MASALAH GIZI YANG MENGENAI GOLONGAN LANJUT USIA Malnutrisi Energi Protein

V. MASALAH GIZI YANG MENGENAI GOLONGAN LANJUT USIA Malnutrisi Energi Protein

Malnutrisi dapat berarti gizi kurang ataupun gizi lebih. Pada gizi lebih terdapat susunan makanan mungkin seimbang, tapi jumlah yang dikonsumsi secara keseluruhan melebihan apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada gizi kurang, mungkin susunan makanan juga masih seimbang, hanya jumlah keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Walaupun penyebab yang tersering dari malnutrisi pada lanjut usia adalah aspek sosial, gigi, psikologi dan farmakologi, penyebab lain seperti infeksi kronis dan neoplasma harus diperhatikan. Patofisiologi dari malnutrisi terjadi karena satu atau beberapa komponen berikut : - Berkurangnya asupan makanan dan mikronutrien - Menurunnya penyerapan makanan oleh karena penyakit saluran pencernaan - Meningkatnya kebutuhan akan protein,kalori dan mikronutrien karena infeksi atau stress Faktor resiko untuk status gizi kurang pada lanjut usia adalah : - Antropometris, bila berat badan menurun 10 dalam 6 bulan terakhir. - Riwayat gizi, bila ada : o Berbagai intoleransi terhadap makanan diare o Tidak nafsu makanmenolak makan o Makanan tidak seimbang o Penggunaan vitamin suplemen makanan dengan dosis berlebihan o Ketidaktahuan o Masalah ekonomi o Isolasi sosial o Keadaan gigi yang buruk - Penyakit : penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya, alkoholisme, depresi, demensia, polifarmasi.  Gejala dan tanda : Klinikus harus memperhatikan satu atau lebih faktor resiko seperti isolasi sosial, masalah gigi, polifarmasi dan depresi yang merawat dalam keadaan malnutrisi. Tanda-tanda pada pasien sering ditemukan dalam keadaan avitaminosis, defisiensi mineral atau hanya terdapat tanda berkurangnya berat badan, cepat lelah atau penurunan kemampuan kognitif. Beberapa indikator keadaan gizi kurangburuk pada lanjut usia Kretchmer Zimmermann, 1997 : 1. Penurunan berat badan secara berkelanjutan 2. Berat Badan Tinggi Badan yang rendah secara bermakna 3. Penurunan serum protein secara bermakna 4. Perubahan fungsi tubuh secara bermakna 5. Asupan energi dan zat gizi lain di bawah AKG 6. Penurunan lingkar lengan atas secara bermakna 7. Penurunan tebal lemak bawah kulitlipatan kulit secara bermakna 8. Munculnya obesitas berdasarkan berat badan ideal, indeks massa tubuh 9. Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 197 osteoporosis, defisiensi asam folat dan vitamin B12. Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui : 1. Pemeriksaan klinik, meliputi : 1. Tanda-tanda yang dianggap memiliki nilai dalam pemeriksaan gizi 2. Gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut 3. Gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi 2. Pemeriksaan antropometrik, merupakan pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan usia dan derajat kesehatan, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak bawah kulit. 3. Pemeriksaan biokimiawi, paling mudah adalah darah dan urin. 4. Pemeriksaan biofisik, misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat osteoporosis. Status gizi secara kasar diukur dengan BMI Body Mass Index atau IMT Indeks Massa Tubuh dan RLPP Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul. IMT = BB KgTB m² Tabel 5.1. Klasifikasi IMT menurut WHO 1995 : IMT ≤ 18,49 Kekurangan berat badan IMT 18,5 – 24,99 Normal IMT 25 – 29,99 Kelebihan berat badan tingkat ringan overweight IMT ≥ 30 Kelebihan berat badan tingkat berat obesitas IMT berdasarkan jenis kelamin : Kekurangan berat badan : Pria : IMT 20 Wanita : IMT 19 Normal : Pria : IMT 20-25 Wanita : IMT 19-24 Kelebihan berat badan tingkat ringan overweight: Pria : IMT 25-27 Wanita : IMT 24-27 Kelebihan berat badan tingkat berat obesitas: Pria : IMT 27 Wanita : IMT 27 Tapi perlu diingat, lanjut usia dalam perjalanan usianya dapat mengalami pengurangan tinggi badan. Hal ini disebabkan antara lain : 1. Berkurangnya komponen cairan tubuh, sehingga discus intervertebralis relatif kurang mengandung air sehingga menjadi lebih pipih dan mengakibatkan tinggi badan berkurang. 2. Makin tua makin kifosis sehingga tinggi tegak lurusnya berkurang. 3. Osteoporosis pada lanjut usia wanita mudah mengakibatkan fraktur vertebra sehingga tinggi badan berkurang. Penurunan tinggi badan ini akan mempengaruhi hasil IMT. Oleh sebab itu dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut knee height untuk menentukan secara pasti tinggi badan lanjut usia. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 198 TB pria : 59,01 + 2,08 X TL TB wanita : 75,00 + 1,91 X TL – 0,17 X U TL = Tinggi Lutut cm U = Usia tahun Tabel 5.2. Skala rasio menurut klasifikasi Bray,1992 : RLPP Pria RLPP Wanita ≤ 0,95 Tidak beresiko terhadap penyakit kardiovaskular - 0,95 Beresiko terhadap penyakit kardiovaskular - ≤0,8 - Tidak berisiko terhadap penyakit kardiovaskular 0,8 - Berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler Yang saat ini digunakan untuk penilaian status gizi adalah : Mini Nutritional Assessment MNA = Penilaian Status Gizi Mini Nama : Jenis kelamin : Umur : Tgl : BB kg : TB cm : TLkneeheigt cm :

I. Penilaian Antropometrik 1. IMT BBTB dlm kgm2 :