nilai penaksiran -0,98 menandakan pengaruhnya bersifat kecil meningkatkan peluang perubahan penggunaan lahan hutan menjadi pertanian.
Faktor geologi dengan formasi alluvium menunjukkan nilai penaksiran -0,49, sedimen dengan nilai penaksiran 0,59, dan vulkanik dengan nilai
penaksiran -1,12 berpengaruh nyata terhadap peluang perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan pertanian. Formasi alluvium dengan bahan induk
pasir ini kurang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena ketersediaan unsur hara yang rendah dan meliliki porositas tinggi sehingga tidak dapat
mengikat air. Selain itu juga dipengaruhi oleh ketersediaan air yang berada pada daerah tersebut. Sedangkan formasi sedimen dengan penyusun claystone
tergolong subur untuk lahan pertanian. Faktor tanah yang juga berpengaruh nyata adalah tanah aluvial, andosol, podsolik, dan regosol. Tanah berkaitan dengan
bahan induk. Tanah aluvial dan regosol tergolong subur untuk lahan pertanian, karena didominasi oleh endapan liat, pasir, dan tuf vulkan. Sedangkan andosol
juga termasuk subur karena berkembang dari bahan induk vulkanik dengan kandungan bahan amorf yang tinggi.
Hasil perhitungan goodness of fit yang disajikan pada Tabel 16 menunjukkan nilai scaled deviance sebesar 1,03 dan pearson chi 1,05 diartikan
bahwa hasil estimasi ini sama dengan kondisi yang ada di lapangan. Tabel 16. Perhitungan goodness of fit Peluang Perubahan Penggunaan Lahan
Hutan Menjadi Pertanian Stat.
Df Stat.
StatDf
Deviance
2221 2298.65
1.034961 Scaled Deviance
2221 2298.65
1.034961 Pearson Chi
2
2221 2345.83
1.056202 Scaled P. Chi
2
2221 2345.83
1.056202 Loglikelihood
-1149.32
5.4.2 Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Penggunaan
Lahan Pertanian Menjadi Permukiman Periode 1972-2008
Salah satu perubahan penggunaan lahan pada DAS Cipunagara adalah perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi permukiman. Hal ini
menunjukkan kebutuhan akan permukiman merupakan faktor terbesar yang mendorong terjadinya konversi lahan tersebut. Tabel 17 menunjukkan faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi permukiman adalah kemiringan lereng, elevasi, geologi, dan tanah.
Tabel 17. Penaksiran Peluang Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Permukiman
Keterangan
Effect Estimate
p
Jenis Tanah Aluvial
-0.04427 0.766709
Andosol
-1.15737 0.003688
Latosol
0.00160 0.988135
Podsolik
0.31096 0.040173
Regosol
-0.33743 0.065213
Elevasi 0-25 mdpl
-0.82425 0.000687
25-100 mdpl
0.13738 0.547689
100-250 mdpl
0.89404 0.000020
250-500 mdpl
0.43610 0.077588
500-1000 mdpl
0.60587 0.015682
Lereng 0-8
1.55581 0.000000
8-15
-0.50687 0.028482
15-25
-0.34052 0.149356
25-40
0.53914 0.016945
Geologi Qa, Qad, Qac
0.62793 0.000156
penyusun : alluvium
Pk, Mss, Qav2, Pt
-0.16839 0.219905
penyusun : pasir, formasi alluvium
Qol, Msc, Qaf
0.17248 0.267102
penyusun : claysto, formasi sedimen
Qyl
-0.18881 0.363004
penyusun : lava, penyusun vulkanik
Curah Hujan 76,47 mmbulan
-0.30381 0.214933
147,73 mmbulan
0.43559 0.029408
222,62 mmbulan
-0.20485 0.222376
229,30 mmbulan
0.07023 0.618597
261,98 mmbulan
0.10348 0.482014
287,88 mmbulan
0.30922 0.164013
418,74 mmbulan
-0.47187 0.033874
Kemiringan lereng yang mepengaruhi perubahan penggunaan lahan lahan dari pertanian menjadi permukiman adalah 0-8 dengan nilai penaksiran 1,55,
dan 8-15 dengan nilai penaksiran -0,50. Peluang terjadinya perubahan lahan dengan nilai penaksiran negatif, dapat diartikan pengaruhnya kecil meningkatkan
terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi permukiman. Seperti halnya perubahan penggunaan lahan hutan menjadi lahan
pertanian, faktor elevasi juga berpengaruh nyata terhadap probabilitas perubahan lahan pertanian menjadi permukiman. Faktor elevasi tersebut adalah kelas elevasi
0-25 mdpl dengan nilai penaksiran -0,8, kelas elevasi 100-250 mdpl dengan nilai penaksiran 0,89, dan kelas elevasi 500-1000 mdpl dengan nilai penaksiran 0,60.
Dengan demikian, semakin luas area dengan tingkat elevasi dengan nilai penaksiran positif, maka probabilitas perubahan lahan pertanian menjadi
permukiman semakin meningkat. Pembangunan permukiman pada kelas elevasi 500-1000 mdpl menunjukkan bahwa kelas elevasi yang tinggi bukan lagi
merupakan faktor pembatas untuk membangun permukiman. Pembangunan permukiman pada kelas elevasi yang tinggi biasanya diikuti oleh pembangunan
sarana aksesibilitas sehingga menjadi penarik untuk menuju ke lokasi permukiman tersebut. Geologi dan jenis tanah tanah sebenarnya tidak
berhubungan dengan permukiman, tetapi lebih berhubungan dengan bentuklahan dimana permukiman lebih banyak ditemukan pada bentuklahan yang relatif datar.
Berdasarkan hasil perhitungan goodness of fit yang disajikan pada Tabel 18 diperoleh nilai scaled deviance sebesar 0,92 dan pearson chi 1,01 yang
menunjukkan bahwa hasil penaksiran terhadap peluang perubahan ini sama dengan kondisi di lapangan.
Tabel 18. Perhitungan goodness of fit peluang perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi permukiman
Stat. Df
Stat. StatDf
Deviance 4549
4214.8 0.92653
Scaled Deviance 4549
4214.8 0.92653
Pearson Chi
2
4549 4595.6
1.01024 Scaled P. Chi
2
4549 4595.6
1.01024 Loglikelihood
-2107.4
5.5 Perubahan Garis Pantai Periode 1972-2008