Berdasarkan faktor Ekologi terdapat tiga kriteria penting yang menentukan Berdasarkan faktor Sosial terdapat dua kriteria yang menentukan yaitu : A

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cianjur, pada tanggal 12 November 1981 dari pasangan Bapak Rd. Achmad Basyah dan Ibu Atikah. Pada tahun 2005, telah menikah dengan Heru Permana, S.Hut dan dikaruniai dua orang anak: Hanifah Nursya’ban dan Muhammad Hafizuddin. Tahun 1999 penulis telah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Bogor dan diterima di IPB melalui jalur PMDK di Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2006 Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Kehutanan dan ditempatkan pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah. Penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah pascasarjana pada tahun 2011 dan diterima pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah PWL IPB dengan bantuan pembiayaan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Pusbindiklatren Bappenas. PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup dan sebagai barang publik yang tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikan bersama global commons atau common resources, sumber daya alam yang dikelola secara kolektif, bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna memperoleh keuntungan Sanim 2011. Ketersediaan air tersebut mengikuti siklus hidrologis yang dipengaruhi secara langsung oleh kondisi ekologi dan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sosial pada suatu wilayah. Dalam segi ekologi, ketersediaan air sangat bergantung pada peran ekosistem hutan sebagai daerah tangkapan air catchment area. Sebagaimana disampaikan oleh Asdak 2007, bahwa tegakan hutan sebagai hulu DAS Daerah Aliran Sungai merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan tata air terhadap seluruh bagian DAS, sehingga setiap aktivitas yang terdapat di dalamnya dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air. Peningkatan jumlah penduduk dalam suatu wilayah sebagai salah satu kondisi sosial turut meningkatkan jumlah kebutuhan air, sedangkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi juga menyebabkan peningkatan kegiatan pemanfaatan air, terutama untuk kebutuhan industri. Kananto et al. dalam Rusdiana 2001 memprekdisikan kebutuhan air di Pulau Jawa dan Madura akan meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk yaitu pada tahun 2020 akan dibutuhkan air sejumlah 60,295.45 juta m 3 tahun. Ketiga kondisi tersebut lambat laun akan membuat ketersediaan air menjadi terbatas, sedangkan kebutuhan air terus meningkat. Dengan demikian, diperlukan suatu pengelolaan pemanfaatan air agar dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup sepanjang masa. Dalam kegiatan pemanfaatan air, terdapat dua cara pandang yang berbeda, yang pertama yaitu cara pandang anthropocentrisme yang menganggap bahwa manusia adalah pemilik semua yang ada di bumi ini sehingga setiap keputusan atau kegiatan ekonomi harus mengedepankan kepentingan manusia di atas kepentingan elemen alam lainnya. Sistem ekonomi muncul dari kelangkaan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia semata, sehingga dalam memperlakukan sumber daya alam cenderung eksploitatif bahkan terkadang destruktif, sehingga air dapat dimanfaatkan secara tidak efisien, boros dan tanpa dilandasi perlunya keberlanjutan dari keberadaan air tersebut. Pandangan yang kedua yaitu ecocentrisme, yaitu menganggap bahwa setiap elemen ekosistem- manusia memiliki kedudukan yang setara dalam mendapatkan kebutuhan dan kepentingannya. Sistem nilai ekonomi yang diberlakukan terhadap benda-benda alam dikaitkan dengan nilai intrinsik yang tidak dapat dinilai secara konvensional oleh perangkat ekonomi semata, sehingga pemanfaatan air diperlakukan secara ramah lingkungan dengan memperhatikan efisiensi dan keberlanjutan dari keberadaan sumber daya air Diesendorf dan Hamilton 1997 dalam Sanim 2011. Pengelolaan pemanfaatan air perlu didasarkan atas cara pandang ecocentrisme, karena ketersediaan air dipengaruhi oleh kondisi ekologi dan harus dapat memenuhi kebutuhan bagi semua makhluk hidup tanpa mengganggu