Tabel 3. Kegunaan masing-masing saluran pada Landsat TM Saluran Spektral
Kegunaan 1
Biru Dirancang
untuk membuahkan
peningkatkan penetrasi ke dalam tubuh air, dan juga untuk
mendukung analisis sifat khas penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi
2 Hijau
Terutama dirancang untuk mengindera puncak pantulan vegetasi pada spektrum hijau yang terletak
diantara dua saluran spektral serapan klorofil dengan maksud untuk membedakan vegetasi dan penilaian
kesuburan
3 Merah
Untuk memisahkan vegetasi, memperkuat kontras antara kenampakan vegetasi, juga menajamkan
kontras antar kelas vegetasi
4 Inframerah
dekat Untuk mendeteksi sejumlah biomassa vegetasi. Hal
ini akan membantu identifikasi tanaman dan memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta
lahan dan air
5 Inframerah
pendek Untuk penentuan jenis tanaman, kandungan air pada
tanaman dan kondisi kelembaban tanah 6
Inframerah thermal
Untuk klasifikasi vegetasi, analisis
gangguan vegetasi, pemisahan kelembaban tanah dan sejumlah
gejala lain yang berhubungan dengan panas 7
Inframerah pendek
Untuk memisahkan formasi batuan dan dapat juga untuk pemetaan hidrotermal
Sumber : Lillesand dan Kiefer 1997
2.5 Interpretasi Citra
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra dan
menilai arti penting obyek tersebut Estes dan Simonett, 1975 dalam Sutanto, 1986. Di dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, ada rangkaian
kegiatan yang diperlukan, yaitu : deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi adalah pengamatan atas ada atau tidaknya suatu obyek pada citra. Identifikasi adalah
upaya untuk mencirikan obyek yang dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup yaitu menggunakan unsur interpretasi citra. Pada tahap analisis
dikumpulkan keterangan lebih lanjut untuk membuat kesimpulan Lint dan Simonett, 1975 dalam Sutanto, 1986.
Pengenalan obyek merupakan tahap yang sangat penting dalam interpretasi citra, bila obyek tidak dikenal maka analisis maupun pemecahan
masalah tidak mungkin dilakukan. Tujuh unsur-unsur interpretasi citra yang dikemukakan oleh Lillesand dan Kiefer 1990 yaitu :
1. Bentuk; ialah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk beberapa obyek demikian mencirikan sehingga citranya dapat diidentifikasi
langsung hanya berdasarkan kriteria ini. 2. Ukuran; obyek harus dipertimbangkan sehubungan dengan skala foto.
3. Pola; ialah hubungan susunan spasial obyek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau hubungan merupakan karakteristik bagi banyak obyek
alamiah maupun bangunan, dan akan memberikan suatu pola yang membantu penafsir untuk mengenali obyek tersebut.
4. Bayangan; penting bagi penafsir dalam dua hal yang bertentangan, yaitu: o
Bentuk atau kerangka bayangan dapat memberikan gambaran profil suatu obyek dapat membantu interpretasi.
o Obyek di bawah bayangan hanya dapat memantulkan sedikit
cahaya dan sukar diamati pada foto menghalangi interpretasi. 5. Rona; ialah warna atau kecerahan relatif obyek pada foto.
6. Tekstur; adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Tekstur dihasilkan oleh kumpulan unit kenampakan yang mungkin terlalu kecil
apabila dibedakan secara individual, seperti daun tumbuhan dan bayangannya.
7. Situs atau lokasi obyek dalam hubungannya dengan obyek yang lain, dapat sangat berguna untuk membantu pengenalan suatu obyek.
Kemudian Avery 1992 memberikan penambahan karakteristik asosiasi yang menunjukkan keterkaitan suatu obyek tehadap lokasi dimana obyek tersebut
ditemukan.
2.6 Sistem Informasi Geografis