5.1.8. Model Hubungan Karbon Terikat dengan Biomassa
Potensi kandungan karbon dapat diprediksi dari biomassanya. Berdasarkan dari data biomassa dan karbon diketahui bahwa hubungan antara keduanya adalah
linear positif, dimana kandungan karbon meningkat secara linear seiring dengan meningkatnya biomassa. Tabel 17 menyajikan model hubungan Karbon Terikat
dengan biomassa pada tegakan pohon Mahoni. Tabel 17. Model Hubungan Karbon Terikat dengan Biomassa Pada Mahoni
Bagian Pohon Persamaan
R
2
Batang Cabang
Ranting Daun
Total C = 0,535 W
1,035
C = 0,445 W
1,027
C = 0,399 W
1,020
C = 0,315 W
0,997
C = 0,405 W
1,080
0,981 0,912
0,991 0,990
0,987
Tabel 18 menyajikan model hubungan karbon terikat dengan biomassa pada tegakan pohon Jati.
Tabel 18. Model Hubungan Karbon Terikat dengan Biomassa Pada Jati
Bagian Pohon Persamaan
R
2
Batang Cabang
Ranting Daun
Total C = 0,582 W
0,999
C = 0,645 W
1,189
C = 0,326 W
0,763
C = 0,296 W
1,051
C = 0,503 W
1,030
0,931 0,873
0,841 0,988
0,935
Dari model hubungan antara biomassa dan karbon terikat menunjukkan tingkat keeratan yang sangat tinggi berkisar 87,1 - 99,1 . Hasil ini
menunjukan bahwa C = f W. Nilai R
2
yang mendekati 1 menunjukkan bahwa model penduga karbon terikat dan biomassa tersebut diatas memiliki keterandalan
yang sangat baik.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Komposisi Tegakan dan Analisis Vegetasi
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua jenis tanaman yang dipilih pada umumnya berada pada tahapan pertumbuhan pancang dan tiang. Tanaman
Mahoni ditanam dengan jarak yang rapat dan selama pertumbuhannya tak pernah mendapatkan perlakukan perawatan apapun. Selain itu, asal benih yang digunakan
juga tidak diketahui, sedangkan untuk tanaman Jati ditanam dengan jarak yang lebih jarang dan selama pertumbuhannya tanaman Jati ini juga tidak mendapatkan
perlakuan perawatan apapun, kecuali pada awal penanaman. Benih Jati yang ditanam dilokasi berasal dari hasil stek pucuk Perum Perhutani di Cepu. Karena
ditanam dengan jarak yang berbeda, secara otomatis potensi biomassa di atas permukaan tanahnya juga akan berbeda. Karena kerapatan tegakan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya biomassa Novita 2010. Demikian juga Tresnawan dan Rosalina 2002 menjelaskan bahwa variasi
biomassa sangat dipengaruhi oleh jarak antar individu atau kerapatan individu. Tanaman Mahoni di lokasi didominasi oleh tingkat pancang dan tiang
dengan rata-rata diameter setinggi dada sebesar 9,9 cm dan tinggi total 6,67 m. Untuk tanaman Jati rata-rata diameternya lebih besar yaitu 11,97 cm tetapi tinggi
totalnya lebih rendah yaitu 6,07 m. Perbedaan jarak tanam di lokasi antara kedua jenis ini kemungkinan menjadi elemen yang terpenting yang menyebabkan variasi
diameter dan tinggi total pada Mahoni dan Jati. Hasil perhitungan Analisis Vegetasi menyatakan bahwa di tegakan
Mahoni ditemukan dua jenis lain dalam tingkat semai yaitu Sengon Paraserianthes falcataria dan Sengon Buto. Semai ini tumbuh dibawah pohon
Mahoni. Kemungkin semai Sengon dan Sengon Buto ini berasal dari tanaman pagar di luar petak. Sengon dan Sengon Buto memang ditanam sebagai tanaman
pagar. Sedangkan hasil perhitungan Analisis Vegetasi tumbuhan bawah diketahui bahwa tumbuhan bawah yang terdapat dalam jumlah terbanyak adalah jenis
Bebelimbingan 24500 IndHa dan yang frekuensinya terbesar sering ditemukan dalam petak adalah Rarambutanan.