Berdasarkan faktor Ekologi terdapat tiga kriteria penting yang menentukan
RINGKASAN
MAMAY MAISAROH. Analisis Keberlanjutan Pemanfaatan Air Secara
Langsung di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh DWI PUTRO TEJO BASKORO dan KHURSATUL MUNIBAH.
Air merupakan barang publik dan merupakan salah satu jasa lingkungan yang dihasilkan oleh hutan. Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
TNGGP sebagai salah satu Kawasan Pelestarian Alam KPA memiliki potensi sumber daya air yang cukup
besar yaitu berupa surplus sebesar 548.960.480 m
3
th Rushayati 2006. Berbagai pihak dapat memanfaatkan sumber daya air tanpa harus membayar, namun pemanfaatan air yang berlebihan dan tidak
bijaksana dapat mengakibatkan penurunan dalam kualitas dan kuantitas sumber daya air.
Pada kawasan TNGGP kegiatan pemanfaatan sumber daya air dikelola melalui
kelembagaan Forum
Peduli Air
FORPELA TNGGP
yang beranggotakan pihak pengguna air yang memanfaatkan secara langsung air dari
dalam kawasan, namun belum didukung dengan kebijakan teknis yang mengatur pemanfaatan air di KPA sebagai pedoman bagi pengelola kawasan untuk
melakukan evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk 1 Menganalisis bentuk mekanisme kegiatan pemanfaatan air di kawasan TNGGP; 2 Menganalisis status keberlanjutan
kegiatan pemanfaatan air di kawasan TNGGP; dan 3 Menyusun arahan untuk pengelolaan kegiatan pemanfaatan air di kawasan TNGGP. Penelitian ini
dilaksanakan di lokasi pengguna air sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP yang termasuk wilayah administrasi Kabupaten
Bogor.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1 penyebaran kuisioner; 2 wawancara
dan diskusi mendalam in-depth interview; dan 3 pengisian kuisioner Analytical Hierarchy Process AHP. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi
pemerintah dan non-pemerintah. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mencapai tujuan penelitian. AHP digunakan untuk mengetahui
bobot dari dimensi-dimensi keberlanjutan.
Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa mekanisme kegiatan pemanfaatan air di kawasan TNGGP dilakukan dengan
konsep kemitraan bersama lembaga pihak pengguna air bernama FORPELA- TNGGP dan perlu dukungan upaya peningkatan kapasitas kelembagaan pengguna
serta penerbitan
peraturan teknis
pemanfaatan air.
Berdasarkan analisis
keberlanjutan, maka kegiatan pemanfaatan air secara langsung di kawasan TNGGP Kabupaten Bogor
tergolong Cukup Berkelanjutan secara ekologi, kelembagaan dan teknologi, dengan nilai indeks keberlanjutan masing-masing
secara berurutan sebesar 73.79, 66.79, dan 60.51, serta tergolong Berkelanjutan secara sosial dan ekonomi, dengan nilai indeks keberlanjutan
masing-masing secara berurutan sebesar 82.47 dan 81.53. Secara keseluruhan dengan mempertimbangkan prioritasbobot untuk setiap dimensi keberlanjutan,
kegiatan pemanfaatan air secara langsung di kawasan TNGGP Kabupaten Bogor