Sifat Fisikokimia ME Stearin
Produk MESA yang diperoleh dari proses sulfonasi kemudian dianalisis sifat fisikokimianya untuk mengetahui pengaruh suhu input terhadap tingkat
keberhasilan proses sulfonasi dan juga untuk mengetahui lama proses sulfonasi agar dihasilkan produk yang stabil. Parameter uji yang dilakukan meliputi derajat
keasaman pH, bilangan asam, bilangan iod, viskositas, densitas, kadar bahan aktif dan tegangan permukaan.
.3 Sifat Fisikokimia MESA 4.3.1 Viskositas
Proses sulfonasi ME stearin menghasilkan produk berupa MESA berwarna hitam gelap dengan kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kekentalan
ME stearin yang digunakan sebagai bahan bakunya. Bertambahnya tingkat kekentalan dapat digunakan sebagai salah satu indikator bahwa selama proses
sulfonasi telah terjadi konversi ME menjadi MESA.
Kekentalan suatu cairan atau viskositas merupakan sifat fluida yang dipengaruhi oleh ukuran molekul dan gaya antarmolekul. Terikatnya gugus
sulfonat pada ME menjadikan MESA cenderung memiliki ukuran molekul yang lebih besar sehingga memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan bahan
bakunya ME. Analisis viskositas MESA yang diperoleh menunjukkan variasi rata-rata 12,35 cP sampai dengan 88,44 cP. Data hasil analisis viskositas MESA
pada kondisi proses yang diujikan disajikan pada Lampiran 3A.
Hasil analisis ragam α=0,05 menunjukkan bahwa faktor suhu input, lama proses sulfonasi dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap rata-
rata viskositas MESA. Hasil analisis ragam viskositas MESA selengkapnya disajikan pada Lampiran 3B.
Hasil uji lanjut BNT α=0,05 pada Lampiran 3C menunjukkan rata-rata viskositas MESA suhu input 80, 90 dan 100
o
C berbeda nyata satu sama lainnya. Rata-rata viskositas MESA lama sulfonasi 0 jam, 1 jam 2 jam dan 6 jam berbeda
nyata dengan lama sulfonasi lainnya. Rata-rata viskositas lama sulfonasi 4 jam tidak berbeda nyata dengan 3 jam dan 5 jam, sedangkan lama sulfonasi 3 jam
berbeda dengan viskositas lama sulfonasi 5 jam.
Hasil uji lanjut BNT α=0,05 menunjukkan rata-rata viskositas MESA suhu input 80
o
C dengan lama proses sulfonasi 0 dan 1 jam tidak berbeda namun berbeda nyata dengan yang lainnya. Rata-rata viskositas MESA lama proses
sulfonasi 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam dan 6 jam tidak berbeda nyata. Pada suhu input 90
o
C, rata-rata viskositas MESA yang diperoleh dari lama proses sulfonasi 2 jam, 1 jam dan 0 jam berbeda nyata dengan yang lainnya.
Sedangkan viskositas pada lama proses sulfonasi 6 jam tidak berbeda nyata dengan lama proses sulfonasi 4 dan 5 jam.
Pada suhu input 100
o
C, viskositas MESA yang diperoleh dari lama proses sulfonasi 2 jam, 1 jam dan 0 jam berbeda nyata dengan yang lainnya. Viskositas
pada lama proses sulfonasi 3 jam, 4 jam dan 5 jam tidak berbeda nyata, sedangkan rata-rata viskositas MESA pada lama proses sulfonasi 6 jam tidak berbeda nyata
dengan lama proses sulfonasi 5 jam. Gambar 11 memperlihatkan perubahan rata- rata viskositas MESA pada masing-masing suhu input akibat dari lama proses
sulfonasi yang berbeda.
Gambar 11 Grafik hubungan antara lama proses sulfonasi pada berbagai suhu input dengan viskositas MESA
Suhu input 80 °C
� ; 90 °C
�
dan 100 ° C
� Gambar 11 menunjukkan pada masing-masing suhu input, rata-rata
viskositas MESA meningkat dengan bertambahnya lama proses sulfonasi. Pada gambar tersebut juga terlihat dengan bertambahnya suhu input dari 80 ke 100
o
C akan meningkatkan viskositas MESA. Viskositas MESA pada suhu input 100
o
C lebih tinggi dibandingkan dengan viskositas MESA pada suhu input 80 dan 90
o
C.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
1 2
3 4
5 6
Vi sk
os ita
s M ES
A c
P
Lama proses sulfonasi jam
Hal ini diduga pada suhu input yang lebih tinggi, pembentukan lapisan film pada tube
reaktor akan semakin tipis, yang menyebabkan kontak antara gas SO
3
dengan bahan baku ME semakin optimal dan meningkatkan pembentukan MESA. Peningkatan viskositas MESA disebabkan oleh terikatnya gugus sulfonat pada
rantai hidrokarbon ME. Dengan semakin banyaknya gugus SO
3
terikat pada ME, mengakibatkan peningkatan bobot molekul. Semakin besar bobot molekul,
viskositas cairan akan menjadi lebih tinggi. Menurut Takeuchi 2008 viskositas tinggi disebabkan adanya gaya tarik menarik antar molekul yang besar dalam
cairan, rantai molekul yang tidak teratur, serta suhu sehingga molekul menjadi lebih sulit bergerak.