Sumber foto :English SA, Wilkinson CR, Baker VJ eds 1997
2. 3 Karang Lunak Soft coral
Karang  lunak  lebih  dikenal  dengan  Alcyonaria  merupakan  satu  jenis Coelenterata
yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan fisik terumbu karang.  Dengan  tubuh  yang  lunak  dan  kokoh,  tubuh  Alcyonaria  lentur  dan  tidak
mudah  putus.  Tubuh  Alcyonaria  lembek  tetapi  disokong  oleh  sejumlah  besar duri–duri  yang  kokoh,  berukuran  kecil  dan  tersusun  sedemikian  rupa  sehingga
tubuh  Alcyonaria lentur dan tidak mudah putus. Duri-duri mengandung kalsium karbonat yang disebut spikula Manuputty 1986.
Karang  lunak  ini  dikenal  dengan  tekstur  tubuhnya  yang  lunak  dan tertanam  dalam  masa  gelatin,  biasanya  hidup  di  daerah  pasang  surut  terendah
yang  aman terhadap kekeringan dan selalu berada pada perairan  yang jernih dan mengandung  sedikit  sekali  endapan.  Koloni  yang  bercabang  biasanya  melekat
pada  substrat  yang  keras.  Secara  fisiologis  karang  ini  mempunyai  persamaan dengan  karang  batu  dalam  proses  respirasi,  mekanisme  pengaturan  organ  dalam
untuk  mengambil  makanan  dari  luar,  serta  dalam  pengeluaran  zat-zat  yang  tidak dipakai dalam tubuh.
2.4 Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang
Umumnya  karang  tumbuh  pada  daerah  terbuka  yang  menghadap  ke  laut. Keanekaragaman,  penyebaran  dan  pertumbuhan  karang  hermatipik  ini  sangat
tergantung  pada  kondisi  lingkungan  tempat  tumbuhnya.  Kondisi  lingkungan  ini pada  kenyataannya  tidak  selalu  tetap,  akan  tetapi  seringkali  berubah  karena
adanya  gangguan, baik  yang berasal dari alam atau aktivitas manusia. Gangguan dapat  berupa  faktor  fisik-kimia  dan  biologis.  Faktor  –  faktor  fisik-kimia  yang
diketahui  dapat  mempengaruhi  kehidupan    atau  laju  pertumbuhan  karang,  antara lain  adalah  cahaya  matahari,  suhu,  salinitas  dan  sedimen.  Sedangkan  faktor
biologis, biasanya berupa predaktor Supriharyono 2000.
2.5 Kondisi Terumbu Karang Kepulauan Seribu
Kondisi  terumbu  karang  Kepulauan  Seribu  banyak  diteliti  oleh  berbagai lembaga  penelitian  seperti  P3O,  LIPI,  UNESCO,  LAPI-ITB,  Balai  Taman
Nasional  Kepulauan  Seribu,  dan  lain–lain.  Secara  umun  kondisi  terumbu  karang di  Kepulauan  Seribu  dikategorikan  dalam  kondisi  buruk  hingga  sedang
LAPI-ITB  2001,  diacu  dalam  Situmorang  2004.  Persentase  tutupan  karang hidup hanya berkisar antara 0-24,9  dan 25 - 49,9. Kerusakan terumbu karang
sebagian diakibatkan oleh penambangan karang batu untuk bahan bangunan serta penangkapan  ikan  dengan  menggunakan  bahan  peledak  dan  bahan  kimia
LAPI - ITB 2001, diacu dalam Situmorang 2004. Dari  berbagai  pengamatan  yang  dilakukan  tercatat  terumbu  karang    yang
terdapat  di  Kepulauan  Seribu  dan  Teluk  Jakarta  mencakup  68  genera  dan  sub genera134 spesies LAPI - ITB 2001, diacu dalam Situmorang 2004
2.6 Metode Akustik
Akustik  merupakan  ilmu  yang  mempelajari  gelombang  suara  dan perambatannya  dalam  suatu  medium,  dalam  hal  ini  mediumnya  adalah  air  laut.
Instrumen  yang  digunakan  dalam  metode  akustik  adalah  sistem  SONAR Sound  Navigation  and  Ranging  yakni  suatu  instrumen  yang  digunakan  untuk
memperoleh  informasi  tentang  objek-objek  bawah  air  dengan  memancarkan gelombang  suara  dan  mengamatimenganalisis  echo  yang  diterima.  Prinsip
dari  pengoperasian  metode  akustik  adalah  dimulai  dari  timer  yang  berfungsi sebagai  penanda  pulsa  listrik  untuk  mengaktifkan  pemancaran  pulsa  yang  akan
dipancarkan  oleh  transmitter  melalui  transducer.  Selanjutnya,  transducer mengubah  energi  listrik  menjadi  energi  suara  ketika  suara  akan  dipancarkan
ke medium. Gelombang akustik yang merambat di kolom perairan akan mengenai
target  seperti  ikan  atau  dasar  perairan  dimana  gelombang  akustik  ini  akan dipantulkan  kembali  dalam  bentuk  echo  dan  akan  diterima  oleh  transducer
dan  mengubahnya  menjadi  energi  listrik  dan  diteruskan  ke  receiver  amplifier. Dalam receiver amplifier ini, sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer
setelah  echo  diterima  harus  diperkuat  beberapa  ribu  kali  sebelum  diteruskan  ke unit  peraga  untuk  ditampilkan  dalam  bentuk  echogram  Simmonds  dan
MacLennan  2005.  Prinsip  dari  pengoperasian  alat  hidroakustik  seperti ditunjukkan pada Gambar 3
Sumber: MacLennan dan Simmonds  2005 Gambar 3  Prinsip pengoperasian alat akustik.
2.7. Transmisi gelombang akustik