2.1.3 Toksisitas Kadmium Terhadap Organisme Laut
Kadmium ditempatkan pada posisi kedua dari beberapa penelitian toksisitas akut terhadap organisme air. Adapun urutan toksisitasnya adalah
Hg
2+
Cd
2+
Ag
+
Ni
2+
Pb
2+
As
2+
Cr
2+
Sn
2+
Zn
2+
Waldhichuk, 1974 in Hutagalung, 1984 . Toksisitas kadmium terhadap beberapa jenis organisme laut
dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Toksisitas kadmium terhadap beberapa jenis organisme laut
Chongprasith et al., 1999
Jenis Tingkat
Nilai Waktu
Uji Konsentrasi
Referensi Hidup
Akhir jam
µg CdL
Mikroalga
Dunaliella tertiolecta 1000000
NOEC `
546 Thongra-ar et al., 1995
selmL LOEC
96 1693
IC50 3963
Chaetoceros gracilis 1000000
NOEC 290-1000
Hindarti, 1997 selmL
LOEC 96
730-1000 IC50
900-1740
Invertebrata
Ceassostrea comercialis dewasa
LC50 8620
2210 1320
Dechaprompun, 1984 96
Perna viridis Larva
NOEC 140-560
Panggabean, 1997 LOEC
24 350-560
IC50 590-880
Ikan
Lates calcarifer 10 hari
NOEC 3000
Sulaiman, 1995 LOEC
168 9500
IC25 9500
IC50 9500
2.2. Timbal
2.2.1 Karakteristik dan Sumber Timbal
Timbal Pb termasuk golongan unsur transisi IVB terletak pada periode keenam dengan nomor atom 82 dan bobot atom 207.19 grammol. Timbal
berasosiasi dalam bentuk senyawa galena PbS, anglosite PbSO
4
, platterenitte
Pb
3
O
4
dan Cerrussite PbCO
3
. Timbal tidak pernah ditemukan dalam logam murni Palar, 2004.
Timbal banyak digunakan dalam industri baterai, pigmen, keramik, insektisida, bahan peledak, hasil pembakaran bensin yang mengandung bahan
aditif tetraetil dan pembangkit listrik tenaga panas. Timbal tidak termasuk unsur yang esensial bahkan bersifat toksik untuk makhluk hidup karena dapat
menyebabkan kerusakan hebat pada ginjal, sistem reproduksi, hati, otak dan sistem saraf sentral bahkan kematian Saeni, 1989 in Dewi et al., 2005.
2.2.2 Timbal di Laut
Logam timbal bersifat kronik dan kumulatif. Hutagalung dan Hamidah in Dewi et al., 2005. Logam ini dalam bentuk organik lebih toksik daripada
anorganik. Di air laut kandungan timbal normal adalah 0.03 μgL Waldichuk,1974 in Hutagalung, 1984, untuk pengamanan biota laut maka EPA
menetapkan kadar maksimal timbal dalam air laut adalah 0.03- 50 μgL. Dalam
bentuk garam sederhana timbal adalah racun yang sangat berbahaya bagi biota laut pada konsentrasi diatas 2.5 mgL Silalahi, 1999.
Menurut Fredmen et al., 1980 in Rahmawati 1998 menyatakan bahwa di laut timbal memiliki siklus yang singkat, hal ini dikarenakan adanya proses
adsorbsi, desorbsi, presipitasi dan proses biologi oleh organisme yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi timbal dalam air laut, sehingga sedimen
adalah tempat terakhir bagi timbal yang mengendap di lingkungan laut. Keberadaaan garam-garam lain di perairan mengurangi ketersediaan timbal
karena proses presipitasi, seperti timbal berikatan dengan anion-anion karbonat membentuk timbal karbonat yang tidak mudah larut. Hal ini berarti bahwa
dengan meningkatnya salinitas toksisitas timbal akan berkurang. Berdasarkan Golberg, 1983 in Silalahi 1999 kandungan timbal terlarut di laut hanya 10.
Menurut Scoullus in Dewi et al., 2005, Pb dapat menjadi sangat larut di dalam air pada beberapa kondisi perairan tertentu, antara lain; pH rendah,
kandungan bahan organik rendah, konsentrasi padatan terlarut serta berbagai macam garam, yakni kalsium, besi, mangan, seng dan kadmium.
2.2.3 Toksisitas Timbal Terhadap Organisme Laut Chaetoceros gracilis