Dataran Tahap Verifikasi Lapang

29 hutan. Sebaran penggunaan lahan pada proses denudasional vulkanik berdasarkan tingkat torehannya disajikan pada Gambar 26. Keterangan : Belukar Blk, Hutan Hut, Kebun Campuran KC, Lahan Terbuka Daratan LTD, Lahan Terbuka Pesisir LTP, Pemukiman Pmk, Perkebunan Pk, Sawah Swh, Tegalan Tg, Denudasional Vulkanik DV, tertoreh ringan DV1, tertoreh sedang DV2, dan tertoreh berat DV3 Gambar 26 Sebaran Penggunaan Lahan pada Tingkat Torehan Bentuklahan Denudasional Vulkanik

b. Vulkanik Denudasional

Bentuklahan vulkanik denudasinal adalah bentuklahan vulkanik yang mengalami proses denudasi sedemikian rupa, namun ciri khas gunungapi misal: kerucut vulkanik masih terlihat nyata. Bentuklahan ini biasanya digunakan untuk klasifikasi gunungapi yang sudah lama tidak memiliki aktivitas vulkanik dormant. Kenampakan bentuklahan vulkanik denudasional adalah berupa pegunungan, adapun penggunaan lahan yang paling dominan adalah hutan seluas 32.440,7 ha 54. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi topografi yang bergunung dengan lereng curam hingga sangat curam. Adapun kondisi ketinggian dari permukaan laut yang cocok untuk penggunaan lahan ini adalah lebih dari 1000 mdpl Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007. Sebaran penggunaan lahan pada bentuklahan vulkanik denudasional disajikan pada Gambar 27. Keterangan : Belukar Blk, Hutan Hut, Kebun Campuran KC, Lahan Terbuka Daratan LTD, Lahan Terbuka Pesisir LTP, Pemukiman Pmk, Perkebunan Pk, Sawah Swh, Tegalan Tg Gambar 27 Sebaran Penggunaan Lahan pada Bentuklahan Vulkanik Denudasional Blk Hut KC LTD LTP Pmk Pk Swh Tg DV1 316,8 31,8 1637,5 566,4 5,5 317,2 1495,9 711,1 469,5 DV2 4622,6 4159,3 15585, 4458,2 88,0 1840,8 3017,1 4420,4 4397,4 DV3 477,1 1665,9 1071,8 122,8 0,1 68,6 0,0 113,4 495,1 0,0 5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 Lu a s h a Blk Hut KC LTD LTP Pmk Pk Swh Tg Vulkanik, Denudasi 7741,7 32440, 9446,1 1014,1 45,8 962,0 110,7 7178,2 1653,0 0,0 5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 25000,0 30000,0 35000,0 Lu a s h a 54 37 29 41 27 30 Bentuklahan vulkanik denudasional dapat dibedakan berdasarkan tingkat torehannya menjadi vulkanik denudasional tertoreh sedang VD2, dan vulkanik denudasional tertoreh berat VD3. Penggunaan lahan paling dominan pada daerah VD2 maupun VD3 adalah hutan, dengan masing- masing luasan berturut-turut sebesar 6.403,4 ha 49 dan 26.037ha 54. Sebaran penggunaan lahan pada bentuklahan vulkanik denudasional disajikan pada Gambar 28. Keterangan : Belukar Blk, Hutan Hut, Kebun Campuran KC, Lahan Terbuka Daratan LTD, Lahan Terbuka Pesisir LTP, Pemukiman Pmk, Perkebunan Pk, Sawah Swh, Tegalan Tg, Denudasional Vulkanik DV, tertoreh ringan DV1, tertoreh sedang DV2, dan tertoreh berat DV3 Gambar 28 Sebaran Penggunaan Lahan pada Tingkat Torehan Bentuklahan Vulkanik Denudasional

c. Fluvial

Fluvial merupakan proses yang terjadi akibat aktivitas aliran sungai berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan sedimentasi. Proses tersebut menghasilkan bentuklahan-bentuklahan deposisional berupa dataran alluvial Fda dan bentuklahan lain dengan morfologi datar yang tersusun dari material sedimen berbutir halus. Bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvial, antara lain adalah dataran banjir, tanggul alam, teras sungai Van Zuidam 1985. Penggunaan lahan pada bentuklahan fluvial lebih didominasi oleh kebun campuran 27, sawah 24.5, hutan 17, dan belukar 12, dengan masing-masing luasan sebesar 8.486,7 ha, 7.371,3 ha, 5.424,0 ha, dan 3.690,4 ha. Hal ini disebabkan kondisi topografi yang dibentuk oleh proses fluvial berupa topografi dengan kemiringan lereng datar hingga landai yang sangat cocok untuk penggunaan lahan kebun campuran dan sawah. Selain itu di daerah hasil proses fluvial yang memiliki bentuklahan lembah maupun dataran secara dominan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan bisnis yang memiliki nilai jual tinggi, misalnya tanaman kayu sengon maupun jabon yang dalam waktu relatif singkat sudah dapat dipanen yaitu cukup hanya menunggu sekitar 3-5 tahun saja menghasilkanpanen. Adapun sawah persebarannya lebih dominan pada bagian bentuklahan yang mempunyai kondisi lahan cukup air dan dekat dengan pemukiman penduduk. Sebaran penggunaan lahan pada bentuklahan fluvial disajikan pada Gambar 29. Blk Hut KC LTD LTP Pmk Pk Swh Tg VD2 2054,4 6403,4 2073,9 54,9 13,7 174,9 25,6 1999,8 256,6 VD3 5687,4 26037, 7372,2 959,2 32,2 787,1 85,1 5178,4 1396,4 0,0 5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 25000,0 30000,0 Lu a s h a 49 54