oleh perusahaan sebagai campuran bagi medium untuk tempat hidup cacing tanah yang diternakkan.
b. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi perusahaan merupakan salah satu pedoman bagi perusahaan untuk tetap fokus pada tujuan didirikannya perusahaan dan
berbagai aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
1 Visi Perusahaan
Memenuhi kebutuhan pasar lokal, khususnya daerah Bogor akan produk cacing tanah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya di sekitar lokasi usaha Magenta Farm.
2 Misi Perusahaan
Magenta Farm akan berusaha mencapai visi dengan cara : a. Melakukan kegiatan produksi cacing tanah dengan volume
yang memadai jumlah permintaan di pasar, khususnya daerah Bogor.
b. Melakukan kegiatan pemasaran cacing tanah, khususnya di daerah Bogor.
c. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.
d. Memberikan bantuan berupa kascing kepada masyarakat di sekitar lokasi usaha yang membutuhkannya untuk melakukan
usaha.
4.2 Analisis Kelayakan Usaha 4.2.1
Aspek Teknis
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membudidayakan cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan
mediummedia, penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan. Setelah kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, maka dapat
dilakukan kegiatan panen, kemudian pascapanen, dan akhirnya dipasarkan. Secara umum, proses produksi dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 2. Proses Produksi Budidaya Cacing Tanah
1 Penyiapan wadah
Wadah harus disiapkan terlebih dahulu karena merupakan suatu tempat sebagai penunjang produksi yang akan berfungsi sebagai media
tumbuh dan pakan bagi kelangsungan hidup cacing tanah yang akan dibudidayakan. Wadah dapat berupa bak-bak yang terbuat dari
tumpukan bata atau ditembok, kotak kayu, kotak plastik, jerigen industri yang dibelah dua, atau wadah yang terbuat dari anyaman
bambu besek. Pemilihan model wadah budidaya cacing tanah dapat dipilih
satu model atau beberapa model sekaligus. Barang-barang bekas, misalnya ember plastik dan peti kayu dapat digunakan sebagai wadah
budidaya cacing tanah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah adalah bahan baku yang diutamakan adalah terbuat
dari plastik atau kayu, karena wadah yang terbuat dari seng atau kaleng akan cenderung lebih mudah berkarat.
Penyiapan wadah
Pembuatan medium
Pemasaran Pascapanen
Penebaran
Panen Pemeliharaan
Penyiapan bibit
Dalam perencanaan bisnis kali ini, wadah yang akan digunakan sebagai penunjang produksi adalah wadah yang terbuat dari anyaman
bambu besek. Alasan dipilihnya model wadah ini adalah karena besek cocok ditempatkan pada unit-unit rak secara berjajar untuk
mengefisiensikan penggunanaan ruang. Selain itu, besek juga membutuhkan biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan kotak
plastik. Besek berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 43 cm,
lebar 35 cm, dan tinggi 16 cm. Sebelum digunakan sebagai wadah, besek harus dialasi dulu dengan plastik yang dapat dikuatkan dengan
staples atau sejenisnya. Besek-besek yang akan digunakan sebagai wadah pembudidayaan cacing tanah disusun pada rak-rak bertingkat
yang terbuat dari kayu. Ukuran rak kayu yang digunakan yaitu dengan panjang 200 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 150 cm, dengan 4 tingkat rak
yang masing-masing tingkat tingginya berjarak 40 cm.
2 Pembuatan medium tempat hidup cacing
Hampir semua cacing tanah menyenangi bahan organik yang mudah membusuk. Bahan organik yang baik digunakan sebagai bahan
pembuatan medium tempat tumbuh cacing tanah di antaranya yaitu batang pisang, jerami padi, eceng gondok, serbuk gergaji, rumput,
sekam padi, sampah pasar, sampah rumah tangga, kotoran ternak, kompos, bahkan daging dan lemak hewan yang sedang membusuk.
Semua kotoran ternak terutama yang sudah dingin, dapat digunakan untuk medium yang langsung dapat berfungsi sebagai pakan cacing
tanah. Bahan organik yang digunakan sebagai bahan pembuatan
medium cacing tanah harus memenuhi persyaratan berikut Rukmana, 2000 :
1. Mempunyai daya serap yang tinggi untuk menahan air, 2. Bersifat gembur dan tidak mudah menjadi padat,
3. Mudah terurai atau terdekomposisi, 4. Tidak mengandung tanah permukaan,
5. Berfungsi sebagai pakan cacing tanah, 6. Tidak mengandung tanin alkaloid,
7. Tidak mengandung minyak atsiri yang berbau tajam. Wirausaha cacing tanah yang sudah melangsungkan usahanya
secara kontinyu dapat menggunakan kascing dari wadah yang lama sebagai medium cacing tanah berikutnya yang akan dibudidayakan.
Medium cacing tanah dapat dibuat dari bahan baku yang bervariasi, disesuaikan dengan tersedianya bahan organik seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, dan kondisi lingkungan setempat. Tata cara membuat medium sarang cacing tanah dapat dilakukan sebagai
berikut: 1. Siapkan bahan organik yang mudah didapat di lingkungan sekitar,
potong-potong menjadi 2 cm – 3 cm, masukkan ke dalam wadah yang berukuran cukup besar, dalam hal ini digunakan drum
berkapasitas 120 liter. 2. Campur semua bahan tadi sambil diaduk dan ditambahkan air, lalu
biarkan berfermentasi selama satu bulan. Pada minggu pertama dan kedua dilakukan pengadukan dua kali seminggu. Sedangkan
pada minggu ketiga dan keempat hanya dilakukan pengadukan seminggu sekali.
3. Campurkan bahan organik yang telah terfermentasi dengan kotoran ternak, dengan perbandingan 70 : 30. Campuran tersebut diaduk
rata, kemudian ditutup plastik selama 24 jam dan dijaga agar tidak menjadi kering.
4. Lakukan pengecekan medium tadi dengan alat bantu termometer dan pH meter untuk mengetahui kelayakan medium yang akan
digunakan. Cara lain yaitu dengan memasukkan cacing ke dalam medium tersebut selama dua hari, jika cacing tetap sehat dan lincah
maka medium tadi telah layak digunakan. Setelah medium siap, maka medium diisikan pada wadah yang
akan digunakan sebagai tempat tumbuh cacing tanah, dalam hal ini
yaitu besek. Setiap besek diisi medium setebal 15 cm – 20 cm, dengan komposisi satu kilogram medium untuk satu kilogram cacing tanah.
3 Penyiapan bibit
Jenis cacing yang akan dibudidayakan yaitu jenis Lumbricus rubellus. Bibit cacing tanah ini dapat diperoleh dari petani
pembudidaya cacing tanah atau dari Asosiasi Kultur Vermi Indonesia AKVI dan Pusat Inkubator Bisnis Ikopin PIBI.
Bibit cacing tanah yang baik adalah cacing tanah stadium dewasa, yaitu berumur 2,5 – 3 bulan dan memiliki klitelium
gelangcincin sebagai tanda siap melakukan perkawinan kopulasi. Bibit cacing tanah dewasa atau disebut cacing induk akan cepat
berproduksi atau bertelur dan menghasilkan anak dalam waktu satu bulan atau lebih.
4 Penebaran
Bibit atau calon induk cacing tanah dapat segera disebar dalam wadah pemeliharaan yang telah diisi medium. Perbandingan jumlah
cacing dengan volume medium yaitu 1 kg : 1 kg. Ketebalan medium dipertahankan setebal 15 cm – 20 cm, agar penanganannya relatif
mudah. Tata cara penebaran bibit atau induk cacing tanah adalah sebagai berikut :
1. Letakkan beberapa bibit cacing tanah pada medium dalam wadah, amati perilakunya. Jika cacing tanah tersebut masuk ke dalam
medium, maka segera sebarkan bibit cacing tanah yang lain. 2. Amati perilaku cacing tanah tersebut setiap 3 jam sekali selama 12
jam, jika tidak ada cacing yang keluar dari medium atau kabur, maka medium tersebut telah cocok sebagai tempat hidupnya.
3. Simpan wadah tadi pada unit-unit rak, dan tutup wadah dengan kertas atau karung goni atau bahan lainnya.
Perilaku cacing tanah yang berkeliaran di atas medium atau kabur, menunjukkan ketidakcocokan antara cacing tanah dengan
medium tersebut. perbaikannya adalah dengan menyiramkan air
secukupnya pada medium tersebut, lalu diperas sampai air perasannya tampak bening. Medium yang telah diperbaiki dapat
kembali digunakan untuk budidaya. Medium yang baru juga dapat digunakan untuk mengganti medium yang tidak cocok tadi.
5 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan pada produksi cacing tanah yang dilakukan Magenta Farm yaitu mencakup kegiatan perawatan
medium, pemberian pakan, pengendalian hama, dan penggantian medium tempat hidup cacing tanah. Berikut ini adalah kegiatan-
kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan pemeliharaan pada budidaya cacing tanah:
a. Perawatan medium