and Kowalik 1980
mengatakan bahwa arus residu merupakan arus non-pasang surut, dimana sirkulasinya terbentuk ketika suku non-linier yang berhubungan dengan gesekan
dasar dan komponen adveksi digunakan dalam persamaan seperti kenyataan di alam. Arus residu pasang surut memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses dinamika estuari dan pesisir Van Manh dan Yanagi 2000 dalam Arifin et al. 2012. Besar dan arah dari aliran arus residu pasang surut akan menentukan
pertukaran massa air dan proses penyebaran serta pengendapan dari berbagai materi, komposisi sedimen dan polutan di wilayah pesisir dan teluk dalam jangka
panjang Ramming dan Kowalik 1980; Yanagi 1999; Liang et al. 2003.
Arus residu dari komponen utama pasang surut ditentukan melalui persamaan Ramming dan Kowalik 1980:
=
∫ ∫
12
………...1
………...2
………...6 ………...4
………...5 ………...3
dimana adalah adalah komponen kecepatan arah-
x
atau y ms, T adalah periode suatu komponen pasang surut detik, H adalah kedalaman perairan m,
adalah elevasi m, dan t adalah waktu detik.