Model Penduga Biomassa Mahoni dan Jati

Tabel 10. Potensi karbon terikat tanaman Jati pohon terpilih No Pohon DBH cm Kandungan Karbon Terikat kg Batang Cabang Ranting Daun Total 1 5,10 3,96 0,08 0,04 0,33 4,37 2 8,28 13,36 0,20 0,00 0,17 13,73 3 9,55 15,11 0,18 0,07 0,35 15,63 4 10,51 32,83 0,16 0,00 0,37 33,37 5 12,74 35,79 0,24 0,12 0,46 36,49 6 13,69 45,31 0,70 0,15 0,50 46,51 7 15,92 52,27 1,86 0,56 0,70 54,84 8 16,56 145,69 3,03 0,16 1,00 149,73 ■ : Dbh = Diameter setinggi dada

5.1.6. Pembuatan dan Pemilihan model Penduga Biomassa dan Karbon Terikat

5.1.6.1. Model Penduga Biomassa Mahoni dan Jati

Bagian pohon yang digunakan untuk menghitung biomassa diatas permukaan tanah adalah batang, cabang, ranting dan daun. Sedangkan biomassa bagian total merupakan total biomassa yang dikandung oleh semua bagian pohon yang dipilih. Dengan menghitung biomassa per bagian pohon yang ditebang maka model penduga dapat disusun. Persamaan yang disusun dalam penelitian ini didasarkan pada hubungan antara biomassa tiap pohon dengan parameter diameter dan tinggi total. Persamaan model penduga biomassa yang berhasil disusun disajikan berturut-turut pada Tabel 11 dan Tabel 12. Biomassa dilambangkan dengan W, diameter dengan D dan tinggi total dilambangkan dengan H. Sedangkan satuan yang digunakan dalam penyusunan model persamaan penduga ini yaitu kilogram kg untuk biomassa W, centimeter cm untuk diameter D dan meter m untuk tinggi total H. Penentuan model pendugaan yang dipakai dalam menduga biomassa dan karbon dipilih dengan melihat nilai R 2 yang paling besar mendekati 1 atau 100 dan nilai mean square error yang paling kecil mendekati 0 dan juga memperhatikan apakah persamaan tersebut nyata atau tidak pada uji F. Ini akan membantu dalam penentuan model apabila ada 2 jenis persamaan yang memiliki R 2 yang besar dan MSE kecil. Tabel 11. Model Persamaan Penduga Biomassa pada Mahoni No. Bagian Persamaan R 2 Mean Error Ket. Batang W 1 = 6,053 D 2,022 0,675 0,062 W 2 = 0,1749 D 2 H 0,754 W 3 = exp{0,77+0,311[ln D]-2,66[ln D] 2 +0,103[ln D] 3 } W 4 = exp{2,075-0,517[ln D 2 H]+0,103[ln D 2 H] 2 } 0,620 0,689 0,635 0,073 0,340 0,399 Cabang W 1 = 0,0641 D 1,756 W 2 = 0,995D 2 H 0,378 W 3 = exp{-4,476+2,768[ln D]-4,09[ln D] 2 - 0,049[ln D] 3 } 0,670 0,644 0,530 0,111 0,002 0,616 W 4 = exp{-8,218+2,294[ln D 2 H]-0,118[ln D 2 H] 2 } 0,649 0,490 Ranting W 1 = 0,0047 D 1,475 W 2 = 0,038D 2 H 0,747 0,600 0,561 0,197 0,092 W 3 = exp exp{-7,551+3,838[ln D]-3,99[ln D] 2 - 0,08[ln D] 3 } W 4 = exp{-11,178+2,811[ln D 2 H]-0,150[ln D 2 H] 2 } 0,511 0,517 1,113 1,098 Daun W 1 = 0,0319 D 1,907 0,640 0,065 W 2 = 0,029 D 2 H 0,731 W 3 = exp{-0,210-0,274[ln D]+3,54[ln D] 2 – 0,132[ln D] 3 } W 4 = exp{-0,468-0,290[ln D 2 H]+ 0,083[ln D 2 H] 2 } 0,620 0,663 0,622 0,069 0,350 0,394 Total W 1 = 0,3006 D 1,957 W 2 = 0,275D 2 H 0,754 W 3 = exp{0,924+0,519[ln D]-2,85[ln D] 2 - 0,089[ln D] 3 } W 4 = exp{0,861+0,021[ln D 2 H]+0,080[ln D 2 H] 2 } 0,800 0,786 0,821 0,800 0,030 0,033 0,158 0,176 ■ : W = Biomassa kg Tanda = menyatakan bahwa model nyata pada uji F D = Diameter setinggi dada cm Tanda = menyatakan bahwa model tidak nyata pada uji F H = Tinggi total m Tabel 12. Model Persamaan Penduga Biomassa pada Jati No. Bagian Persamaan R 2 Mean Error Ket. 1 Batang W 1 = 0,11 D 2,539 0,902 0,024 W 2 = 0,0518 D 2 H 1,081 W 3 = exp{0,032+0,410[ln D]-2,69ln D] 2 +0,102[ln D] 3 } W 4 = exp{2,075-0,517[ln D 2 H]+0,103[ln D 2 H] 2 } 0,890 0,682 0,635 0,026 0,380 0,399 2 Cabang W 1 = 0,0026 D 2,288 W 2 = 0,00179D 2 H 0,929 W 3 = exp{-6,677+3,742[ln D]-4,09[ln D] 2 - 0,105[ln D] 3 } 0,750 0,673 0,541 0,059 0,077 0,629 W 4 = exp{-8,218+2,294[ln D 2 H]-0,118[ln D 2 H] 2 } 0,649 0,490 3 Ranting W 1 = 0,00098 D 2,330 W 2 = 0,074D 2 H 0,07 0,877 0,693 0,035 0,056 W 3 = exp{-9,262+4,350[ln D]-3,95[ln D] 2 - 0,110[ln D] 3 } W 4 = exp{-11,178+2,811[ln D 2 H]-0,150[ln D 2 H] 2 } 0,499 0,517 1,197 1,098 4 Daun W 1 = 0,01349 D 0,983 0,649 0,027 W 2 = 0,676 D 2 H 0,01 W 3 = exp{-2,396-0,422[ln D]+3,58[ln D] 2 +0,092[ln D] 3 } W 4 = exp{-0,468-0,290[ln D 2 H]+ 0,083[ln D 2 H] 2 } 0,878 0,673 0,622 0,092 0,337 0,394 5 Total W 1 = 0,1496 D 2,438 W 2 = 0,0724D 2 H 1,038 W 3 = exp{0,017+0,663[ln D]-2,93[ln D] 2 - 0,085[ln D] 3 } W 4 = exp{0,861+0,021[ln D 2 H]+0,080[ln D 2 H] 2 } 0,908 0,896 0,767 0,800 0,020 0,023 0,238 0,176 Ket : W = Biomassa kg Tanda = menyatakan bahwa model nyata pada uji F D = Diameter setinggi dada cm Tanda = menyatakan bahwa model tidak nyata pada uji F H = Tinggi total m Tabel 13. Model Persamaan Penduga Karbon pada Mahoni No. Bagian Persamaan R 2 Mean Error Ket. 1 Batang C 1 = 0,08D 2,105 0,670 0,069 C 2 = 0,0798D 2 H 0,798 C 3 = exp{-1,534+1,630[ln D]-3,06[ln D] 2 +0,066[ln D] 3 } C 4 = exp{0,734-0,289[ln D 2 H]+0,088[ln D 2 H] 2 } 0,634 0,682 0,645 0,077 0,380 0,424 2 Cabang C 1 = 0,017 D 1,999 C 2 = 0,0098D 2 H 0,846 C 3 = exp{-6,677-3,742[ln D]-4,09[ln D] 2 - 0,105[ln D] 3 } 0,527 0,623 0,541 0,114 0,091 0,629 C 4 = exp{-10,981+2,966[ln D 2 H]-0,172[ln D 2 H] 2 } 0,658 0,468 3 Ranting C 1 = 0,0015 D 2,507 C 2 = 0,00143D 2 H 0,963 0,547 0,487 0,213 0,213 C 3 = exp{-9,262+4,350[ln D]+3,95[ln D] 2 – 0,110[ln D] 3 } C 4 = exp{-13,910+3,402[ln D 2 H]-0,196[ln D 2 H] 2 } 0,499 0,517 1,197 1,153 4 Daun C 1 = 0,0092 D 1,946 0,664 0,061 C 2 = 0,00096D 2 H 0,99 C 3 = exp{-2,396-0,422[ln D]+3,58[ln D] 2 +0,092[ln D] 3 } C 4 = exp{-3,014-0,170[ln D 2 H]+ 0,46[ln D 2 H] 2 } 0,519 0,637 0,642 0,032 0,337 0,368 5 Total C 1 = 0,1233D 2,066 C 2 = 0,1083D 2 H 0,802 C 3 = exp{0,017+0,663[ln D]-2,93[ln D] 2 - 0,085[ln D] 3 } C 4 = exp{-0,401+0,196[ln D 2 H]-0,049[ln D 2 H] 2 } 0,757 0,752 0,767 0,757 0,044 0,044 0,238 0,248 ■ : W = Biomassa kg Tanda = menyatakan bahwa model nyata pada uji F D = Diameter setinggi dada cm Tanda = menyatakan bahwa model tidak nyata pada uji F H = Tinggi total m Tabel 14. Model Persamaan Penduga Karbon pada Jati No. Bagian Persamaan R 2 Mean Error Ket 1 Batang C 1 = 0,0477 D 2,663 0,924 0,019 C 2 = 0,0169D 2 H 1,172 C 3 = exp{-1,534+1,630[ln D]-3,06[ln D] 2 +0,066[ln D] 3 } C 4 = exp{-3,495-0,978[ln D 2 H]+0,016[ln D 2 H] 2 } 0,975 0,930 0,975 0,006 0,115 0,041 2 Cabang C 1 = 0,00035 D 2,937 C 2 = 0,00011D 2 H 1,281 C 3 = exp{3,049-4,760[ln D]-3,40[ln D] 2 - 0,503[ln D] 3 } 0,763 0,791 0,912 0,090 0,079 0,212 C 4 = exp{3,429- 2,872[ln D 2 H]-0,338[ln D 2 H] 2 } 0,854 0,353 3 Ranting C 1 = 0,0019 D 1,711 C 2 = 0,0017D 2 H 0,678 0,682 0,605 0,063 0,078 C 3 = exp{-0,713-2,269[ln D]+4,50[ln D] 2 – 0,267[ln D] 3 } C 4 = exp{-11,207+2,229[ln D 2 H]-0,132[ln D 2 H] 2 } 0,760 0,628 0,335 0,519 4 Daun C 1 = 0,0371 D 1,021 0,529 0,031 C 2 = 0,0276D 2 H 0,433 C 3 = exp{3,614-3,795[ln D]+3,37[ln D] 2 – 0,315[ln D] 3 } C 4 = exp{6,123-2,793[ln D 2 H]+ 0,263[ln D 2 H] 2 } 0,519 0,857 0,740 0,032 0,060 0,109 5 Total C 1 = 0,055 D 2,618 C 2 = 0,0198D 2 H 1,153 C 3 = exp{-0,985+1,302[ln D]-3,05[ln D] 2 +0,085[ln D] 3 } C 4 = exp{-2,702+0,748[ln D 2 H]+0,033[ln D 2 H] 2 } 0,923 0,975 0,931 0,975 0,019 0,006 0,110 0,039 ■ : W = Biomassa kg Tanda = menyatakan bahwa model nyata pada uji F D = Diameter setinggi dada cm Tanda = menyatakan bahwa model tidak nyata pada Uji F H = Tinggi total m Tabel 11 dan 12 menampilkan 4 bentuk persamaan yang dipilih untuk menduga biomassa pada tanaman Mahoni dan Jati. Secara umum kisaran R 2 dari semua persamaan penduga biomassa Mahoni yang berhasil disusun adalah yaitu 51,1 - 82,1 dan MSE dengan kisaran 0,002 – 1,111. Sedangkan kisaran R 2 dari persamaan penduga biomassa Jati berkisar antara nilai 49,9 - 90,8 dengan kisaran MSE antara 0,020 – 1,197. Persamaan penduga biomassa Mahoni W 1 untuk semua bagian memiliki kisaran R 2 antara 60 - 80 dengan MSE yang kurang dari 1. Sedangkan persamaan W 2, W 3 , dan W 4 kisaran R 2 -nya lebih rendah dan MSE yang lebih besar. Pada persamaan – persamaan penduga biomassa Jati diketahui juga bahwa kisaran R 2 persamaan W 1 merupakan nilai kisaran yang lebih tinggi daripada kisaran R 2 pada persamaan lainnya, yaitu 64,9 - 90,8 dengan kisaran nilai MSE antara 0,20 – 0,059. Hubungan antara diameter dan biomassa pada Mahoni dan Jati dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Dari model persamaan penduga biomassa yang disusun diketahui bahwa hubungan antara biomassa dan diameter memiliki tingkat keterandalan yang lebih baik dibandingkan dengan persamaan yang menggunakan dasar hubungan antar biomassa dan interaksi diameter dan tinggi, ini terlihat dari nilai R 2 yang lebih tinggi dan MSE yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya Salim 2005 dan Onrizal 2004. Ini berarti biomassa tegakan Mahoni dan Jati di atas permukaan tanah di lahan reklamasi bekas tambang pasir Gumulung Tonggoh dapat diduga hanya dengan menggunakan diameter pohon atau sesuai dengan W = f D.

5.1.6.2. Model Penduga Karbon Terikat Pada Mahoni dan Jati