Tabel 4. Kondisi yang direkomendasikan Asean-Canada CPMS II1995 untuk uji toksisitas pertumbuhan mikroalga.
No. Kondisi Uji
Perlakuan 1
Tipe uji Statis, tidak diperbaharui
2 Temperatur
27±1
o
C 3
Pencahayaan Pencahayaan kontinu
4. Kualitas cahaya
Cool White pencahayaan flouresenct 5
Intensitas cahaya 400±40 foot candle
6. Ukuran labu erlenmeyer
250 ml 7.
Volume larutan uji 100 ml
8. Umur kultur mikroalga yang
digunakan 4-7 hari
9. Kepadatan awal kultur
10
4
selml 10.
Jumlah ulangan per konsentrasi 3
11. Banyaknya pengadukan
2 kali sehari 12.
Air pelarut Media pertumbuhan mikroalga tanpa
EDTA 13
Faktor pengenceran Logaritmik
14 Lama uji
96 jam 15
Pengaruh yang diukur Pertumbuhan jumlah sel
16 Nilai akhir End point
IC
50
, NOEC dan LOEC 17
Kriteria uji yang dapat diterima Rata-rata pertumbuhan pada kontrol
setelah 96 jam mencapai 2x10
5
selml
3.3.6. Pengukuran kualitas air
Kualitas air larutan uji merupakan hal yang penting dalam penelitian, dimana hal ini menentukan bahwa hanya logam berat kadmium dan timbal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan C. gracilis, maka kondisi kualitas air pada larutan uji diusahakan optimum. Pengukuran kualitas air dilakukan di hari ke-0.
Parameter kualitas air yang diukur diantaranya adalah suhu, oksigen terlarut, pH dan salinitas. Pengukuran suhu dan pH dapat diukur menggunakan pH meter,
oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter dan salininitas diukur dengan menggunakan refraktometer. Sebelum dilakukan pengukuran, alat-alat
yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
3.3.7 Pengukuran Konsentrasi Aktual Larutan Uji
Pengukuran konsentrasi aktual dibagi menjadi 3 tahap yaitu, pengenceran larutan, ekstraksi, dan pengukuran konsentrasi aktual dengan AAS. Prosedur
Ekstraksi larutan berdasarkan Standard Method 1992 dan Margusson danWesterland 1981 adalah sebagai berikut:
1. Pada konsentrasi kadmium 0.56 Cd mgl dan 1 Cd mgl serta seluruh konsentrasi timbal diencerkan 10 kali dalam 250 ml, sedangkan
pengenceran konsentrasi kadmium 1.8, 3.2, dan 5.6 mgl dilakukan 100 kali dalam 250 ml.
2. pH larutan diatur sesuai dengan range optimum ekstraksi, yaitu kadmium sampai dengan pH 3 dan timbal sampai dengan pH 2.3 ± 0.2, dengan
penambahan NaOH 1N atau HNO
3
1N 3. Setelah itu dituangkan ke corong pisah dan dilakukan penambahan APDC
2 sebanyak 5 ml serta dikocok ± 1 menit, kemudian ditambahkan 25 ml MIBK dan kocok ± 1 menit. Setelah itu biarkan sampai fase organik dan
anorganik terpisah 4. Setelah terpisah fase organik diambil, dibilas dengan air suling 10 ml dan
dibiarkan ± 5 menit sampai fase organik dan an organik terpisah kembali 5. Kemudia fase organik diambil dan ditambahkan 0.25 ml HNO
3
pekat lalu dikocok. Kemudian larutan tersebut dibiarkan selama 20 menit, setelah itu
ditambahkan 9.75 ml air suling dan dikocok selama 1 menit. Fase terakhir adalah mengambil fase anorganik untuk diukur selanjutnya dalam AAS.
Prosedur pengukuran konsentrasi aktual dengan AAS adalah sebagai berikut:
1. Penyetingan alat yaitu dengan menyesuaikan panjang gelombangnya dan slit width.
2. Pengukuran absorbansi blanko, larutan standart, dan reagent 3. Jika hasil yang diperoleh memiliki koefisisen determinasi 99 maka
larutan standart itu dapat digunakan sebagai acuan untuk menghitung konsentrasi aktual
4. Pengukuran konsentrasi aktual yang diurutkan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi.
3.3.8 Analisis Data