5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan
Dari  hasil analisis statistik dengan program Statistica 7.0, diperoleh  suatu gambaran  peluang  tentang  nilai  penaksiran  estimate  koefisien  peubah  yang
berpengaruh terhadap pola perubahan penggunaan lahan. Nilai penaksiran positif menggambarkan  pendugaan  pengaruh  peubah-peubah  yang  diukur  bersifat
meningkatkan  peluang  terjadinya  perubahan  dari  jenis  penggunaan  tertentu  ke penggunaan  lainnya,  sedangkan  nilai  penaksiran  negatif  artinya  sifatnya  kecil
untuk  meningkatkan  peluang  perubahan  dari  jenis  penggunaan  lahan  tertentu  ke penggunaan lain. Perubahan penggunaan lahan  yang dianalisis pada penelitian ini
adalah  perubahan  penggunaan  lahan  dari  hutan  menjadi  lahan  pertanian  dan  dari lahan  pertanian menjadi permukiman.
5.4.1 Faktor  yang  Mempengaruhi  Perubahan  Penggunaan  Lahan  Hutan
Menjadi Lahan Pertanian Periode 1972-2008
Dalam  penelitian  ini,  faktor  fisik  yang  mempengaruhi  perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi pertanian adalah kemiringan lereng, elevasi,
curah  hujan,  geologi  dan  tanah  berpengaruh  nyata  pada  p0,005.  Tabel  15 menunjukkan bahwa nilai yang berwarna merah mempunyai pengaruh nyata yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi pertanian. Faktor kemiringan lereng  yang berpengaruh nyata adalah kelas lereng 0-8 dengan nilai
penaksiran  0,39.  Hal  ini  disebabkan di DAS  Cipunagara  dan  sekitarnya  sebagian besar berupa dataran  rendah  dengan    kemiringan lereng  0-8    yang  penggunaan
lahannya  didominasi  oleh  sawah.  Kondisi  lahan  dengan  tingkat  kelerengan  yang tinggi  tidak  efisien  untuk  lahan  pertanian  karena  membutuhkan  biaya  dan  tenaga
yang sangat besar untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Tabel  15.  Penaksiran  Peluang  Perubahan  Penggunaan  Lahan  Hutan  Menjadi Pertanian
Keterangan Effect
Estimate p
Jenis Tanah Aluvial
-0.64322 0.001544
Andosol 0.95591
0.000757 Latosol
0.24306 0.031648
Podsolik 1.81701
0.000000 Regosol
-0.67355 0.000288
Elevasi 0-25 mdpl
-1.05409 0.078100
25-100 mdpl 2.95350
0,016945 100-250 mdpl
-0.52691 0.093748
250-500 mdpl 0.04041
0.892823 500-1000 mdpl
0.18333 0.558018
Lereng 0-8
0.39561 0.001529
8-15 -0.11508
0.257123 15-25
-0.10798 0.271961
25-40 -0.03873
0.720492 Geologi
Qa, Qad, Qac 1.18470
0.061855 penyusun : alluvium
Pk, Mss, Qav2, Pt -0.49755
0.011348 penyusun : pasir, formasi alluvium
Qol, Msc, Qaf 0.57670
0.019637 penyusun : claysto, formasi sedimen
Qyl -1.12664
0.000097 penyusun : lava, formasi vulkanik
Curah Hujan 76,47 mmbulan
1.85763 0.004452
147,73 mmbulan -0.36060
0.384545 222,62 mmbulan
1.06669 0.068218
229,30 mmbulan -0.70342
0.221968 261,98 mmbulan
-0.35428 0.684025
287,88 mmbulan -0.98764
0.027666 418,74 mmbulan
-0.46588 0.261084
Faktor  elevasi  juga  berpengaruh  nyata  terhadap  peluang  terjadinya perubahan  penggunaan  lahan  hutan  menjadi  pertanian.  Kelas  elevasi  tersebut
adalah  elevasi  0-25  mdpl  dengan  nilai  penaksiran  2,95.  Penggunaan  lahan  untuk pertanian banyak dilakukan pada ketinggian 0-25 mdpl. Faktor curah hujan 76,47
mmbulan dengan nilai penaksiran 1,85 juga  mempengaruhi peningkatan peluang perubahan  penggunaan  lahan  dari  hutan  menjadi  pertanian.  Curah  hujan  tersebut
sesuai untuk penanaman padi sawah. Faktor curah hujan 287,88 mmbulan dengan
nilai  penaksiran  -0,98  menandakan  pengaruhnya  bersifat  kecil  meningkatkan peluang perubahan penggunaan lahan hutan menjadi pertanian.
Faktor  geologi dengan  formasi  alluvium menunjukkan  nilai  penaksiran -0,49,  sedimen  dengan  nilai  penaksiran  0,59,  dan  vulkanik  dengan  nilai
penaksiran  -1,12  berpengaruh  nyata  terhadap  peluang  perubahan  penggunaan lahan  dari  hutan  menjadi  lahan  pertanian.  Formasi  alluvium  dengan  bahan  induk
pasir  ini  kurang  dapat  dimanfaatkan  sebagai  lahan  pertanian  karena  ketersediaan unsur  hara  yang  rendah  dan  meliliki  porositas  tinggi  sehingga  tidak  dapat
mengikat  air. Selain  itu  juga  dipengaruhi  oleh  ketersediaan  air  yang  berada  pada daerah  tersebut.  Sedangkan  formasi  sedimen  dengan  penyusun  claystone
tergolong subur untuk lahan pertanian. Faktor tanah  yang juga berpengaruh nyata adalah  tanah  aluvial,  andosol,  podsolik,  dan  regosol.  Tanah  berkaitan  dengan
bahan  induk.  Tanah  aluvial  dan  regosol  tergolong  subur  untuk  lahan  pertanian, karena  didominasi  oleh  endapan  liat,  pasir,  dan  tuf  vulkan.  Sedangkan  andosol
juga  termasuk  subur  karena  berkembang  dari  bahan  induk  vulkanik  dengan kandungan bahan amorf  yang tinggi.
Hasil  perhitungan  goodness  of  fit  yang  disajikan  pada  Tabel  16 menunjukkan nilai  scaled deviance  sebesar 1,03 dan pearson chi  1,05 diartikan
bahwa hasil estimasi ini sama dengan kondisi yang ada di lapangan. Tabel  16.  Perhitungan  goodness  of  fit  Peluang  Perubahan  Penggunaan  Lahan
Hutan Menjadi Pertanian Stat.
Df Stat.
StatDf
Deviance
2221 2298.65
1.034961 Scaled Deviance
2221 2298.65
1.034961 Pearson Chi
2
2221 2345.83
1.056202 Scaled P. Chi
2
2221 2345.83
1.056202 Loglikelihood
-1149.32
5.4.2  Faktor  yang Mempengaruhi