Penggunaan lahan sawah pada tahun 1990 masih mendominasi luas penggunaan lahan di daerah penelitian yang mencakup 79818,0 ha atau 46,5
dari luas total pengunaan lahan. Kemudian hutan sebesar 23212,7 ha 13,5, dan kebun jati sebesar 18942 ha 11,0, sedangkan penggunaan lahan yang lainnya
masing-masing hanya mencakup kurang dari 10 dari luas total penggunaan lahan, meliputi semak 7,05, kebun campuran 5,6, ladang 3,7, kebun teh
5,2, mangrove 2,3, permukiman 2,1, tambak 2,1, kebun tebu 0,7, kebun karet 0,5, kebun coklat 0,5, dan badan air 0,2.
Pada tahun 2008 penggunaan lahan di DAS Cipunagara masih didominasi oleh sawah dengan luasan 76521,6 ha atau 44,6. Kemudian kebun jati sebesar
17971,5 ha 10,5, dan hutan sebesar 17379,0 ha 10,1, sedangkan penggunaan lahan yang lainnya masing-masing hanya mencakup kurang dari 10
dari luas total penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang luasannya kurang dari 10 adalah semak 8,2, permukiman 7,5, kebun campuran 4,6, ladang
4,2, kebun teh 2,9, tambak 2,3, mangrove 1,9, kebun tebu sebesar 1,2, kebun coklat 0,5, kebun karet 0,5, dan badan air 0,2. Peta
penggunaan lahan tahun 1972, 1990, dan 2008 dapat dilihat pada Gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12.
5.3 Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan Periode 1972-1990 dan
1990-2008 Grafik persen perubahan penutupanpenggunaan lahan tahun 1972-1990
dan 1990-2008 disajikan pada Gambar 13 dan 14. Berdasarkan Gambar tersebut nampak bahwa tipe penggunaan lahan yang cenderung mengalami penambahan
luas adalah permukiman, masing-masing seluas 1,3 dan 5,3, semak masing- masing 2,7 dan 1,2, ladang masing-masing 0,3 dan 0,5, dan tambak
masing-masing 0,9 dan 0,2. Penambahan permukiman secara dominan berasal dari sawah Tabel 12 diperkirakan pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke
tahun mendorong masyarakat untuk merubah penggunaan lahan yang ada untuk dijadikan sebagai lahan permukiman. Penambahan pada kelas semak lebih
disebabkan karena kebun campuran yang dibiarkan begitu saja dalam waktu yang lama oleh masyarakat, sehingga menjadi semak belukar. Pada umumnya semak
merupakan penggunaan lahan transisi dari penggunaan lahan satu ke penggunaan lahan lain.
Gambar 10. Peta PenutupanPenggunaan Lahan DAS Cipunagara Tahun 1972
Gambar 11. Peta PenutupanPenggunaan Lahan DAS Cipunagara Tahun 1990
Gambar 12. Peta PenutupanPenggunaan Lahan DAS Cipunagara Tahun 2008
Penggunaan lahan yang cenderung mengalami penurunan pada dua periode adalah kebun campuran masing-masing 17,4 dan 0,1, kebun jati
masing-masing 4,1 dan 0,5, dan mangrove masing-masing 0,3 dan 0,4. Berdasarkan Tabel 13 dan 14 diketahui bahwa kebun campuran mengalami
penurunan luasan yang cukup signifikan karena banyak beralih fungsi menjadi penggunaan lahan lain seperti sawah, permukiman, kebun tebu, kebun coklat,
ladang, dan beberapa penggunaan lahan lain sedangkan kebun jati sebagian besar terkonversi menjadi sawah. Pengurangan ini terjadi karena sebagian besar
penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani Subang Dalam Angka Tahun, 2008. Sehingga mendorong masyarakat untuk merubah penggunaan lahan
yang ada untuk dijadikan sawah. Sedangkan mangrove berubah menjadi tambak karena penjualan hasil tambak dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Penggunaan lahan hutan, kebun karet, dan kebun teh mengalami peningkatan luas pada periode 1972-1990 dan menurun pada periode 1990-2008.
Hutan menurun menjadi 3,4, kebun karet menjadi 0,04, sedangkan kebun teh berkurang menjadi 0,3. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa
penggunaan lahan hutan menurun karena terkonversi menjadi semak, kebun jati, ladang, sawah, kebun campuran, dan permukiman. Sedangkan kebun karet
terkonversi menjadi sawah, permukiman, dan ladang. Kebun teh berkurang luasannya karena terkonversi menjadi kebun campuran, permukiman, dan sawah.
Adapun dinamika perubahan penggunaan lahan disajikan pada Tabel 12. Penggunaan lahan DAS Cipunagara di kawasan pesisir banyak
dipengaruhi oleh karakteristik fisik lahannya dinamika perubahan garis pantai. Untuk kawasan DAS bagian hulu lebih didominasi oleh faktor manusia.
Sedangkan untuk kawasan DAS bagian tengah relatif statis atau tidak berubah, karena didominasi oleh dataran rendah dengan penggunaan lahan berupa sawah,
yang sebagian besar beririgasi. Grafik Persen Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan 1972-1990 dan 1990-2008 disajikan pada Gambar 13 dan 14.
Gambar 13. Grafik Persen Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan 1972-1990
Gambar 14. Grafik Persen Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan 1990-2008
-20.0 -15.0
-10.0 -5.0
0.0 5.0
10.0 15.0
-0.1 4.0
-17.4 0.0
-4.1 0.3
-0.1 2.4
0.3 -0.3
1.3 10.3
2.7 0.0
0.9 -0.4
P e
ru b
a h
a n
Penggunaan Lahan
ba ht n
kc cklt
jt i krt
t bu t eh
ldg m gv
pm k sw h
sm k sgi
t mk lt
-4.0 -3.0
-2.0 -1.0
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0
0.0
-3.4 -1.0
0.1 -0.6
0.0 0.4
-0.3 0.5
-0.4 5.3
-1.9 1.2
0.0 0.2 -0.3
P e
ru b
a h
a n
Penggunaan Lahan
ba ht n
kc cklt
jt i kr t
t bu t eh
ldg m gv
pm k sw h
sm k sgi
t m k lt
Tabel 12. Arah Perubahan PenutupPenggunaan Lahan
Penggunaan Tahun
Lahan 1972-1990
1990-2008 Badan Air
- swh,kc,ldg - swh
+ kc,ldg,smk,tbu,swh + ldg
Hutan - smk,swh,kc,jti,teh,ldg,swh,smk
- smk,jti,ldg,swh,kc,pmk + kc,jti,teh,ldg,swh,smk
+ teh,ldg Kebun
Campuran - smk,htn,swh,jti,krt,tbu,teh,ldg,pmk
- swh,pmk,tbu,cklt,ldg + smk,htn,jti,cklt,tbu,swh
+ smk,jti,htn,ldg,swh,teh Kebun Coklat
- jti,swh,ldg,pmk.kc - pmk
+ jti,kc,swh + jti,swh,kc,ldgldg,kc
Kebun Jati - htn,swh,kc,cklt,krt,teh,ldg,pmk,smk
- swh,pmk,smk,ldg,kc,cklt,krt + kc,swh,smk,htn,krt,cklt
+ htn,smk,swh,ldg Kebun Karet
- jti,swh - swh,pmk,ldg
+ kc,jti,ldg,swh + swh,jti
Kebun Tebu - swh,kc,ldg,pmk,ba
- pmk,ldg,swh + swh,ldg,kc
+ swh,kc Kebun Teh
- swh,htn - pmk,kc,swh
+ htn,kc,jti,ldg,smk + kc,smk
Ladang - swh,kc,smk,pmk,teh,tbu,krt,htn,ba,tmk
- swh,pmk,kc,jti,cklt,htn,ba,tbu + kc,htn,jti,mgv,swh,smk,ba
+ htn,swh,jti,kc,mgv,tbu,smk,krt,tmk Mangrove
- tmk,lt,ldg - tmk,swh,ldgldg,swh,pmk,lt
+ ldg,swh,tmk,lt + tmk,lt
Permukiman + htn,kc,cklt,jti,tbu,ldg,swh,smk
+ swh,kc,jti,smk,ldg,teh,htn,cklt,krt,tbu Sawah
- kc,jti,cklt,krt,tbu,ldg,mgv,pmk,smk,tmk,lt,ba,htn - pmk,kc,jti,ldg,smk,cklt,krt,tbu,lt
+ htn,kc,cklt,jti,krt,tbu,teh,ldg,swh,smk,ba + jti,kc,smk,htn,tmk,ba,krt,tbu,teh,ldg,mgv,lt
Semak - jti,htn,swh,kc,teh,ldg,pmk
- jti,pmk,swh,kc,ldg + htn,kc,jti,ldg,swh
+ htn,kc,jti,swh Tambak
- mgv,lt - mgv,lt,swh,ldg
+ mgv,lt,ldg,swh + mgv,lt
Laut - tmk,swh,mgv
- tmk,mgv
45
Tabel 13. Matriks Perubahan penggunaan Lahan Tahun 1972-1990
1990 1972
Badan Hutan
Kebun Kebun
Kebun Kebun
Kebun Kebun
Ladang Mangrove
Permukiman Sawah
Semak Sungai
Tambak Laut
Jumlah Air
Campuran Coklat
Jati Karet
Tebu Teh
Badan Air 244,1
0,0 21,7
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 17,1
0,0 0,0
84,3 0,0
0,0 0,0
0,0 367,2
Hutan 0,0
8264,8 748,7
0,0 964,7
0,0 0,0
235,8 565,8
0,0 89,3
1873,4 3513,2
0,0 0,0
0,0 16255,7
Kebun Campuran 14,4
6775,1 5687,3
161,2 3739,8
424,7 16,8
3010,6 2643,3
0,0 865,5
11589,0 4278,9
0,0 0,0
0,0 39206,6
Kebun Coklat 0,0
0,0 4,9
322,3 315,4
0,0 0,0
0,0 23,1
0,0 18,8
141,2 0,0
0,0 0,0
0,0 825,7
Kebun Jati 0,0
6202,9 158,7
193,5 10082,7
61,1 0,0
332,4 940,0
0,0 73,8
5186,2 2495,9
0,0 0,0
0,0 25727,2
Kebun Karet 0,0
0,0 0,0
0,0 103,1
92,3 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
98,4 0,0
0,0 0,0
0,0 293,8
Kebun Tebu 10,0
0,0 284,4
0,0 0,0
0,0 556.4
0,0 38,9
0,0 41,9
1024,5 0,0
0,0 0,0
0,0 1399,6
Kebun Teh 0,0
284,6 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
758,5 0,0
0,0 0,0
202,6 0,0
0,0 0,0
0,0 1245,6
Ladang 0,0
44,9 771,6
0,0 0,0
52,3 72,7
517,1 1276,9
23,2 210,3
2126,8 375,7
0,0 330,5
0,0 5830,0
Mangrove 0,0
0,0 40,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 94,3
2730,2 0,0
0,0 0,0
0,0 1380,1
143,4 4387,9
Permukiman 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 1372,3
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 1372,3
Sawah 3,3
67,2 1217,7
114,0 1086,8
187,6 606,2
0,0 436,8
29,9 1079,7
55660,9 812,4
0,0 190,5
37,6 61561,1
Semak 0,0
1491,9 472,2
0,0 2555,7
0,0 0,0
598,4 103,4
0,0 50,7
1491,2 552,0
0,0 0,0
0,0 7316,8
Sungai 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
1454,1 0,0
0,0 1454,1
Tambak 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
976,6 0,0
0,0 0,0
0,0 760,7
239,5 1976,8
Laut 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
110,9 0,0
117,4 0,0
0,0 897,8
0,0 1126,1
Jumlah 271,8
23131,4 9427,1
791,1 18848,2
818,0 695,7
5452,6 6139,4
3870,7 3802,3
79635,9 12028,0
1454,1 3559,6
420,5 170346,6
46
Tabel 14. Matriks Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1990 – 2008
2008 1990
Badan Hutan
Kebun Kebun
Kebun Kebun
Kebun Kebun
Ladang Mangrove
Permukiman Sawah
Semak Sungai
Tambak Laut
Jumlah Air
Campuran Coklat
Jati Karet
Tebu Teh
Badan Air 233,6
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
38,2 0,0
0,0 0,0
0,0 271,8
Hutan 0,0
17378,8 141,1
0,0 1349,8
0,0 0,0
0,0 738,6
0,0 95,1
344,9 3164,4
0,0 0,0
0,0 23212,7
Kebun Campuran 0,0
0,0 5401,2
31,8 0,0
0,0 428,2
0,5 275,3
0,0 1088,8
1484,9 960,7
0,0 0,0
0,0 9671,3
Kebun Coklat 0,0
0,0 0,0
762,6 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 39,7
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 802,3
Kebun Jati 0,0
0,0 162,7
85,0 14378,2
3,4 0,0
0,0 381,4
0,0 723,1
2513,3 695,7
0,0 0,0
0,0 18942,8
Kebun Karet 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
708,5 0,0
0,0 4,7
0,0 28,1
110,2 0,0
0,0 0,0
0,0 851,6
Kebun Tebu 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 1122,1
0,0 37,0
0,0 90,5
33,1 0,0
0,0 0,0
0,0 1282,7
Kebun Teh 0,0
0,2 127,0
0,0 0,0
0,0 0,0
5013,7 2,0
0,0 302,4
7,5 0,0
0,0 0,0
0,0 5452,7
Ladang 38,2
0,1 149,7
27,7 46,3
0,0 3,3
0,0 5028,3
0,0 419,4
664,6 0,0
0,0 0,0
0,0 6377,6
Mangrove 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 108,9
2941,0 99,2
107,6 0,0
0,0 602,2
16,8 3875,7
Permukiman 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 3642,8
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 3642,8
Sawah 0,0
0,0 1815,8
36,7 293,9
75,4 477,9
0,0 653,4
0,0 5530,6
70629,5 303,7
0,0 0,9
0,1 79818,0
Semak 0,0
0,0 90,7
0,0 1903,3
0,0 0,0
0,2 16,1
0,0 675,8
368,2 8951,9
0,0 0,0
0,0 12006,2
Sungai 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
1454,1 0,0
0,0 1454,1
Tambak 0,0
0,0 12,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 8,0
269,8 0,0
219,5 0,0
0,0 2975,1
58,4 3542,7
Laut 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
133,3 0,0
0,1 0,0
0,0 392,2
0,0 525,6
Jumlah 271,8
17379,0 7900,3
943,8 17971,5
787,4 2031,4
5014,4 7253,6
3344,1 12735,5
76521,6 14076,3
1454,1 3970,4
75,3 171730,6
5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan